Kepingan Hilang dari Tim Bola Basket AS
Tim bola basket AS tampak kehilangan sesuatu saat ditaklukkan Perancis dalam laga pembuka. Skuad bertabur bintang NBA ini tidak segarang label mereka sebagai raksasa terbesar dunia.

Pemain basket Perancis, Evan Fournier (kiri), melewati pemain Amerika Serikat, Draymond Jamal Green, untuk mencetak angka pada laga penyisihan Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Saitama Super Arena, Tokyo, Minggu (25/7/2021).
Tim bola basket Amerika Serikat sudah terlalu lama tidak kalah di Olimpiade. Grup yang selalu bertabur bintang-bintang NBA ini terakhir kalah pada 2004, dari Argentina di semifinal Olimpiade Athena. Rekor selama 17 tahun itu tumbang hanya dalam satu pertandingan di Olimpiade Tokyo 2020.
Tim AS yang dipimpin megabintang Brooklyn Nets, Kevin Durant, takluk kepada Perancis dalam laga pembuka Grup A, 76-83, di Saitama Super Arena pada Minggu (25/7/2021) malam WIB. Kekalahan ini mengakhiri rentetan 24 kali kemenangan beruntun mereka di Olimpiade.
Guard Perancis, Evan Fournier, menjadi biang kekalahan Durant dan rekan-rekan lewat raihan 28 poin. Lewat hujan tembakan dengan akurasi 50 persen (11-22), pemain asal tim NBA Orlando Magic ini menghantui keranjang tim AS sepanjang malam.
Skuad AS tidak bisa menyelesaikan laga dengan sempurna meski sudah unggul tujuh poin di kuarter keempat. Mereka yang hanya mencatatkan akurasi lemparan sangat rendah, 36 persen (25-69), dihukum Perancis dengan laju poin tertinggal 2-16 pada momen krusial kuarter akhir.

Pemain basket Amerika Serikat, Kevin Wayne Durant (berdiri), berebut bola dengan pemain Perancis, Evan Fournier, pada laga penyisihan Grup A Olimpiade Tokyo 2020, di Saitama Super Arena, Minggu (25/7/2021). Pada laga itu, Perancis menang dengan skor 83-76.
Nyaris semua anak asuh pelatih Gregg Popovich tampil di bawah standar mereka sebagai pemain di liga terbaik dunia. Megabintang NBA, Durant (8 poin) dan Damian Lillard (11 poin), tidak banyak berkontribusi. Justru pemain cadangan yang baru tiba di Tokyo setelah laga final NBA bersama Milwaukee Bucks, Jrue Holiday (18 poin), tampil paling impresif malam tadi.
Puncaknya, mereka menyajikan pertunjukan sekelas pemain amatir pada semenit tersisa. Durant dua kali gagal mengeksekusi lemparan tiga poin tanpa penjagaan. Lemparan gagal juga dilakukan Holiday dan Zach LaVine. Semua dilengkapi dengan Lillard yang terpeleset dan memberikan bola untuk tim lawan.
Tidak ada yang mengejutkan. Ketika Anda kalah di sebuah laga, Anda tidak terkejut. Anda kecewa. Mereka adalah tim yang hebat.
Kata Popovich, kekalahan ini sama sekali tidak mengejutkan. ”Tidak ada yang mengejutkan. Ketika Anda kalah di sebuah laga, Anda tidak terkejut. Anda kecewa. Mereka adalah tim yang hebat,” kata Popovich yang menjalani debut di Olimpiade sebagai pelatih kepala AS.
Baca juga : Ketika Covid-19 Mengalahkan Atlet Sebelum Bertanding
”Mereka sangat bagus dari tiga poin dan kami membuat cukup banyak kesalahan. Seperti kata Draymond (Green), kami sempat unggul 7 poin, tetapi membiarkan mereka berbalik unggul. Jadi, itu adalah pelajaran untuk lebih konsisten lagi,” tambah Popovich yang juga menjabat sebagai pelatih San Antonio Spurs.

Pelatih tim basket Amerika Serikat berbicara dengan para pemainnya saat jeda laga melawan Perancis pada laga penyisihan Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Saitama Super Arena, Minggu (25/7/2021). Pada laga itu, Perancis menang dengan skor 83-76.
Kepingan hilang
Popovich tidak salah. Dia benar, kekalahan ini sama sekali tidak mengejutkan. Seantero dunia tahu, tim AS punya pemain paling berbakat di jagat raya. Namun, dari sebelum berangkat ke Tokyo, mereka tidak memperlihatkan kedigdayaan seperti biasa yang diciptakan ”Dream Team” versi Michael Jordan (1992) atau versi Kobe Bryant (2008).
Durant dan kawan-kawan datang ke Olimpiade dengan dua kali kekalahan di laga uji coba. Tim AS takluk kepada Nigeria dan Australia yang berada satu atau dua level di bawah kualitas pemain-pemain mereka. Jadi, kekalahan di laga pembuka sebenarnya bukan sesuatu yang mengejutkan di tengah rekor mentereng sejak 2004.
Baca juga : Milwaukee Bucks Juara NBA 2021
Absennya pemain veteran menjadi salah satu masalah terbesar tim AS. Pemain paling dominan di NBA, seperti LeBron James, Stephen Curry, dan James Harden, memilih tidak berangkat. Mereka punya alasan masing-masing, mulai dari ingin fokus di pramusim bersama klub sampai pemulihan cedera.
Ditambah lagi, skuad AS diterpa badai positif Covid-19 sebelum berangkat ke Tokyo. Mereka terpaksa mengganti pemain yang sudah terpilih, Bradley Beal dan Kevin Love. Keduanya digantikan Keldon Johnson (21) dan Javale McGee (33) yang tidak berpengalaman di tim senior.

Pemain basket Amerika Serikat, Jrue Holiday (kiri), bersiap mencetak angka dengan melewati pemain Perancis, Vincent Poirier, pada laga penyisihan Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Saitama Super Arena, Minggu (25/7/2021). Pada laga itu, Perancis menang dengan skor 83-76.
Tim AS datang ke ajang multicabang terbesar dengan skuad minim seadanya. Hanya Durant dan Green yang pernah bermain di Olimpiade. Sisanya 10 pemain lain adalah debutan, termasuk nama top seperti Lillard.
Skuad pas-pasan ini dibarengi dengan persiapan yang sangat minim. Popovich baru bisa menjalani latihan dengan seluruh pemain lengkap ketika di Tokyo. Banyak pemain masih harus berlaga di musim NBA yang baru resmi berakhir pada Senin kemarin.
Musim NBA berdempetan dengan Olimpiade karena situasi pandemi Covid-19 yang membuat kompetisi musim lalu mundur dari rencana. Berbeda dengan Olimpiade Rio, tim punya waktu sekitar sebulan setelah final NBA berakhir.
Hasilnya, tim asuhan Popovich tampak belum melekat sebagai kesatuan tim. Mereka ibarat seporsi makan yang dibuat dari bahan-bahan mewah, tetapi rasanya tidak saling mengikat. Rasanya justru menjadi sangat hambar.

Pemain basket Amerika Serikat, Kevin Wayne Durant, berebut bola dengan pemain Perancis saat melakukan rebound pada laga penyisihan Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Saitama Super Arena, Minggu (25/7/2021). Pada laga itu, Perancis menang dengan skor 83-76.
Persiapan terbatas tersebut mengiringi fakta bahwa banyak di antara mereka baru pertama kali bermain bersama di timnas. Mereka tidak bisa mengalahkan keharmonisan tim-tim lain. Perancis, misalnya, punya Fournier dan Rudy Gobert yang sudah membela timnas sejak Kejuaraan Eropa U-20 pada 2011.
Bumerang Popovich
Kekalahan ini memperkeruh atmosfer di tim AS. Menurut jurnalis The Athletic, Joe Vardon, para pemain AS tampak kecewa dengan sistem serangan yang dijalankan Popovich. Sang pelatih menggunakan sistem yang dipakai di Spurs. Sistem itu dinilai tidak cocok dengan gaya bermain dan kelebihan mereka.
”Para pemain frustrasi dan menggerutu saat berjalan ke ruang ganti. Mereka membicarakan sistem serangan San Antonio (Spurs), yang dinilai ada sistem lebih baik dari itu,” tulis Vardon.
Popovich memilih untuk tidak mengembangkan sistem sesuai kelebihan pemain. Sebab, dia menyadari tidak punya waktu dengan persiapan yang terbatas. Cara terbaik adalah menerapkan sistem yang sudah dijalankan sejak menukangi Spurs mulai 1996.

Pemain basket Perancis, Guerschon Yabusele (tengah), berebut bola dengan pemain basket Amerika Serikat, Edrice Femi Adebayo (kanan), pada laga penyisihan Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Saitama Super Arena, Minggu (25/7/2021). Pada laga itu, Perancis menang dengan skor 83-76.
Tidak hanya pemain. Target mempertahankan medali emas untuk empat kali beruntun juga menjadi beban dalam debut Popovich di Olimpiade. Kemampuannya diuji untuk mengatasi ego selangit para bintang NBA yang berkumpul dalam satu seragam.
Tantangan Popovich tidaklah mudah. Dia harus bisa seperti Mike Krzyzewski atau ”Coach K” yang punya tangan ajaib mengharmoniskan tim bertabur bintang. Meski hanya pelatih level universitas, Coach K sukses mengantar AS tiga kali juara Olimpiade (2008, 2012, 2016).
Coach K dalam persiapan Olimpiade 2008 pernah datang ke kamar Bryant untuk memberikan tugas khusus. Sang pelatih meminta Bryant lebih berperan sebagai kontributor serangan di ajang nanti, bukan eksekutor seperti biasanya.
Uniknya, Bryant bisa menerima itu dengan senang hati. Mantan pemain Los Angeles Lakers yang pernah mencetak 81 poin dalam satu laga ini bisa menyatu dengan pemain berego tinggi seperti James dan Carmelo Anthony.

Reaksi pemain basket Amerika Serikat, Edrice Femi Adebayo, saat timnya tertinggal dari Perancis pada laga penyisihan Grup A Olimpiade Tokyo 2020 di Saitama Super Arena, Minggu (25/7/2021). Pada laga itu, Perancis menang dengan skor 83-76.
Perjalanan AS di Tokyo masih jauh dari kata berakhir. Mereka punya kesempatan memperbaiki performa saat berhadapan dengan dua lawan tersisa di Grup A, Republik Ceko dan Iran. Kualitas kedua calon lawan ini berada di bawah Perancis.
Lillard meyakini, tidak ada masalah besar dalam tim. ”Kami hanya berusaha terlalu keras untuk melakukan hal yang tepat daripada menjadi diri kami yang sebenarnya sebagai pemain terbaik di NBA,” ucapnya. (AFP/REUTERS)