Momentum Tim ”Oranye” Membalas Luka di Piala Dunia Perancis
Delapan tim telah memastikan tempat di perempat final sepak bola putri. Satu laga paling menarik di fase gugur ialah ulangan final Piala Dunia 2019 yang mempertemukan Belanda melawan Amerika Serikat.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
YOKOHAMA, SELASA — Laga seru akan tersaji di perempat final cabang sepak bola putri Olimpiade 2020, yaitu ulangan final Piala Dunia 2019 di Perancis. Pengoleksi empat medali emas Olimpiade, Amerika Serikat, akan ditantang juara Eropa, Belanda, di babak gugur itu. Tim ”Oranye” sangat berambisi untuk membalaskan luka yang diberikan AS, dua tahun silam.
Pada Piala Dunia Putri 2019, AS mengalahkan Belanda, 2-0, di final. Kemenangan itu membuat tim putri AS meraih gelar juara Dunia untuk kali keempat. Secara statistik, AS juga selalu menang atas Belanda dari lima kali duel sejak 2006.
Namun, Belanda punya modal lebih baik jelang pertemuan kedua tim di ajang Olimpiade, Jumat (30/7/2021), di Stadion Nissan, Yokohama. Tim asuhan Sarina Wiegman itu mampu mengumpulkan tujuh poin dan memuncaki Grup F dengan keunggulan selisih gol dari Brasil.
Tak hanya itu, Oranye menjadi tim paling produktif dengan torehan 21 gol dari tiga laga penyisihan grup. Lini depan Belanda sangat berbahaya dengan mencatatkan rata-rata tujuh gol di penyisihan grup.
Produktivitas gol itu dipengaruhi oleh penampilan tajam penyerang Vivianne Miedema. Pemain yang berkarier bersama Arsenal di Liga Inggris itu hanya butuh tiga laga untuk menciptakan rekor baru, yaitu pencetak gol terbanyak di satu ajang Olimpiade.
Rekor baru
Miedema telah mencetak delapan gol sehingga melampaui catatan enam gol yang diciptakan pemain Kanada, Christine Sinclair, di Olimpiade London 2012. Sejumlah capaian itu merupakan hasil monumental bagi tim Belanda dalam debutnya di ajang Olimpiade.
Wiegman mengakui, posisi juara di Grup F akan membawa timnya menghadapi tantangan tidak mudah di fase gugur, yaitu bertemu AS, tim tersukses dalam sejarah sepak bola putri. Meski demikian, lanjutnya, Belanda tidak gentar.
Tokyo 2020 menjadi turnamen tersubur dalam tujuh penyelenggaraan sepak bola putri di Olimpiade. Rata-rata telah tercipta 4,16 gol per laga.
Mereka tetap tampil makimal di laga terakhir penyisihan grup, sehingga menang telak, 8-2, atas China, Selasa (27/7) malam WIB. Belanda pun memuncaki grup itu berkat perbedaan tujuh selisih gol atas Brasil, runner-up Grup F.
”Kami tidak takut menghadapi tim mana pun, termasuk AS. Kami akan mempersiapkan diri dengan baik untuk menang di perempat final,” ujar Wiegman dilansir De Telegraaf.
Wiegman menambahkan, dirinya akan fokus memperbaiki lini pertahanan timnya dalam dua hari masa rehat jelang fase gugur. Dari tiga laga, Belanda selalu kebobolan, termasuk dari dua tim lemah, yaitu Zambia dan China. Gawang Oranye kebobolan total delapan gol dari tiga laga di penyisihan grup.
Bak dua wajah
Melawan AS, tim kaya pengalaman di Olimpiade, Belanda perlu memperbaiki koordinasi dan menghindari blunder di lini belakang. Belanda adalah tim berwajah dua, yaitu paling produktif sekaligus terburuk dalam bertahan, dari delapan tim yang lolos ke babak perempat final.
Sementara itu, AS lebih dulu memastikan langkah di perempat final ketika bermain imbang tanpa gol dengan Australia. Hasil itu membuat kedua tim mengoleksi empat poin. Namun, AS unggul selisih gol untuk merebut peringkat kedua di bawah Swedia dengan koleksi sembilan poin dari tiga laga.
Adapun Australia meraih tiket ke perempat final sebagai salah satu tim peringkat ketiga terbaik. Satu tim peringkat ketiga lainnya adalah tuan rumah Jepang.
Meskipun tetap lolos ke fase gugur, AS mencatatkan perolehan poin terburuk di babak penyisihan grup dari tujuh edisi Olimpiade yang diikutinya. Sejak Olimpiade Atalanta 1996, ketika sepak bola putri pertama kali diperlombakan, raihan poin terburuk AS sebelumnya ialah enam poin pada Beijing 2008.
”The Stars and Stripes” tidak terlihat datang ke Tokyo dengan predikat sebagai juara dunia. Ketika menghadapi Australia, AS bermain lebih bertahan dan pasif. Australia unggul 60 persen penguasaan bola. Sebaliknya, tim AS lebih banyak menerapkan pola serangan balik lewat operan-operan jauh.
”Memang, kami gagal menang, Akan tetapi, seluruh pemain sukses menjalankan rencana permainan kami. Saya yakin, permainan kami akan semakin baik di perempat final, ujar Pelatih AS Vlatko Andonovski mencoba tetap optimistis, seperti dikutip ESPN.
Adapun Pelatih Australia Tony Gustavsson mengaku terkejut melihat penampilan pasif tim AS. Gustavsson adalah asisten pelatih AS ketika meraih emas Olimpiade 2012 serta trofi Piala Dunia 2015 dan 2019.
”AS saat ini bukan tim yang saya kenal beberapa tahun lalu. Setahu saya, AS adalah tim yang sangat agresif. Tim AS sudah berbeda, meskipun mayoritas skuad masih diisi oleh para pemain di Piala Dunia 2019,” kata Gustavsson, yang menangani Australia sejak 2020 lalu.
Australia selanjutnya akan menantang Inggris Raya. Adapun dua laga perempat final lainnya akan mempertemukan Swedia versus Jepang serta Kanada kontra Brasil.
Miedema telah mencetak delapan gol sehingga melampaui catatan enam gol yang diciptakan pemain Kanada, Christine Sinclair, di Olimpiade London 2012.
Tokyo 2020 menjadi turnamen tersubur dalam tujuh penyelenggaraan sepak bola putri di Olimpiade. Seusai berakhirnya 18 laga di penyisihan grup, total telah tercipta 75 gol di Olimpiade 2020. Rata-rata telah tercipta 4,16 gol per laga.
Akumulasi gol itu sudah jauh lebih banyak dari tiga edisi Olimpiade ketika mulai menerapkan 12 kontestan sejak Beijing 2008. Rekor gol terbanyak sebelumnya tercipta pada Olimpiade Beijing 2008 dengan total 66 gol dari 26 laga.
Alhasil, jumlah gol di Tokyo 2020 masih akan terus bertambah karena masih tersedia delapan pertandingan di babak gugur, yaitu hingga laga perebutan medali emas, 6 Agustus mendatang. (AP)