Dua Emas Olimpiade Belum Cukup untuk ”Terminator” Titmus
Ariarne Titmus dua kali beruntun mengalahkan ”ratu renang” gaya bebas Kathleen Ledecky. Meski sudah mengoleksi dua emas, Titmus merasa belum cukup. Dia mengincar dua emas lagi dari nomor 800 m dan estafet 4 x 200 m.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
TOKYO, RABU — Perenang Australia, Ariarne Titmus (20), kembali mengejutkan setelah untuk kedua kali mengalahkan ratu renang gaya bebas asal Amerika Serikat, Kathleen Ledecky (24). Titmus, yang dijuluki ”Terminator”, meraih emas kedua Olimpiade Tokyo 2020 dari nomor 200 meter gaya bebas putri di Tokyo Aquatics Center, Rabu (28/7/2021).
Titmus sekaligus memecahkan rekor Olimpiade di nomor ini lewat catatan waktu 1 menit 53,50 detik. Dia melampaui rekor yang sebelumnya digenggam perenang AS, Allison Schmitt (1 menit, 53,61 detik), sejak Olimpiade London 2012.
Si ”Terminator” lagi-lagi merebut emas dari sang juara bertahan Ledecky. Setelah mengalahkan Ledecky di nomor 400 m gaya bebas, dua hari lalu, dia kali ini meninggalkan jauh Ledecky yang hanya finis di urutan ke-5 (1 menit 55,21 detik).
Titmus yang merupakan ”kuda hitam” di nomor gaya bebas putri sekarang telah mengoleksi dua emas. Ekspresi ketidakpercayaan itu ditunjukan sang perenang dengan menangis di pelukan pelatihnya, Dean Boxall.
Perenang rupawan ini mengaku sangat senang dengan pencapaian tak terduga tersebut. Namun, dia belum mau merayakan kemenangan saat ini. Fokusnya tertuju pada lomba berikutnya, nomor 800 m gaya bebas dan estafet 4 x 200 m gaya bebas.
Titmus mengincar empat emas dalam debut di Olimpiade. ”Saya sedang memikirkan nomor 800 meter dan estafet. Saya tidak ingin merusak sisa penampilan saya dengan pesta yang terlalu meriah. Di luar itu, saya sangat bangga dengan apa yang telah saya capai,” katanya selepas lomba.
Di dua nomor tersebut, Titmus kemungkinan besar akan kembali bertemu dengan idolanya, Ledecky. Dia akan kembali berupaya merebut takhta ”sang ratu” yang juga merupakan juara bertahan di dua nomor itu.
Kualifikasi estafet 4 x 200 meter gaya bebas akan mulai berlangsung malam ini. Tim Australia, bersama Titmus, merupakan pemegang rekor dunia pada nomor tersebut dengan waktu 7 menit 41,50 detik. Mereka memecahkan rekor itu dalam Kejuaraan Dunia Akuatik 2019 di Gwangju, Korea Selatan.
Sementara itu, kualifikasi nomor 800 meter gaya bebas akan berlangsung Kamis malam. Titmus berstatus sebagai ”kuda hitam” karena Ledecky merupakan pemegang rekor dunia sekaligus Olimpiade dalam nomor tersebut.
Konsistensi
Meskipun mengalahkan Ledecky di final 200 m, raihan emas Titmus sebenarnya tidak terlalu mengejutkan dibandingkan dengan di 400 m. Dia tampil di final sebagai perenang tercepat dalam kualifikasi (1 menit 54,82). Dia pun memulai lomba di lintasan empat yang merupakan tempat favorit mayoritas perenang.
Saya sangat beruntung bisa berada di sini, melakukan apa yang saya cintai. Saya hanya berasal dari kota kecil di Tasmania. Itu semua membuktikan Anda bisa melakukan apa pun jika mengerjakannya 100 persen.
Titmus memulai lomba dengan sedikit lambat. Ketika menyelesaikan 50 meter pertama, dia berada di urutan ke-5. Titmus tertinggal 0,64 detik dari peraih perunggu asal Kanada, Penny Oleksiak, yang sempat memimpin lomba.
Setelah 150 meter berlalu, giliran peraih perak asal Hongkong, Siobhan Bernadette Haughey, yang menjadi perenang tercepat. Haughey unggul 0,42 detik atas Titmus yang baru bisa beranjak menuju urutan ke-3.
Namun, strategi Titmus untuk menyimpan tenaga di 50 meter terakhir terbukti tepat. Dia mampu mengejar lawan-lawannya yang mulai kelelahan. Hingga akhirnya, Titmus memimpin lomba ketika mendekati garis finis.
Di sisi lain, Ledecky tidak mampu berbicara banyak dalam nomor lomba kali ini. Dia tidak pernah bisa melampaui urutan ke-5 sepanjang lomba. Ledecky bahkan hanya lebih cepat 0,13 detik daripada saat kualifikasi.
Titmus merasa sangat bahagia dengan raihan emas dalam debutnya. ”Saya sangat beruntung bisa berada di sini, melakukan apa yang saya cintai. Saya hanya berasal dari kota kecil di Tasmania. Itu semua membuktikan Anda bisa melakukan apa pun jika mengerjakannya 100 persen,” ucap atlet berambut pirang ini.
Walaupun gagal mempertahankan emas, Ledecky tetap bisa meraih emas. Setelah lomba 200 meter, dia berjaya di nomor 1.500 meter gaya bebas. Ledecky mendominasi lomba sekaligus meraih emas berkat catatan waktu 15 menit 37,34 detik.
”Setelah lomba 200 meter, saya tahu harus bisa bangkit secepat mungkin. Saya memikirkan keluarga saya ketika pemanasan. Saya juga membayangkan kakek dan nenek saya dalam setiap gerakan,” kata Ledekcy dengan nada bergetar saat ditanya tentang kunci kebangkitannya.
Selain meraih emas, Ledecky juga mengakhiri lomba nomor 1.500 m putri, yang baru pertama kali dipertandingkan di Olimpiade, sebagai pemegang rekor Olimpiade. Dia mencatat waktu tercepat, 15 menit 35,35 detik, saat kualifikasi.
Di nomor 200 m gaya ganti, perenang tuan rumah Yui Ohashi kembali meraih emas dengan catatan waktu 2 menit 8,52 detik. Ohashi yang tidak diunggulkan di Olimpiade sudah meraih dua emas setelah juga berjaya di nomor 400 m gaya ganti. (AP/REUTERS)