Pecatur putri Indonesia IM Irene Kharisma Sukandar dan IM Medina Warda Aulia mengukir sejarah di dunia catur. Mereka adalah dua pecatur putri Indonesia pertama yang lolos ke babak kedua Piala Dunia Catur.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
SOCHI, SELASA - Dua pecatur putri Indonesia, International Master (IM) Irene Kharisma Sukandar dan IM Medina Warda Aulia mencetak sejarah baru dengan lolos ke babak kedua Piala Dunia Catur Sochi 2021, di Sochi, Rusia, Selasa (13/7/2021). Sebelumnya, tidak pernah ada pecatur putri Indonesia yang bisa menembus babak kedua atau babak 32 besar.
Selama ini, pecatur Indonesia yang pernah menembus babak kedua Piala Dunia Catur hanya Grand Master Utut Adianto, yaitu pada tahun 1996 dan 2004. Sebelum ajang ini, Irene sudah dua kali mengikuti Piala Dunia Catur tetapi selalu gagal lolos ke babak kedua. Sedangkan, Medina baru pertama kali mengikuti ajang ini.
Kemenangan keduanya diawali sejak laga pertama, pada Senin (12/7). Medina menghadapi Woman International Master (WIM) Jana Schneider dari Jerman dengan persiapan yang sangat kuat. Medina sudah mempelajari semua permainan Schneider dan menyiapkan strategi menekan sejak pembukaan.
Strategi itu berhasil membuat Schneider tertekan dan terpaksa bertahan. Schneider kehilangan banyak waktu untuk berpikir karena langkah-langkahnya lemah. Pecatur Jerman itu akhirnya kalah karena kehabisan waktu bermain.
Sementara itu, Irene yang menghadapi WIM Javiera Belen Gomez Barrera dari Chile juga memiliki persiapan yang sama dengan Medina. Irene sudah mempelajari semua kelemahan Barrera dan langsung menekan sejak pembukaan. Tekanan demi tekanan Irene membuat Barrera kehilangan banyak waktu.
Saat krisis waktu, Barrera melakukan langkah yang lemah sehingga rajanya nyaris terkena skak mat. Barrera akhirnya menyerah dan membuat Irene unggul 1-0.
Persiapan yang matang membuat Irene dan Medina dapat menang mudah pada laga pertama.
“Persiapan yang matang membuat Irene dan Medina dapat menang mudah pada laga pertama. Mereka hanya memerlukan hasil remis pada laga kedua untuk lolos ke babak kedua,” kata Kristianus Liem, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Persatuan Catur Seluruh Indonesia.
Pada laga kedua, Selasa (13/7), Medina dan Irene kembali bermain menekan sejak pembukaan. Sebelum langkah ke-30, Medina sudah unggul gajah dan diikuti keunggulan posisi. Medina terus menekan dan akhirnya memaksa Schneider menyerah. Medina menang dengan skor 2-0.
Irene juga menekan sejak pembukaan, tetapi Barrera terus bertahan. Irene hanya sempat unggul satu bidak dan terus berusaha mencari celah lawan. Namun, Barrera dapat memaksakan hasil remis sehingga skor akhirnya menjadi 1,5-0,5 untuk Irene.
“Kemenangan ini sangat bersejarah bagi dunia catur Indonesia. Keduanya akan menghadapi lawan lebih berat pada babak kedua. Namun, jika bisa lolos, mereka berdua akan bertemu di babak ketiga,” kata Kristianus.
Pecatur putra
Sementara itu, Grand Master (GM) Susanto Megaranto bermain remis untuk kedua kalinya melawan Ehsam Ghaem Maghami dari Iran. Dengan demikian, laga mereka harus dilanjutkan dengan catur cepat dan, jika masih imbang lagi, dengan catur kilat.
Pada laga pertama, Susanto membuat permainan terkunci sejak pertengahan laga. Pecatur terbaik Indonesia itu memaksakan langkah berulang sehingga keduanya sepakat untuk menyudahi laga dengan remis.
Pada laga kedua, Susanto bermain menekan dan unggul satu perwira. Namun, Maghami membuat posisi yang memaksa Susanto hanya bisa melakukan skak abadi tanpa dapat mematikan lawan. Mereka kembali sepakat untuk remis. Laga penentuan dengan catur cepat digelar Rabu (14/7) malam.
Pecatur Indonesia lainnya, IM Muhammad Ervan tidak bisa bertanding karena terdeteksi positif Covid-19 saat menjalani pemeriksaan swab PCR terakhir sebelum laga.