BPK Penabur Gelar Festival Catur Pelajar Tingkat Nasional
Yayasan BPK Penabur dan Percasi menggelar Festival Catur Pelajar Tingkat Nasional BPK Penabur 2021 untuk menjaring para pecatur remaja yang berbakat. Festival secara daring itu juga digelar untuk memasyarakatkan catur.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk memasyarakatkan olahraga catur dan mencari bibit pecatur remaja, Yayasan BPK Penabur dan Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia menggelar Festival Catur Pelajar Tingkat Nasional BPK Penabur 2021. Percasi mengirimkan para pencari bakat untuk memantau pecatur remaja yang dinilai memiliki bakat istimewa untuk dibina menjadi grand master di masa mendatang.
”Festival catur pelajar tingkat nasional ini merupakan bagian dari perayaan ulang tahun ke-71 BPK Penabur dan akan menjadi agenda rutin BPK Penabur dan Percasi setiap tahun. Kami ingin catur menjadi sarana pembentukan karakter remaja dan memunculkan para pemain catur berbakat ke tingkat nasional,” kata Adri Lazuardi, Ketua Yayasan BPK Penabur, Senin (2/8/2021), di Jakarta, dalam jumpa pers virtual.
Menurut Adri, pihaknya membantu Percasi untuk mencari pengganti GM Utut Adianto, GM Susanto Megaranto, dan WGM Irene Kharisma Sukandar di masa depan. Para pengganti grand master catur itu harus dipersiapkan dari sekarang karena proses pembentukan pecatur tangguh itu memerlukan waktu panjang dan latihan yang intensif.
”Catur berguna bagi para remaja untuk membentuk karakter sportif, jujur, tulus, tangguh, dan mandiri. Jika banyak remaja sering berlatih catur, Indonesia akan memiliki generasi dengan karakter yang lebih baik pada masa depan. Jadi, festival ini bukan hanya untuk mencari pecatur berbakat, tetapi juga melatih karakter remaja Indonesia,” kata Adri.
Ketua panitia Budijanto Gunawan mengatakan, sebagai turnamen tingkat nasional, pihaknya meluncurkan maskot baru yang akan menjadi ciri khas festival ini, yaitu Ben. Ben adalah kependekan dari Benteng, salah satu buah catur yang sering diandalkan pecatur untuk meraih kemenangan.
”Benteng jalannya selalu lurus dan hanya dapat melompati buah catur lain saat rokade. Dari benteng ada beberapa sifat yang dapat dipelajari, yaitu taat aturan dengan lurus, fokus pada tujuan, selalu melindungi, dan siap berkorban,” kata Budijanto.
Menurut Budijanto, sekitar 900 siswa dari SD sampai SMA dari 22 provinsi sudah mendaftar untuk mengikuti festival itu. Jumlah pendaftar diharapkan masih dapat bertambah sampai 2.000 orang karena lomba baru akan digelar pada 14-15 Agustus 2021. Pendaftaran dapat dilakukan melalui tautan di www.SCUA.id.
Festival catur itu akan menggunakan sistem daring dengan platform Lichess dan mengadopsi protokol Federasi Catur Internasional (FIDE). Setiap pecatur wajib memasang dua kamera yang disambungkan dengan aplikasi Zoom untuk memudahkan pengawasan secara visual dan menghindari kecurangan. Selain itu, sistem antikecurangan juga dipasang oleh Lichess sehingga penggunaan peranti lunak lain untuk membantu pecatur dapat dideteksi.
Pengurus Percasi, Hendri Jamal, mengatakan, permainan catur yang akan dijalankan adalah sistem catur cepat dengan waktu 10 menit dan ditambah dua detik setiap langkah. Babak penyisihan akan digelar pada 14-15 Agustus 2021 untuk mencari 20 besar di setiap kategori. Penyisihan akan dilakukan dengan sistem Swiss 11 babak. Ke-20 pecatur terbaik setiap kategori akan menjalani babak final pada 22 Agustus 2021.
”Pada periode 2000-an, Percasi menggelar program Dream Team untuk mencetak grand master putra dan putri. GM Susanto Megaranto dan WGM Irene Kharisma Sukandar adalah salah satu hasil program itu. Melalui festival ini, Percasi akan menjaring para pecatur muda terbaik dan bukan tidak mungkin program seperti program Dream Team akan digelar lagi di masa depan,” kata Hendri.
Melalui festival ini, Percasi akan menjaring para pecatur muda terbaik dan bukan tidak mungkin program seperti program Dream Team akan digelar lagi di masa depan.
Eka Putra Wirya dari Dewan Pembina Percasi mengatakan, Percasi mengapresiasi langkah BPK Penabur menggelar turnamen catur tingkat nasional yang dapat diikuti semua siswa dari sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Selama ini, BPK Penabur menggelar festival catur tingkat internal yang mempertemukan para siswa BPK Penabur di empat provinsi, yaitu Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
Langkah ke tingkat nasional akan membuat BPK Penabur menjadi penyelenggara turnamen catur yang rutin dan disegani di Indonesia. ”Jika di tenis internasional ada turnamen klasik Wimbledon, di catur nasional akan ada turnamen klasik di BPK Penabur. Namun, hal ini perlu konsistensi untuk menggelar turnamen secara rutin setiap tahun,” kata Eka.
Untuk menambah ketat persaingan dalam festival itu, kata Eka, Pengurus Besar Percasi mengundang pengurus daerah Percasi untuk mengirimkan para pecatur terbaik mereka di setiap kategori. Dengan cara ini, semua pecatur remaja akan mengasah kemampuan diri mereka untuk bersaing menjadi yang terbaik.
Kami berharap melalui proses ini ada pecatur remaja yang menunjukkan bakat luar biasa dan dapat dilatih menjadi seorang grand master di masa depan.
”Kami berharap melalui proses ini ada pecatur remaja yang menunjukkan bakat luar biasa dan dapat dilatih menjadi seorang grand master di masa depan. Prosesnya panjang, tetapi dapat dimulai dari seleksi melalui turnamen semacam ini,” kata Eka.