Greysia/Apriyani Akan Berlaga Lagi di Piala Sudirman dan Piala Uber
Setelah merebut medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020, pasangan Greysia/Apriyani akan diandalkan untuk merebut angka pada Piala Sudirman dan Piala Uber. Greysia tetap dimainkan karena belum menyatakan ingin pensiun.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Usai Olimpiade Tokyo 2020, skuad bulu tangkis Indonesia akan mengalihkan fokus pada dua kejuaraan beregu yang digelar tahun ini, Piala Sudirman serta Piala Thomas dan Uber. Termasuk di antara mereka yang akan diandalkan menyumbangkan poin dalam setiap pertandingan Tim “Merah Putih” adalah peraih medali emas Tokyo 2020, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman, yang akan diselenggarakan di Vantaa, Finlandia, 26 September-3 Oktober, menjadi kejuaraan besar bulu tangkis pertama usai Tokyo 2020, setelah dibatalkannya Korea Terbuka. Turnamen berlevel BWF Super 500 itu seharusnya diselenggarakan pada 31 Agustus-5 September, tetapi dibatalkan karena pandemi Covid-19.
Sepekan setelah Piala Sudirman, Indonesia akan tampil dalam Piala Thomas dan Uber, di Aarhus, Denmark. Kejuaraan beregu putra dan putri itu seharusnya berlangsung setiap tahun genap, termasuk 2020. Tetapi, pandemi Covid-19 membuat banyak kejuaraan dibatalkan atau dimundurkan, termasuk Piala Thomas dan Uber.
Greysia/Apriyani akan main di Piala Sudirman dan Piala Uber karena belum ada pernyataan pensiun dari Greysia.
Pembatalan Korea Terbuka membuat skuad bulu tangkis Indonesia akan segera bersiap untuk dua kejuaraan beregu itu. “Greysia/Apriyani akan main di Piala Sudirman dan Piala Uber karena belum ada pernyataan pensiun dari Greysia,” kata pelatih ganda putri pelatnas bulu tangkis Eng Hian di Jakarta, Rabu (11/8/2021).
Selama ini, Indonesia selalu mengandalkan nomor tunggal putra, ganda putra, dan ganda campuran untuk mendapat, minimal, tiga kemenangan yang dibutuhkan dari setiap pertandingan pada Piala Sudirman. Setelah munculnya Greysia/Apriyani sebagai juara Olimpiade Tokyo 2020, nomor ganda putri pun bisa diandalkan untuk menyumbang angka
Indonesia memiliki peluang baik dalam Piala Sudirman dengan materi pemain pada empat nomor andalan, yaitu Greysia/Apriyani (ganda putri), Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (ganda putra), dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran). Nomor yang masih berat diandalkan untuk menyumbang kemenangan adalah tunggal putri.
Jika mereka tampil konsisten, peluang untuk melangkah lebih jauh dibandingkan enam keikutsertaan terakhir pun bisa terjadi. Pada enam penyelenggaraan terakhir, Indonesia empat kali kalah pada semifinal, termasuk di Nanning 2019.
Hasil lain adalah perempat final di Kuala Lumpur 2013 dan babak penyisihan grup di Gold Coast 2017. Final terakhir dicapai di Glasgow 2007 saat Indonesia dikalahkan China 0-3. Adapun satu-satunya gelar didapat dalam penyelenggaraan pertama, di Jakarta 1989.
Pemain ganda putra, Hendra Setiawan, sangat antusias menjadi bagian dari Tim Indonesia untuk Piala Sudirman dan Piala Thomas. Hendra bercita-cita melengkapi gelar juara dari berbagai ajang besar, yaitu Kejuaraan Dunia, All England, dan Olimpiade dengan gelar dari kejuaraan beregu. Setelah kembali dari Tokyo, lalu menjalani karantina selama delapan hari sebagai syarat kepulangan dari luar negeri, Hendra, bahkan, telah berlatih di pelatnas Cipayung sejak Selasa.
Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky kecewa atas pembatalan dan penundaan turnamen-turnamen tersebut. Namun, dia juga menyadari bahwa faktor kesehatan dan keselamatan harus diutamakan pada masa pandemi yang belum reda.
"Seharusnya, Korea Terbuka jadi ajang pemain-pemain kami untuk kembali bertanding. Ada yang sudah lama tidak bertanding dan ada pemain muda yang akan tampil. Tadinya, kami juga mau melihat gambaran untuk Piala Sudirman serta Thomas dan Uber. Tetapi memang, karena pandemi belum selesai , kesehatan dan keselamatan adalah hal terpenting,” ujar Rionny, dalam laman PP PBSI.
Batalnya Korea Terbuka membuat PBSI akan memilih anggota tim berdasarkan performa dalam beberapa turnamen terakhir, juga, kondisi terakhir saat latihan. Meski demikian, Rionny juga melihat sisi positif dari pembatalan Korea Terbuka, yaitu persiapan yang lebih panjang untuk Piala Sudirman serta Piala Thomas dan Uber.