Sirkuit jalan raya Mandalika memanjakan para pebalap MotoGP dengan keamanan yang sangat tinggi serta kualitas aspal terbaik di dunia. Kondisi itu akan membuat para pebalap percaya diri untuk tancap gas mulai musim 2022.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Sirkuit Mandalika yang ditargetkan selesai sepenuhnya pada 30 September 2021 memiliki tingkat keamanan yang sangat tinggi dengan area run-off dan gravel yang lebar. Kondisi ini selaras dengan karakter sirkuit yang mengalir sehingga para pebalap MotoGP akan percaya diri untuk memacu motornya sekencang mungkin. Kualitas lintasan juga istimewa dengan aspal terbaik yang memberikan daya cengkeram tinggi saat akselerasi serta kontrol maksimal ketika deselerasi.
Faktor keselamatan sirkuit ini diakui oleh Dorna, pemegang hak komersial MotoGP, yang beberapa kali meninjau pembangunan sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bahkan, sebagai sirkuit jalan raya, faktor keselamatan sirkuit sepanjang 4,31 kilometer itu sangat tinggi. Keunggulan ini selaras dengan biaya pembangunan yang berkisar antara Rp 1 triliun-1,1 triliun di luar pit building dan tribune.
"Dari tanggapan mereka (Dorna) sangat positif, baik dari sisi sirkuit, termasuk keselamatan. Bahkan, mereka bilang terlalu aman dan itu sangat penting bagi kami. Bagi kami, itu (keamanan) segalanya karena Mandalika adalah sirkuit jalan raya. Konsep sirkuit jalan raya dan MotoGP biasanya tidak sejalan dan biasanya tidak terjadi," ungkap Ricky Baheramsjah, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) dalam konferensi pers daring, Rabu (1/9/2021).
Salah satu contoh tingkat keselamatan tinggi di Mandalika ada pada Tikungan 10 yang terpasang speed trap. Sebelum memasuki tikungan ini, para pebalap bisa melesat lebih dari 320 kilometer per jam. Untuk mengantisipasi kecelakaan, kerb yang lebar standarnya hanya satu meter lantas ditambah menjadi 1,5 meter. Perubahan itu atas masukan Race Direction Dorna Loris Capirossi dan Petugas Keselamatan FIM Franco Uncini saat memeriksa sirkuit itu.
"Dua juara dunia ini (Capirossi dan Uncini), pada saat berdiri di Tikungan 10, berdebat. Yang satu bilang kerb kurang besar. Kerb Misano harus dibawa ke sini. Kemudian, run-off aspal dua kali lebar trek. Maka, belok run off, aspalnya dua kali lebar trek, menjadi 30 meter lebih sampai 50 meter. Gravel-nya 150 meter lagi ke depan. Jadi, aman sekali," ujar Dwianto Eko Winaryo, Direktur Konstruksi dan Pengembangan MGPA.
"Faktor keamanan sirkuit ini akan membuat para pebalap berani membuka gas dan berani late braking. Franco, yang sudah senior bilang, \'saya di sini 350 (km/jam) sudah cukup\'. Tetapi, Capirossi bilang 360 sampai 370 (km/jam). Saya tidak tahu nanti (Marc) Marquez dan Fabio (Quartararo) seperti apa. Jadi, trek ini didesain flowing (mengalir) dan hard braking hanya 3-4 kali. Itu diharapkan bisa menjadi tontonan luar biasa," ujar Dwianto.
Jadi, tinggal sedikit lagi yang perlu diselesaikan. Pada 30 September, semuanya ditargetkan bisa diselesaikan, termasuk pagar luar dan pagar dalam. Semoga kami bisa menyelesaikan itu.
Dengan karakter mengalir itu, berdasarkan simulasi, hanya membutuhkan waktu sekitar 1 menit 10 detik untuk menyelesaikan satu putaran di Sirkuit Mandalika. Kecepatan puncak diperkirakan di sekitar 320 kilometer per jam, tetapi realitanya akan ditentukan saat para pebalap MotoGP memacu motor mereka di Mandalika pada 2022.
"Kami pernah berbicara dengan Marc Marquez dan adiknya Alex Marquez. Mereka menilai ini sirkuit yang mengalir. Di dalam trek sepanjang 4,31 kilometer itu, mereka paling hanya melakukan pengereman maksimal tiga kali. Jadi, memang cepat sekali. Kecepatan bisa 320 kilometer per jam pada speed trap di Tikungan 10. Dengan adanya momen seperti itu, balapan di Mandalika akan sangat menarik," ungkap Happy Harinto, Direktur Strategi dan Komunikasi MGPA.
Keunggulan lainnya dari Sirkuit Mandalika adalah lebar lintasan utama yang mencapai 14,5 meter hingga 15 meter. Biasanya, sirkuit yang dipakai MotoGP lebarnya 12 meter. Kondisi ini juga membuka lebar peluang pebalap untuk saling mendahului. Trek yang lebar itu didukung dengan lapisan aspal terbaik stone mastic asphalt (SMA) pada bagian permukaan. Aspal juga memiliki spesifikasi terbaik dengan penetration grade 82, sebelumnya tingkat tertinggi 72.
"Kami mencari masukan dari para pebalap, mereka ingin seperti apa. Kami mendapat masukan dengan tipe aspal SMA yang memberikan makro tekstur lebih baik bagi pebalap. Aspal ini memberikan grip (cengkeraman) bagus dan saat mengerem memberikan resistensi yang baik. Jadi, saat akselerasi, mereka mendapatkan grip. Saat deselerasi, mereka bisa mengontrol motor dengan baik," ungkap Dwianto.
Terkait dengan progres pembangunan sirkuit, Dwianto menyatakan, pekerjaan sudah mencapai lebih dari 98 persen. "Sekarang ini progress di lapangan tinggal perapihan. Pengaspalan trek utama sudah selesai dan kini dilanjutkan pengaspalan di run-off dan perapihan di gravel, serta pekerjaan kerb," ujar Dwianto.
"Jadi, tinggal sedikit lagi yang perlu diselesaikan. Pada 30 September, semuanya ditargetkan bisa diselesaikan, termasuk pagar luar dan pagar dalam. Semoga kami bisa menyelesaikan itu. Secara prinsip kita sudah siap menggelar Superbike pada November," lanjut Dwianto.
Saat ini, MGPA fokus mempersiapkan diri menggelar Superbike yang dijadwalkan bergulir pada 12-14 November 2021. Ini merupakan ajang pertama di Mandalika yang sekaligus menjadi pemanasan sebelum menggelar tes MotoGP pada 11-13 Februari 2022. Itu merupakan jadwal sementara tes pramusim setelah Sepang, Malaysia, pada 5-6 Februari. Sedangkan jadwal balapan MotoGP 2022 di Mandalika belum dikeluarkan oleh Dorna.
Terkait dengan balapan dengan penonton, Ricky menegaskan, peluang itu masih terbuka. Akan tetapi, MGPA memerlukan panduan dari pemerintah.
"Yang utama kami ingin menggelar ajang yang aman bagi semua. Jika kami boleh menggelar balapan dengan penonton, mungkin kami akan mempertimbangkan persentase tertentu dengan 20.000-30.000 penonton atau sekitar 15 persen kapasitas. Kami juga perlu belajar dari ajang lain dengan penonton yang besar. Kami akan mengadopsi bagaimana mereka menjalankan itu dan berkonsultasi dengan pemerintah. Kami tidak menutup peluang menggelar balapan dengan penonton," ujarnya.