Manchester City berpesta gol sehari setelah gagal menggaet Cristiano Ronaldo. Di sisi lain, pesta tersebut membuat Arsenal semakin terpuruk.
Oleh
Kelvin Hianusa
·4 menit baca
MANCHESTER, SABTU — Manchester City memang gagal mendapatkan Cristiano Ronaldo dalam bursa transfer. Namun, mereka punya alasan sendiri untuk bahagia. Skuad asuhan manajer Josep Guardiola ini berpesta gol saat menaklukkan Arsenal, 5-0, di Stadion Etihad, Sabtu (28/8/2021) malam WIB.
Jagat sepak bola dihebohkan dengan isu kepindahan Ronaldo dari Juventus. City sempat menjadi calon tunggal dalam perebutan ”CR7”. Namun, pada detik-detik akhir, City kalah dari Manchester United.
Di tengah rasa kecewa itu, Raheem Sterling dan rekan-rekan membuktikan bisa tetap bersinar musim ini meskipun tanpa Ronaldo. Mereka justru kian berbahaya dengan permainan kolektif mengandalkan semua pemain di lapangan.
City, yang bermain dengan formasi 4-3-3, merepotkan Arsenal tanpa satu pemain yang dominan. Kerja sama tim yang berujung penguasaan bola dominan (80,9 persen) menjadi kunci kemenangan mereka. Penyumbang gol City pun beragam, yaitu Ferran Torres (2 gol) serta Gabriel Jesus, Rodri, dan Ilkay Guendogan.
City mencetak sembilan gol dalam dua laga terakhir. Uniknya, semua gol itu dicetak oleh delapan pemain berbeda, yang menandakan begitu kolektifnya permainan City.
Menurut Guardiola, kemenangan besar ini belum menggambarkan kekuatan City sebenarnya. ”Kami membuat banyak peluang dan mencetak gol. Ini adalah kemenangan manis, tetapi kami harus bisa lebih baik lagi,” ucapnya.
City belum menampilkan skuad terbaik karena gelandang kreatif Kevin De Bruyne masih belum tampil sebagai pemain mula sejak laga kontra Tottenham Hotspur.
Arsenal sempat memberikan perlawanan pada lima menit pertama. Namun, mental tim tamu runtuh ketika City mencetak gol cepat melalui Guendogan (menit ke-7) dan Torres (menit ke-12). Arsenal lunglai setelah gelandang Granit Xhaka diganjar kartu merah akibat tekel keras.
Kami membuat banyak peluang dan mencetak gol. Ini adalah kemenangan manis, tetapi kami harus bisa lebih baik lagi.
Tim berjuluk ”Meriam London” ini pun dipaksa memulai babak kedua dengan keunggulan 3-0 bagi City setelah Jesus menambah gol jelang turun minum. Ketinggalan dalam skor dan jumlah pemain membuat Arsenal sulit bangkit.
Tak ayal, City kembali mendominasi babak kedua. City menghasilkan total 25 tendangan dan menambah dua gol dari Rodri dan Torres.
Skuad asuhan manajer Mikel Arteta tidak mampu berbicara banyak meskipun memasukkan penyerang andalan Alexandre Lacazette. ”Gol pertama sangat mengecewakan karena kami sedang mengontrol laga. Lalu gol kedua jelas ada pelanggaran karena Calum (Chambers) dipukul di wajah sebelum terjadi gol. Setelah itu kami mendapat kartu merah. Dan, Anda sudah tahu apa yang akan terjadi setelah itu,” keluh Arteta.
Kekalahan ini memperburuk awal musim tim asuhan Arteta. Arsenal kalah beruntun dan belum mencetak gol dalam tiga laga pembuka musim ini. Mereka terpuruk di dasar klasemen sementara dengan nol poin dan selisih gol minus 9.
Rentetan hasil buruk juga menjadikan Arsenal sebagai tim kedua di Liga Inggris yang kalah dalam tiga laga pembuka, dengan selisih gol minus 9. Menurut Opta Joe, menyamai rekor buruk Wolverhampton Wanderers pada 2003-2004.
”Kami berada dalam posisi sulit. Jeda internasional mungkin akan memberikan sedikit waktu untuk memperbaiki beberapa hal,” kata Arteta.
Nasib Arteta sebagai manajer pun berada di ujung tanduk. Di musim ketiganya, dia belum mampu mengangkat prestasi tim. Padahal, sang manajer telah mengucurkan dana Rp 2,6 triliun untuk belanja pemain. Jumlah itu merupakan yang terbesar di Liga Inggris.
Meskipun begitu, pemandangan unik terlihat dari tribune pendukung tandang Stadion Etihad. Sekitar 3.000 pendukung Arsenal, ”Gooners”, justru memberikan dukungan moral kepada sang manajer.
Saya tidak tahu mengapa mereka memberikan dukungan kepada Arteta. Jika tetap seperti ini, mereka sangat luar biasa jika bisa finis di delapan besar.
Arteta pun hanya bisa mengucapkan terima kasih atas dukungan tersebut, sambil menunggu kepastian nasibnya pada beberapa hari ke depan. ”Mereka luar biasa,” kata manajer yang juga pernah menjadi kapten klub Arsenal itu.
Pengamat dan mantan pemain Liga Inggris, Jermaine Beckford, mengatakan, dia tidak mengerti apa yang ada di dalam benak pendukung. ”Saya tidak tahu mengapa mereka memberikan dukungan kepada Arteta. Jika tetap seperti ini, mereka sangat luar biasa jika bisa finis di delapan besar,” jelasnya, seperti dikutip BBC.
Duel ini juga menyajikan laga guru (Guardiola) versus murid (Arteta). Duel ini kembali dimenangi Guardiola untuk keempat kalinya. Arteta yang pernah menjadi asisten manajer Guardiola di City belum punya jawaban untuk berhadapan dengan gurunya.
”Mereka datang tanpa pemain penting seperti Ben White dan Thomas Partey. Hal itu tentu menyulitkan,” kata Guardiola, menanggapi kondisi Arsenal. (AP/REUTERS)