Tunggal putra Jepang, Kento Momota, kandas dini di penyisihan grup cabang bulu tangkis Olimpiade Tokyo. Nasib berbeda dialami dua tunggal putra Indonesia, Anthony Ginting dan Jonatan Christie, yang melaju ke fase gugur.
Oleh
AGUNG SETYAHADI dari Tokyo, Jepang
·4 menit baca
TOKYO, KOMPAS — Kento Momota seperti selalu menjauh dari Olimpiade. Setelah gagal tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 karena sanksi dari federasi bulu tangkis Jepang, dia kini tersingkir di babak penyisihan grup Olimpiade Tokyo 2020. Momota mengaku dirinya tidak bisa menemukan motivasi untuk bangkit saat tertinggal dari Heo Kwang-hee dalam laga yang berakhir dua gim, 21-15, 21-19, di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Rabu (28/7/2021).
”Dalam pertandingan-pertandingan sebelumnya, saya bisa bangkit kembali jika berada dalam keadaan seperti malam ini. Tetapi, malam ini, saya tidak bisa melakukan itu. Jadi, saya merasa diri saya lemah. Ini bukan karena kecelakaan yang lalu. Kecelakaan itu tidak berpengaruh apa pun pada malam ini,” ungkap Momota di mixed zone.
”Saya mendapat dukungan sangat besar. Tetapi, saya minta maaf kepada mereka karena saya tidak bisa menang malam ini,” ujar Momota melalui penerjemah.
Menurut dia, ia merasa tidak banyak melakukan kesalahan pada gim pertama. ”Tetapi, setelah lawan saya meraih 11 poin, saya tidak bisa bangkit. Saya tidak bisa memotivasi diri. Kondisi saya baik-baik saja, tetapi sangat sulit untuk bisa bermain seperti biasanya,” ungkap peraih dua emas Kejuaraan Dunia pada 2018 dan 2019 itu.
Sementara itu, tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, melaju ke babak 16 besar. Anthony lolos dengan mulus, sedangkan Jonatan nyaris tersingkir dan harus menjalani rubber gim. Jonatan memetik pelajaran penting dari pertandingan melawan tunggal putra Singapura, Loh Kean Yew, pada laga terakhir penyisihan Grup G Olimpiade Tokyo 2020.
Jojo, yang sudah menang di gim pertama, harus menjalani gim ketiga karena kehilangan ritme permainan pada gim kedua. Ini menjadi catatan penting Jojo sebelum melawan tunggal putra China, Shi Yuqi, pada babak 16 besar.
Momen kritis
Jojo bisa melaju ke babak perdelapan final dengan skor ketat 22-20, 13-21, 21-18. Peraih emas Asian Games 2018 itu harus berjuang bangkit dari momen kritis untuk bisa meraih kemenangan di gim ketiga.
”Pertandingan terakhir di Thailand Open melawan Loh Kean Yew juga sangat ketat dengan rubber game juga. Dia bermain enjoy, nothing to lose. Pelajaran bagi saya adalah mengurangi lagi kesalahan sendiri. Pola permainan harus dimatangkan. Kedua, kalau mau main menyerang, ya, total menyerang. Jangan setengah-setengah,” ujar Jojo.
Terkait lawan di babak 16 besar melawan tunggal China, Shi Yuqi, Jojo mengaku akan mencari informasi permainan terakhirnya. ”Dia enggak main hari ini dan dia juga baru main sekali. Mungkin, secara stamina, dia agak lebih baik,” ungkap Jojo.
”Yang harus saya perhatikan adalah apakah pola permainan dia akan ada perubahan atau tidak karena dia lama tidak bertanding. Tidak ada video dia di Youtube, kemarin. Pemusatan latihan China juga tertutup. Jadi, tidak ada gambaran tentang dia. Mungkin, (saya) akan pelajari dari pertandingan-pertandingan terakhir melawan dia,” kata Jojo.
Laga melawan atlet ROC itu dijadikan Anthony untuk melatih fokus dan menikmati permainan dalam kondisi apa pun.
Anthony Sinisuka Ginting melangkah ke babak 16 besar dengan mulus setelah mengalahkan atlet ROC (Komite Olimpiade Rusia), Sergey Sirant, 20-12, 20-10, pada laga terakhir Grup J di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Rabu malam. Anthony akan bertemu dengan tunggal Jepang, Kanta Tsuneyama, di babak perdelapan final Olimpiade Tokyo 2020, Kamis.
Anthony tiga kali bertemu Tsuneyama, terakhir pada 2018. Dia akan mempelajari permainan Tsuneyama dengan menonton video pertandingan terakhirnya. ”Yang pasti, tetap fokus dari awal karena itu penting sekali untuk laga berikutnya. Lawan pasti akan tambah ketat dan tambah sulit. Jadi, fokus harus lebih diperhatikan,” ungkap Anthony di mixed zone seusai melawan Sirant.
Laga melawan atlet ROC itu dijadikan Anthony untuk melatih fokus dan menikmati permainan dalam kondisi apa pun. ”Yang pasti, coba buat nikmati saja dari dalam lapangan. Meskipun ada target, itu tidak terlalu dipikirkan. Coba dinikmati saja,” ungkap Anthony.
Terkait pertemuan dengan Tsuneyama, di mana dia hanya menang sekali dari tiga pertemuan, Anthony menilai, itu bukan patokan pasti. ”Kita lihat lagi nanti video bermain dia yang paling terakhir. Dari situ akan dapat gambaran secara tidak langsung terkait kelebihan yang harus saya antisipasi dan kelemahan yang harus saya perhatikan,” pungkas Anthony terkait persiapan di babak 16 besar.