”Si Lebah” Brentford Membayar Lunas Penantian 74 Tahun
Setelah menanti 74 tahun, Brentford kembali ke divisi tertinggi dengan penuh rasa lapar. Arsenal menjadi korban pertama dari sengatan ”Si Lebah”.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BRENTFORD, SABTU — Penantian Brentford selama 74 tahun untuk bersaing kembali di divisi tertinggi Liga Inggris telah terbayar lunas. Tim promosi ini memulai dongeng indah lewat kemenangan di depan publik sendiri dalam laga pembuka atas tim veteran Liga Primer, Arsenal.
Sepasang gol dari penyerang sayap Sergi Canos dan gelandang Christian Norgaard membawa ”Si Lebah” menang 2-0 di Stadion Brentford Community pada Sabtu (14/8/2021) dini hari WIB. Kemenangan itu sukses menciptakan kejutan pada pertadingan pembuka Liga Inggris musim 2021-2022.
Bagi Brentford, kemenangan ini merupakan yang pertama kali di divisi tertinggi Liga Inggris sejak 74 tahun lalu. Mereka terakhir kali memenangi pertandingan dalam laga divisi teratas pada April 1947 ketika mengalahkan Leeds United, 2-1.
Pendukung sekitar 17.000 orang di stadion pun larut dalam kebahagiaan seusai tiupan panjang peluit wasit Michael Oliver. Setelah menanti tiga generasi, klub kebanggaan mereka akhirnya bisa kembali bersaing dan menang di kompetisi tertinggi.
Saking bahagianya, mereka sampai melupakan status sebagai tim promosi. Para pendukung lalu meledek skuad Arsenal yang sudah menua di divisi tertinggi. ”Kami terlalu hebat untuk Anda!” nyanyi ribuan pendukung Brentford.
”Pendukung luar biasa, suasananya luar biasa. Saya kehabisan kata-kata. Ini adalah pertandingan pertama di divisi tertinggi untuk membuka liga musim ini. Hasilnya fantastis. Kami akan merayakan kemenangan ini, tetapi kami ingin lebih lagi,” ujar Manajer Brentford Thomas Frank.
Pendukung luar biasa, suasananya luar biasa. Ini adalah pertandingan pertama di divisi tertinggi untuk membuka liga musim ini. Hasilnya fantastis.
Sama seperti pendukung, 11 pemain Brentford juga menunjukkan rasa lapar sejak menit pertama. Lewat formasi 3-5-2, Canos dan rekan-rekan terus menekan agresif hingga pertahanan lawan. Mereka memaksa Arsenal yang tampil tanpa duet striker, Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette, kesulitan mengembangkan permainan.
”Para pemain luar biasa karena berlari tanpa henti. Mereka bermain dengan intensitas tinggi. Mereka menekan lawan dengan berani dan konstan. Para pemain pantas mendapatkan pujian. Semua itu berkat kerja keras mereka saat pramusim,” kata Frank.
Pasukan Si Lebah tidak gentar menghadapi nama besar Arsenal. Mereka dengan gagah menampilkan taring sebagai tim agresif dalam serangan, seperti yang diperlihatkan musim lalu di Divisi Championship.
Duo striker Bryan Mbeumo dan Ivan Toney sangat merepotkan pertahanan Arsenal lewat adu fisik. Saat memenangi duel, sayap mereka Canos dan Rico Henry sudah siap mengeksploitasi dengan kecepatan.
Eksplosivitas tersebut membuat pertahanan Arsenal tampak amat rapuh. Brentford sangat baik memanfaatkan celah benteng lawan yang memasang bek tengah baru, Ben White, bersama pemain veteran, Pablo Mari.
Brentford tidak perlu menunggu lama untuk mencetak gol pertama di Liga Inggris. Gol pertama sejak Mei 1947 itu dicetak Canos pada menit ke-22 lewat tendangan keras dari sudut cukup sempit.
”Saya sudah bermimpi bisa mencetak gol pertama di stadion ini. Sangat luar biasa. Para pendukung pantas mendapatkan kemenangan ini. Begitu juga kami pantas mendapat tiga poin. Ini istimewa karena keluarga saya datang dari Spanyol untuk menonton,” ujar Canos.
Seusai turun minum, Arsenal menurunkan sayap andalan tim nasional Inggris, Bukayo Saka, untuk menggantikan Balogun. Mereka beberapa kali mengancam lewat kombinasi Saka dan bek sayap Kieran Tierney di sisi kiri.
Sayangnya, penyelesaian akhir tim asuhan Manajer Mikel Arteta ini kurang maksimal. Dua penyerang muda, Gabriel Martinelli dan Folarin Balogun, tidak mampu menggantikan peran Aubameyang dan Lacazette yang tiba-tiba dikabarkan sakit jelang pertandingan.
Ketika Arsenal sibuk menyerang, tim tuan rumah justru bisa menggandakan keunggulan. Mereka memanfaatkan celah pertahanan lawan dengan skema lemparan ke dalam. Noergaard dengan sundulan memanfaatkan kemelut di depan gawang yang sudah kosong.
Brentford tidak tertahan lagi setelah unggul dua gol. Pemain mereka tetap menekan intens. Para pendukung pun semakin ”menggila” seusai dipancing oleh sang manajer yang melambaikan tangannya ke arah tribune.
Arsenal memang lebih menguasai pertandingan lewat 65 persen penguasaan bola dan 22 tendangan, tetapi tidak efektif dengan hanya menciptakan empat kali tendangan ke arah gawang.
Sementara itu, Brentford hanya menendang tiga kali ke arah gawang, tetapi berbuah menjadi sepasang gol. Peluang yang didapatkan skuad asuhan Frank jauh lebih berkualitas.
Kemenangan ini mengantar Brentford ke puncak klasemen sementara Liga Inggris. Mereka bisa menikmati posisi tertinggi sebelum tim-tim lain bertanding pada Sabtu malam.
Bagi Arsenal, kekalahan dalam laga pembuka ini adalah mimpi terburuk. Mereka terlihat sangat jauh untuk menggapai target kembali ke posisi empat besar. Tantangan besar juga sudah menanti Saka dan rekan-rekan. Dua laga selanjutnya mereka akan menghadapi tim raksasa, Manchester City dan Liverpool.
”Saya kecewa. Kami memulai musim melawan tim yang bermain bagus. Saya tidak berpikir kami pantas mendapatkan apa pun dari pertandingan ini. Kami tidak cukup mengancam di kotak penalti mereka. Saya akan sebisa mungkin memperbaikinya,” ujar Arteta. (AFP/REUTERS)