Pep Guardiola dan Jose Mourinho menjadi dua manajer paling boros dalam mendatangkan pemain baru. Raihan puluhan trofi yang mereka persembahkan adalah hasil dari keroyalan merogoh uang di setiap jendela transfer.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Tidak dapat dimungkiri, Pep Guardiola dan Jose Mourinho adalah dua manajer tersukses di dua dekade awal abad ke-21. Guardiola, yang dikenal sebagai pencentus cara bermain tiki-taka, menjadi manajer dengan koleksi trofi terbanyak dengan 31 gelar juara. Sementara itu, Mourinho melalui taktik pragmatisnya menghadirkan kisah dongeng ketika membawa Porto menjadi juara Liga Champions edisi 2003-2004 serta treble winner untuk Inter Milan pada musim 2009-2010.
Kedua manajer karismatik itu juga telah bertarung taktik secara langsung di dua kompetisi terbaik di dunia, yaitu Liga Spanyol dan Liga Inggris. Dalam 25 kali pertemuan, Guardiola jauh lebih unggul dengan raihan 12 kemenangan, sedangkan Mourinho baru tujuh kali mengalahkan pria asal Spanyol itu. Guardiola boleh berbangga dari kompetitornya itu karena memiliki enam trofi lebih banyak.
Di luar persaingan untuk bersaing di atas lapangan hijau, keduanya juga memiliki duel terselubung dalam setiap jendela transfer. Bukan untuk mengejar satu pemain yang sama, melainkan mereka seakan saling bersaing untuk menjadi manajer paling boros setiap masa bursa transfer dibuka.
Guardiola adalah manajer pertama yang secara akumulasi mengeluarkan 1 miliar euro atau tepatnya 1,042 miliar euro (Rp 17,63 triliun) untuk satu klub, yaitu Manchester City. Jumlah itu untuk membeli 22 pemain mulai dari John Stones yang dibeli dengan 55,6 juta euro (Rp 941,2 miliar) dari Everton pada masa transfer musim 2016-2017 hingga yang terbaru Jack Grealish, yang ditebus 117 juta euro (Rp 1,98 triliun) dari Aston Villa. Grealish pun menjadi pemain termahal dalam sejarah City sekaligus harga pemain tertinggi yang dikeluarkan Guardiola untuk membeli satu pemain.
Guardiola pun menurunkan 11 pemain utama termahal dalam sejarah sepak bola modern ketika ”The Citizens” tumbang 0-1 dari Spurs di laga pembuka Liga Inggris, Minggu (15/8/2021). Pada laga yang berlangsung di Stadion Tottenham Hotspur itu, Guardiola memainkan skuad inti dengan akumulasi harga sebesar 550 juta poundsterling (Rp 10,88 triliun).
Secara total, Guardiola telah mengeluarkan uang sebesar 1,58 miliar euro (Rp 31,25 triliun) untuk membeli pemain di tiga klub yang ditanganinya dalam 13 musim terakhir. Sebesar 66 persen dari jumlah itu dikeluarkan untuk membentuk tim impian di City. Adapun Guardiola mengeluarkan 341,5 juta euro (Rp 6,75 triliun) ketika menangani Barcelona, lalu 203,9 juta euro (Rp 4,03 triliun) selama tiga musim menjadi manajer Bayern Muenchen.
Menurut data Transfermarkt, Guardiola mengeluarkan uang terbanyak pada musim 2017-2018. Kala itu, Guardiola merogoh kocek hingga 305,5 juta euro (Rp 6,04 triliun) untuk membeli pemain, seperti Ederson, Bernardo Silva, Aymeric Laporte, Kyle Walker, dan Benjamin Mendy. Marca mencatat Guardiola menghabiskan uang lebih banyak untuk membeli pemain bertahan dengan total 629,8 juta euro (Rp 12,45 triliun). Sebanyak enam dari 10 pembelian termahal Guardiola ialah pemain belakang. Mereka ialah Ruben Dias, Joao Cancelo, Laporte, Mendy, Stones, dan Walker.
Jumlah pengeluaran Guardiola pun bisa semakin bertambah apabila The Citizens mendapat lampu hijau dari Spurs untuk bernegosiasi dengan Harry Kane. Berdasarkan laporan The Guardian, City telah menyiapkan uang sebesar 160 juta euro (Rp 3,16 triliun) untuk merayu Spurs demi mendapatkan tanda tangan penyerang tim nasional Inggris itu. Andai berhasil memenuhi hasratnya untuk mendatangkan Kane, Guardiola akan menjadi manajer paling boros dalam sejarah sepak bola.
Saya tidak merasa kami tidak menghormati tim lain dengan membeli pemain dengan harga tinggi, itu bukan tujuan kami.
”Saya tidak merasa kami tidak menghormati tim lain dengan membeli pemain dengan harga tinggi, itu bukan tujuan kami. Kami adalah sebuah klub yang ingin terus meningkatkan kualitas skuad dan memenangkan lebih banyak titel,” kata Guardiola seperti dikutip Manchester Evening News, akhir pekan lalu.
Sembilan klub
Mourinho hingga pertengahan Agustus ini masih berada di pucuk peringkat manajer berpredikat terboros. Selama 20 tahun menjadi manajer profesional, Mourinho telah mengeluarkan dana transfer sekitar 1,68 miliar euro (Rp 33,2 triliun) di sembilan klub, mulai dari Uniao Leiria di Portugal hingga AS Roma, tim terbaru yang ditanganinya pada musim ini.
Di musim perdananya menangani ”Si Serigala”, manajer asal Portugal itu telah mengeluarkan dana sebesar 97,7 juta euro (Rp 1,93 triliun) untuk mendatangkan enam pemain baru. Dari jumlah itu, pembelian Tammy Abraham dari Chelsea menjadi yang termahal. Penyerang berusia 23 tahun itu ditebus Roma dengan harga 40 juta euro (Rp 791,3 miliar).
Mourinho pun senang dengan keberhasilannya mendapatkan Abraham. Ia bertekad membantu Abraham untuk menjadi salah satu penyerang terbaik yang dimiliki Inggris.
”Tidak banyak pemain Inggris yang bersedia meninggalkan negaranya dan Liga Inggris. Abraham meninggalkan Liga Inggris dengan ambisi tinggi karena ingin kembali ke tim nasional, bermain di Piala Dunia, dan menjadi juara di luar Inggris,” ujar Mourinho dilansir laman AS Roma, Selasa (17/8/2021).
Abraham pun menjadi pemain termahal keenam yang pernah dibeli Mourinho. Adapun tiga pemain termahal yang pernah dibeli manajer berusia 58 tahun itu ialah Paul Pogba dengan harga 105 juta euro (Rp 2,07 triliun) di Manchester United dari Juventus, lalu Romelu Lukaku yang dibeli dengan harga 84,7 juta euro (Rp 1,67 triliun) untuk MU dari Everton, serta Andriy Shevchenko yang didatangkan di Chelsea dari AC Milan dengan harga 46 juta euro (Rp 909,9 miliar).
Mourinho mengeluarkan uang terbesar untuk membeli pemain tercipta pada musim 2017-2018 bersama MU. Ketika itu, Mourinho mengeluarkan dana 185 juta euro (Rp 3,65 triliun) untuk mendapatkan tanda tangan Lukaku, Victor Lindelof, Nemanja Matic, dan Alexis Sanchez.
Secara total, Mourinho paling banyak menghabiskan uang untuk membeli pemain di sektor gelandang. Total 715 juta euro (Rp 14,1 triliun) dihabiskan Mourinho untuk memperkuat timnya dengan gelandang-gelandang terbaik.
Mourinho memang menjadi pelatih terboros dengan akumulasi dana transfer yang dikeluarkan. Namun, apabila dihitung rata-rata pengeluaran per musim, Guardiola menjadi pelatih paling loyal belanja di bursa transfer. Mourinho rata-rata mengeluarkan 84,2 juta euro (Rp 1,66 triliun) setiap musim, sedangkan Guardiola menghabiskan 122,15 juta euro (Rp 2,4 triliun) per musim.
Pertarungan taktik Guardiola dan Mourinho memang tidak akan terlihat di musim ini sebab City dan Roma tidak akan bertemu di kompetisi Eropa. Akan tetapi, keduanya akan terus bersaing secara tersirat setidaknya hingga jendela transfer musim panas ditutup, 31 Agustus mendatang. (AFP)