Stadion Anfield akan kembali angker bagi lawan-lawan Liverpool seiring hadirnya para pendukung. Ditambah dengan hadirnya sosok Van Dijk di lapangan, Liverpool akan menciutkan nyali setiap tim tamu pada musim ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT – Liverpool bagaikan kehilangan roh musim lalu ketika gagal total mempertahankan gelar juara Liga Inggris. Mereka menuntus balas pada musim ini dengan kembalinya “jiwa” mereka di dalam dan luar lapangan yang sempat hilang, yaitu bek andalan Virgil Van Dijk serta pendukung di stadion.
“Si Merah” akan menjalani laga kandang perdana musim ini di Stadion Anfield pada Sabtu (21/8/2021) pukul 18.30 WIB. Skuad asuhan manajer Juergen Klopp itu akan menjamu tim semenjana, Burnley. Sang calon lawan menaklukkan mereka, 0-1, di Anfield pada musim lalu.
Laga kandang ini akan sangat spesial bagi tim tuan rumah. Anfield akan kembali terisi penuh oleh sekitar 54.000 pendukung untuk pertama kalinya sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020. Indentitas stadion angker tersebut akan segera kembali.
Seperti pernah dikatakan legenda Liverpool Bill Shankly, Anfield adalah tempat keramat. Stadion megah ini bisa menyadarkan para pemain Liverpool untuk siapa mereka bermain. Dukungan setia suporter sekaligus mengingatkan tim-tim lawan tentang nama besar klub yang akan dihadapi di stadion itu.
“Semua sudah menantinya. Ini seperti pertama kali Anda bergabung ke Liverpool. Anda tidak tahu seberapa hebat atmosfernya sampai betul-betul merasakannya sendiri. Untuk semua, ini adalah momen spesial. Kami sangat senang dan tidak sabar lagi kembali ke tempat spesial ini,” ucap Klopp dalam konferensi pers, Jumat.
Nyanyian “You’ll Never Walk Alone” dari para pendukung pada awal dan akhir laga akan menjadi pembeda. Nyanyian itu mampu menaikkan adrenalin pasukan Klopp sekaligus bisa menciutkan nyali para pemain tim tamu. Sorakan berisik “The Kop”, julukan pendukung Liverpool, sepanjang laga akan mengiringi permainan intens ala Klopp yang ibarat musik heavy metal.
Liverpool akan sangat berbahaya karena punya misi ganda. Mereka ingin menang demi para penggemar, juga membalas kekalahan dari Burnley. Mohamed Salah dan rekan-rekan ingin mengembalikan harga diri Anfield yang sempat direnggut tim tamu, musim lalu.
“Kami memang kalah, itu adalah laga yang aneh. Tetapi, itu tidak ada hubungan dengan laga nanti. Kami akan memberikan segalanya dalam pertandingan kandang pertama musim ini di depan pendukung. Kami akan bersenang-senang dan tampil dengan pikiran positif,” tambah Klopp.
“Si Merah” terbukti amat membutuhkan pendukung di Anfield. Musim lalu, saat pendukung dilarang masuk stadion, mereka gagal mempertahankan rekor tidak terkalahkan di kandang selama 68 pertandingan (55 menang-13 imbang) sejak April 2017. Tak hanya itu, mereka bahkan kalah enam kali dalam semusim. Hal tersebut berdampak kepada hilangnya gelar juaram direbut Manchester City.
Bek kanan Liverpool, Trent Alexander-Arnold, menilai kehadiran suporter fanatik di tribune The Kop akan mengembalikan kans juara mereka. Mereka sekarang bisa kembali memanfaatkan keuntungan bermain kandang yang tidak didapatkan pada musim lalu.
“Kami merasa sangat luar biasa dengan kembalinya mereka. Kami tahu, ketika pendukung kembali, kami akan punya tujuan sebenarnya di dalam stadion. Kami akan mempertaruhkan segalanya lagi di dalam lapangan,” ucap Arnold, pemain kelahiran Kota Liverpool.
Tak hanya dari luar lapangan, “jiwa” tim di dalam lapangan juga sudah kembali. Van Dijk kembali menjadi sosok tidak tersentuh dalam benteng pertahanan Liverpool. Dia memimpin “Si Merah” saat menang telak tanpa kebobolan, 3-0, atas Norwich City dalam laga pekan pertama Liga Inggris musim 2021-2022 lalu.
Musim lalu, pertahanan mereka begitu rapuh akibat cedera nyaris semusim yang diderita bek asal Belanda itu. Liverpool kemasukan 42 gol pada musim 2020-2021. Jumlah kebobolan itu nyaris menyamai total gabungan dua musim sebelumnya, 2018-2019 dan 2019-2020 (55 gol).
Kehadiran Van Dijk, bek tangguh yang juga sosok pemimpin hebat, semakin mengangkat moril pasukan Klopp. Apalagi, Van Dijk baru saja menyatakan kesetiaan bersama Liverpool dengan perpanjangan kontrak sampai 2025.
“Saya merasa percaya diri dengan lutut (bekas cedera) saya. Saya bisa bermain dengan kondisi bugar dan mempertahankan tim tidak kebobolan. Tetapi, saya mengenal tubuh sendiri. Tentu masih banyak yang harus dikembangkan karena saya bukan robot. Tidak bisa langsung kembali 100 persen,” kata Van Dijk tentang performanya yang masih bisa lebih baik lagi.
Liverpool kemungkinan masih akan tampil dengan formasi 4-3-3 bersama trio lini depan, Salah, Sadio Mane, dan Diogo Jota. Di lini tengah, Klopp membuka peluang untuk memainkan kapten Jordan Henderson dan Thiago Alcantara yang absen pada laga pekan pembuka.
Kami tahu, ketika pendukung kembali, kami akan punya tujuan sebenarnya di dalam stadion. Kami akan mempertaruhkan segalanya lagi di dalam lapangan. (Trent Alexander-Arnold)
Di sisi lain, Burnley juga bersiap untuk kembali menyakiti Liverpool. Mereka sudah punya modal percaya diri ketika menang musim lalu. Modal itu akan bercampur dengan motivasi tinggi skuad asuhan manajer Sean Dyche seusai kalah dari Brighton Hove Albion (1-2), pekan lalu.
Kata Dyche, timnya tidak akan takut untuk bermain menyerang. “Pola pertahanan terbaik adalah menyerang. Meskipun tidak akan mudah untuk menyerang ketika bermain di markas lawan, semua opsi serangan itu bisa dicari dengan cara beragam,” jelasnya.
Sebagai tim yang kalah kualitas, Burnley punya serangan balik mematikan sebagai senjata utama. Mereka kerap menyakiti musuh dengan serangan cepat setelah melakukan “parkir bus” di pertahanan sendiri. Senjata berbahaya lewat formasi 4-4-2 ini telah menelan beberapa korban tim tuan rumah musim lalu, di antaranya Liverpool, Arsenal dan Everton.
“Saya pikir, musim lalu adalah waktu terbaik (untuk melawan Liverpool). Musim lalu mereka tidak punya pemain seperti Van Dijk. Kami punya peluang mencuri laga ini ketika mereka menurunkan tempo. Saat itu, kami harus bisa memanfaatkannya untuk bisa menang,” pungkas Dyche. (AP/REUTERS)