Laporta: Kami Tidak Punya Uang Membayar Gaji Lionel Messi
Presiden Barcelona Joan Laporta buka suara terkait kegagalan pihaknya memberikan kontrak baru bagi megabintang Lionel Messi. Mereka punya masalah keuangan sangat serius sehingga tidak memungkinkan untuk menggaji Messi.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BARCELONA, JUMAT — Presiden FC Barcelona Joan Laporta mengungkapkan, pihaknya tengah dalam krisis finansial yang sangat akut. Kondisi itu membuat Barca gagal mewujudkan kesepakatan kontrak baru dengan Lionel Messi yang rencananya memiliki durasi waktu hingga 30 Juni 2026.
Buruknya kondisi finansial membuat Barca tidak bisa memenuhi regulasi pembatasan gaji yang ditetapkan La Liga, operator Liga Spanyol. Laporta menjelaskan, dirinya telah mengajukan proposal daftar gaji dan rencana pengeluaran Barca, yang memasukkan nilai kontrak baru Messi, untuk musim 2021-2022. Akan tetapi, proposal itu ditolak oleh La Liga.
”Dengan (kontrak baru) Messi, kami akan mencatatkan pengeluaran 110 persen dari total pemasukan. Tanpa Messi pun, batas gaji (salary cap) kami telah mencapai 95 persen. Hal itu tidak bisa diterima La Liga karena idealnya jumlah gaji berjumlah 65 hingga 70 persen dari batasnya,” ujar Laporta dalam taklimat pers di kompleks Stadion Camp Nou, Jumat (6/8/2021) sore WIB, yang disiarkan langsung di Barca TV+.
”Kesimpulannya, kami tidak memiliki uang untuk membayar gaji Messi yang amat tinggi,” ungkap Laporta mencoba berkata jujur.
Dengan kondisi itu, Barca tidak hanya kehilangan Messi. Mereka masih harus bekerja ekstra keras untuk menurunkan persentase batas gaji itu. Laporta menyatakan, dirinya telah berupaya mengurangi gaji para pemain di tim utama Barca, dalam beberapa bulan terakhir. Namun, proses tersebut tidaklah mudah dilakukan.
Laporta pun mengakui, ada sejumlah rumor yang mengatakan dirinya berusaha mengakhiri kontrak sejumlah pemain, seperti Miralem Pjanic dan Samuel Umtiti. Hal itu dilakukan untuk mengurangi beban atau plafon gaji. Namun, langkah itu tetap berisiko. Barca tetap harus membayar kompensasi pemutusan kontrak yang jumlahnya tidak sedikit.
Kami dan Messi sangat sedih dengan situasi ini. Namun, Barcelona harus terus berlanjut karena tidak ada pemain, pelatih, dan presiden yang lebih besar dari klub. (Joan Laporta)
”Kondisi saat ini membuat kami harus cermat menggunakan uang dengan format 4:1. Artinya, setiap 25 juta euro yang kami keluarkan, kami harus dapat mendapat pemasukan 100 juta euro,” katanya.
Secara umum, Laporta menegaskan, keputusan untuk melepas Messi adalah hal sulit. Akan tetapi, itu adalah keputusan terbaik untuk diambil dalam situasi finansial yang mendera Barca selama satu tahun terakhir. Kondisi pandemi juga meningkatkan utang Barca hampir tiga kali lipat.
Berdasarkan laporan Swiss Ramble, utang bersih Barca pada 2019 berjumlah 114 juta euro atau sekitar Rp 1,93 triliun, lalu meningkat menjadi 318 juta euro (Rp 5,39) pada 2020. Adapun jumlah kas Barca dalam dua tahun terakhir cenderung stabil di angka 162 juta euro (Rp 2,74).
Meskipun Laporta tidak menyampaikan jumlah gaji Barca, sejumlah media Spanyol melaporkan bahwa Barca mengeluarkan dana untuk gaji sekitar 380 juta euro (Rp 6,44 triliun) selama musim 2020-2021. Jumlah itu harus dikurangi hingga akumulasi gaji itu sekitar 200 juta euro (Rp 3,39 triliun).
”Oleh karena itu, keputusan berat yang saya ambil terkait Leo (Messi) ini untuk menghindari risiko yang bisa membuat klub menderita secara finansial selama 15 tahun ke depan,” kata Laporta yang menjabat di periode keduanya sebagai Presiden Barcelona sejak Maret lalu.
Dua pihak kecewa
Barca mengumumkan tidak memperpanjang kontrak Messi pada Kamis (5/8) karena La Liga telah memberikan batas waktu pendaftaran batas gaji pemain musim 2021-2022, yaitu paling lambat awal Agustus ini. Jendela transfer memang baru akan berakhir 30 Agustus. Namun, Barca harus mengambil keputusan segera terkait Messi.
Laporta menjelaskan, dengan menyisakan sekitar tiga pekan masa transfer, pihaknya dan Messi bisa memiliki waktu untuk menemukan solusi masa depan setelah tidak lagi bersama. Kekecewaan pun menyelimuti Barca dan Messi karena harus mengakhiri kebersamaan lebih cepat.
Padahal, kedua belah pihak sempat menjalani negosiasi kontrak dengan suasana sangat positif dalam dua bulan terakhir. Messi sebelumnya dikabarkan sepakat untuk bertahan di Barca dan menerima pemangkasan gaji.
”Messi sangat positif dan membantu kami dalam situasi ini. Awalnya, kami sepakat untuk memperpanjang dua tahun kontraknya dengan nilai sebelumnya yang dibayarkan selama lima tahun. Ia pun ikut membantu dengan menyetujui kontrak lima tahun dan pemotongan gaji,” ucapnya.
Laporta mengungkapkan, dirinya memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Messi pada Rabu (4/8/2021) lalu setelah berbicara dengan pihak La Liga. Ia pun langsung membicarakan hal itu dengan ayah Messi, Jorge, dalam pertemuan, Kamis kemarin.
”Dalam proses negosiasi ini akhirnya saya katakan ’cukup’ dan memikirkan dengan kepala dingin keputusan yang terbaik. Kami dan Messi sangat sedih dengan situasi ini. Namun, Barcelona harus terus berlanjut karena tidak ada pemain, pelatih, dan presiden yang lebih besar dari klub,” kata presiden berusia 59 tahun itu.
Ketika disinggung mengenai janji kampanyenya untuk mempertahankan Messi, Laporta pun mengatakan, dirinya telah berusaha maksimal untuk mewujudkan itu. ”Kami telah mencapai kesepakatan, tetapi situasi finansial dan batas gaji La Liga membuat kami tidak bisa memformulasikan kesepakatan itu,” ungkapnya.
Era baru lebih cepat
Kepergian Messi membuat Barca harus memulai era baru tanpa ”La Pulga” lebih cepat. Laporta mengatakan, dirinya berencana untuk memulai era tanpa Messi paling cepat seusai musim 2022-2023.
Ia pun telah berbicara dengan kapten tim Barca, seperti Gerard Pique, Jordi Alba, dan Sergi Roberto, terkait masa depan klubnya tanpa Messi. Ia berharap para pemain yang dimiliki saat ini, termasuk para bintang baru, seperti Sergio Aguero dan Memphis Depay, mampu tampil profesional dan menjadi protagonis baru bagi Barca di musim ini.
”Saya sudah berbicara pula dengan Ronald (Koeman) kemarin dan hari ini. Saya yakin ia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru ini,” kata Laporta.
Meskipun tetap optimistis Barca bisa mengejar prestasi tanpa Messi, Laporta tidak bisa memungkiri bahwa kehilangan Messi akan memengaruhi nilai komersial klub. ”Kami harus kerja lebih keras untuk menyakinkan para sponsor. Mungkin saja kami perlu mendatangkan pemain baru yang bisa memberikan motivasi dan ekspektasi kepada sponsor untuk tetap memilih FC Barcelona,” katanya.
Berdasarkan laporan Money League 2021, Barca adalah klub sepak bola yang memiliki pendapatan komersial dari sponsor terbesar. Pada 2020, ”Blaugrana” mendapatkan dana segar 340,2 juta euro (Rp 5,7 triliun) dari kerja sama sponsor. Jumlah itu mencapai 47 persen dari pendapatan Barca pada tahun lalu yang berjumlah 715 juta euro (Rp 12,1 triliun).
Hingga Jumat ini, pihak Messi belum mengeluarkan pernyataan terkait berakhirnya masa 21 tahun bersama Barca. Tim utama Barca juga masih bungkam setelah tidak akan menyambut Messi di latihan awal musim ini. Selain itu, Messi juga tengah didekati Paris Saint-Germain yang berminat membentuk tim impian baru setelah mendatangkan Gianluigi Donnarumma, Sergio Ramos, Achraf Hakimi, dan Georginio Wijnaldum, dalam satu bulan terakhir.