Laga ”panas” Andy Murray versus Stefanos Tsitsipas pada babak pertama Grand Slam AS Terbuka menghadirkan gairah bagi penonton. Meskipun tersingkir dini, Murray dihujani tepuk tangan saat meninggalkan lapangan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
NEW YORK, SENIN — Meskipun tak ada Roger Federer, Rafael Nadal, dan Serena Williams di Amerika Serika Terbuka 2021, penonton yang diperbolehkan datang ke Pusat Tenis Nasional Billie Jean King, Flushing Meadows, New York, sungguh beruntung. Tidak perlu menunggu lama, mereka bisa menyaksikan banyak ”big match” pada hari pertama.
Salah satu di antara laga yang dinanti sejak undian keluar adalah pertemuan unggulan ketiga, Stefanos Tsitsipas, dengan tiga kali juara Grand Slam, Andy Murray. Berlangsung di lapangan utama, Stadion Arthur Ashe, pada Senin (30/8/2021) sore atau Selasa dini hari WIB, laga itu berlangsung hingga lima set dengan durasi 4 jam 49 menit. Tsitispas menang 2-6, 7-6 (7), 3-6, 6-3, 6-4.
”Banyak perngorbanan yang harus saya lakukan untuk memenangi pertandingan ini. Atmosfer yang dimunculkan dari penonton juga sangat bagus. Saya menanti momen seperti ini,” komentar Tsitsipas yang akan berhadapan dengan Adrian Mannarino pada babak kedua.
Laga paling ”panas” pada babak pertama AS Terbuka 2021 itu tidak hanya disaksikan penonton di Stadion Arthur Ashe. Penonton juga memenuhi bagian luar stadion dengan menyaksikan pertandingan dari layar besar.
Setelah AS Terbuka 2020 digelar tanpa penonton karena pandemi Covid-19, turnamen kali ini bisa disaksikan penonton dengan kapasitas maksimal. Namun, sesuai dengan peraturan pemerintah kota New York, mereka diharuskan menunjukkan sertifikat vaksin Covid-19, setidaknya untuk satu dosis. Meski demikian, tak ada kewajiban mengenakan masker bagi mereka.
Bagian dari ”Big Four
Murray menjadi salah satu dari ”hanya tiga tunggal putra di AS Terbuka 2021 dengan gelar juara Grand Slam, selain Novak Djokovic (20 gelar) dan Marin Cilic (satu gelar). Dia mendapatkan gelar Grand Slam pertama di AS Terbuka 2012 yang kemudian ditambahnya dari Wimbledon 2013 dan 2016. Semula, petenis kelahiran Skotlandia itu menjadi bagian dari empat tunggal putra yang mendominasi ajang besar bersama Federer, Nadal, dan Djokovic, hingga muncul julukan ”Big Four”.
Akan tetapi, cedera pinggul yang membuatnya dua kali menjalani operasi menjadikan tubuh Murray harus banyak berisitirahat dari kompetisi. Dia harus menyesuaikan diri kembali dengan mengikuti turnamen level rendah. Peringkat dunianya pun menurun drastis.
Murray berada di puncak peringkat dunia pada November 2016 hingga Agustus 2017. Posisi tiga besar dunia masih dipertahankannya hingga dua bulan kemudian.
Setelah itu, posisinya terus menurun hingga terlempar dari peringkat 100 besar dunia sejak Juni 2018. Saat ini, petenis berusia 34 tahun itu berada di peringkat ke-112 dunia. Pertemuan dengan petenis unggulan pada babak pertama AS Terbuka pun tidak terhindarkan.
Menunjukkan gairah
Meskipun tak lagi bisa bersaing dengan Djokovic, Nadal, dan Federer di level atas, petenis yang telah mendapat gelar ”Sir” dari Kerajaan Inggris itu masih menunjukkan gairahnya untuk berkompetisi, termasuk ketika melawan Tsitsipas. Dia selalu berteriak untuk memompa semangatnya.
Rasanya sudah ratusan tahun lalu itu terjadi, tidak hanya empat tahun lalu. Pada pertandingan hari ini, kami memperlihatkan masih bisa bermain pada level tinggi.
Murray juga tak menyerah begitu saja ketika tertinggal 0-5 pada set keempat. Peraih medali emas Olimpiade London 2012 dan Rio de Janeiro 2016 itu sebenarnya bisa saja melepas set tersebut untuk menyimpan tenaga dan fokus pada set kelima. Namun, Murray tetap berjuang meraih poin demi poin hingga bisa memenangi tiga gim.
Menjadi ”underdog” pada pertandingan tersebut, Murray mendapat dukungan yang lebih meriah dari penonton. Salah satu bentuk dukungan itu terlihat ketika penonton menyoraki Tsitsipas yang memperlambat dimulainya set kelima.
Petenis Yunani itu meminta toilet break dan baru kembali ke lapangan sekitar tujuh menit kemudian. Murray, yang bersiap mengawali servis, harus menanti lebih lama. Atas keterlambatannya memulai pertandingan, Tsitsipas diganjar time violation dari wasit.
Murray bermain dengan baik ketika terjadi reli dari baseline. Namun, dia kesulitan ketika Tsitsipas menerapkan permainan lebih agresif dengan bermain di dekat net. Murray pun harus bertahan jauh di belakang baseline.
Walaupun langsung tersingkir pada penampilan pertamanya di Flushing Meadwos tahun ini, Murray masih menjadi petenis yang dicintai penonton. Tepuk tangan mengiringi langkahnya ketika meninggalkan lapangan.
Ulangan final
”Big match” lain pada babak pertama terjadi pada persaingan tunggal putri, Madison Keys melawan Sloane Stephens. Berlangsung di lapangan yang sama sebelum Tsitsipas melawan Murray, laga ini menjadi ulangan final AS Terbuka 2017 yang dimenangi Stephens. Itu menjadi gelar pertama dan satu-satunya bagi Stephens di ajang Grand Slam.
Pertemuan kali ini juga menghasilkan pemenang yang sama. Stephens menang dengan skor 6-3, 1-6, 7-6 (7). Kemenangan itu lebih sulit didapat dibandingkan dengan final empat tahun lalu ketika Stephens menang 6-3, 6-0.
Keys bercerita, sejak sebelum undian, dia memiliki perasaan akan bertemu sahabatnya itu pada babak pertama. Momen itu akhirnya terjadi.
”Rasanya sudah ratusan tahun lalu itu terjadi, tidak hanya empat tahun lalu. Prestasi saya dan Sloane memang menurun setelah final itu. Namun, pada pertandingan hari ini, kami memperlihatkan masih bisa bermain pada level tinggi,” ujar Keys, petenis peringkat ke-42 dunia.
Sementara Stephens menyayangkan pertemuan tersebut terjadi begitu dini. ”Agak menyebalkan karena Maddie adalah sahabat saya,” katanya.
Pada pertandingan lain, Cori ”Coco” Gauff berhasil keluar dari tekanan pada laga pertamanya. Coco menang 5-7, 6-3, 6-4, dalam laga 2 jam 34 menit dan akan menghadapi Stephens pada babak kedua.
”Kehadiran penonton sangat membantu saya hari ini. Setelah kehilangan set pertama, saya berusaha untuk tak peduli dengan tekanan yang ada. Saya hanya berpikir harus menikmati pertandingan dan saya juga percaya bahwa proses yang benar akan memberi hasil baik,” kata petenis berusia 17 tahun tersebut. (AP/AFP)