Kejutan Ariarne Titmus Tumbangkan ”Ratu” Gaya Bebas
Percikan kejutan semakin banyak terjadi di Tokyo Aquatics Center, gelanggang renang Olimpiade Tokyo 2020. Hari ini, ”ratu” gaya bebas putri Kathleen Ledecky tumbang di tangan perenang debutan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
TOKYO, SENIN — Setelah keajaiban perenang ”kuda hitam” Tunisia, Ahmed Hafnaoui, yang meraih medali emas nomor 400 meter gaya bebas putra, kejutan terus lahir dari Tokyo Aquatics Center. Arena renang Olimpiade Tokyo 2020 itu menjadi saksi aksi perenang debutan Australia, Ariarne Titmus (20), yang meraih medali emas nomor 400 meter gaya bebas putri, Senin (26/7/2021). Titmus mengalahkan ”ratu” gaya bebas asal Amerika Serikat, Kathleen Ledecky (24).
Ledecky adalah pemegang rekor dunia sekaligus Olimpiade dalam nomor 400 meter gaya bebas. Juara bertahan dalam nomor ini tersebut sering digadang-gadang sebagai yang terbaik sepanjang masa di nomor gaya bebas putri.
Namun, Titmus sukses membalikkan prediksi di atas kertas. Dia memecahkan rekor Oseania lewat catatan waktu 3 menit 56,69 detik. Titmus memberikan kekalahan pertama kepada Ledecky (3 menit 57,36 detik) di nomor individu Olimpiade.
Adapun Ledecky tidak pernah kalah lagi sejak meraih emas pada 800 meter gaya bebas di Olimpiade London 2012. Dia bahkan menyapu bersih tiga medali emas pada nomor 200 meter, 400 meter, dan 800 meter gaya bebas di Olimpiade Rio 2016.
”Ini seperti tidak nyata. Anda berhasil menyelesaikan rencana besar untuk sesuatu hal. Ini mungkin pencapaian terbesar yang bisa didapatkan dalam karier saya. Jadi, saya sangat senang,” kata Titmus, yang tidak berhenti tersenyum sejak menyentuh tembok penanda garis finis.
Titmus di lintasan 3 dan Ledecky di lintasan 4 menjadikan final nomor ini di Tokyo Aquatics Center serasa milik mereka berdua. Mereka meninggalkan jauh para pesaingnya setelah melampaui 100 meter, atau sekali bolak-balik ke garis awal.
Pesaing terdekat mereka adalah Li Bingjie (lintasan 5) yang finis dengan catatan 4 menit 1,08 detik. Meskipun sukses memecahkan rekor Asia, perenang asal China ini tertinggal hampir 4 detik dari Titmus dan Ledecky.
Konsisten
Sebagai ”ratu” gaya bebas, Ledecky tampak tak terkalahkan setelah melewati 50 meter. Dia melaju konsisten dan memimpin lomba sampai titik 300 meter. Di sini, Ledecky unggul tipis atas Titmus, 0,16 detik.
Titmus yang selalu berada di belakang Ledecky ternyata bukannya tidak mampu mengejar. Dia memendam kekuatan terbaiknya untuk digunakan di 100 meter terakhir. Perenang debutan Olimpiade ini lalu mulai menyusul sang ”ratu” saat menuju titik 350 meter.
”Ledakan” Titmus membuat Ledecky terkejut. ”Saya merasa nyaman ketika memasuki 300 meter. Tetapi, tiba-tiba, dia sudah ada di sebelah saya. Saya tahu ini akan jadi pertarungan hingga akhir. Saya rasa dia memang lebih cepat dalam 50 atau 75 meter terakhir,” tambah Ledecky.
Ini seperti tidak nyata. Anda berhasil menyelesaikan rencana besar untuk sesuatu hal. Ini mungkin pencapaian terbesar yang bisa didapatkan dalam karier saya. Jadi, saya sangat senang.
Setelah itu, Titmus sudah tidak terkejar lagi. Dia melaju ke garis finis bagai roket tanpa rem. Pertarungan saling jegal ini berujung manis. Titmus dan Ledecky saling melempar senyum di garis finis. Mereka lalu naik dari kolam dan berpelukan erat.
”Saya hanya mau berterima kasih kepadanya (Ledecky). Saya tidak akan berada di sini tanpanya. Dia telah memberikan standar kepada seluruh perenang di jarak menengah gaya bebas. Jika saya tidak punya tujuan untuk mengejarnya, saya tidak akan pernah berada di titik ini,” ucap Titmus.
Bagi Ledecky, raihan perak ini adalah sebuah kegagalan. Sebagai pemegang rekor dunia dan Olimpiade, 3 menit 56,46 detik, dia ditargetkan kembali meraih emas dalam nomor ini. Target itu sangat realistis karena sang ”ratu” punya dua kali pengalaman di Olimpiade dan sedang berada dalam fase usia emas.
Ledecky kecewa, tetapi juga bangga terhadap sang lawan. Dia memuji penampilan hebat Titmus. ”Saya sudah bertarung sebisa mungkin. Dia tadi berenang dengan sangat cerdas. Dia bisa mengontrol lomba ketika berada di depan,” katanya.
Rivalitas dua perenang terbaik gaya bebas ini belum berakhir. Mereka masih akan bersaing di dua nomor lagi, 200 meter dan 800 meter. Ini menjadi kesempatan Ledecky untuk membalas kekalahan, atau justru Titmus yang akan mutlak mengambil takhta sang ”ratu”. (REUTERS)