Final Copa America 2021 tak hanya wujud persaingan klasik Brasil dan Argentina. Laga final ideal itu juga menjadi pertarungan dua megabintang, Neymar Jr dan Lionel Messi, mewujudkan ambisi untuk timnya masing-masing.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
RIO DE JANEIRO, JUMAT — Copa America 2021 menyuguhkan final impian, yakni laga klasik Brasil versus Argentina di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, Minggu (11/7/2021) pagi WIB. Selain tim terbaik, laga itu juga menentukan megabintang terbaik di Amerika Selatan. Neymar Jr dan Lionel Messi memburu trofi internasional besar pertamanya bersama tim nasional mereka masing-masing.
Copa America 2021 adalah gelaran paling menantang sepanjang sejarah kejuaraan sepak bola kontinental tertua di dunia tersebut. Sebelum dijadwal ulang di Brasil selama 13 Juni-10 Juli, ajang itu hampir batal berlangsung. Beberapa hari sebelum dilaksanakan, Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol) mencoret Kolombia dan Argentina sebagai tuan rumah karena gejolak sosial dan wabah Covid-19.
Saat Brasil ditunjuk sebagai pengganti dua minggu sebelum pembukaan, situasinya tidak lebih mulus. Negeri ”Samba” menjadi salah satu negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Penyelenggaraan Copa America di Brasil pun mengundang pro-kontra hebat. Sebagai solusinya, ajang itu digelar tanpa penonton.
Kondisi itu semakin membuat Copa America tenggelam di tengah ingar-bingar Piala Eropa, yang seluruh laganya bisa dihadiri penonton. Maka, pertemuan Brasil dan Argentina di final Copa America kali ini dianggap sebagai pesta sepak bola untuk semua negara Amerika Latin seusai melalui sejumlah tantangan berat.
Semangat persahabatan itu diisyaratkan pemimpin kedua negara finalis. ”Saya mengatakan kepada Presiden Argentina (Alberto Fernandez) bahwa persaingan kami hanya pada laga final nanti. Saya angkat tangan guna memperjelas kami bakal mengalahkan mereka, 5-0,” ujar Presiden Brasil Jai Bolsonaro dengan direspons tawa Fernandez pada pertemuan daring seperti dikutip Telam, Kamis (8/7/2021).
Stadion Maracana, sebagai salah satu rumah spiritual sepak bola, juga akan menjadi saksi reuni dua sahabat, yakni Neymar (Brasil) dan Messi (Argentina). Mereka pernah bahu-membahu di Barcelona. Setelah Neymar pindah ke Paris Saint-Germain (PSG), kedua pemain tidak pernah lagi bertemu di lapangan. Ketika PSG dan Barcelona berhadapan di babak 16 besar Liga Champions Eropa 2020-2021, Neymar absen dari dua laga itu karena cedera panggul.
Akan tetapi, pertemuan Neymar dan Messi di final Copa America kali ini bukan untuk melepas rindu belaka. Pertemuan itu justru menjadi puncak persaingan ambisi mereka. Neymar hengkang dari Barca empat tahun lalu karena dirinya selalu berada di bawah bayang-bayang Messi.
Persaingan itu bakal terbawa ke final Copa America tahun ini. Mereka bersaing untuk mempersembahkan gelar perdana bagi timnas selain di Olimpiade. Neymar meraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, sementara Messi meraih emas di Olimpiade Beijing 2008.
Neymar tidak berpartisipasi saat Brasil mengangkat trofi Copa America 2019 karena cedera. Untuk itu, pemain berusia 29 tahun ini sangat mendambakan gelar Copa America tahun ini. ”Saya ingin bertemu Argentina di final kali ini karena saya punya banyak teman di sana. Namun, di final, Brasil yang akan menang,” katanya, Selasa (6/7/2021).
Adapun bagi Messi, Copa America 2021 menjadi peluang terakhirnya meraih trofi bergengsi itu dan mengakhiri 28 tahun puasa gelar tim Argentina. Ia telah empat kali gagal mengantarkan Argentina menjadi juara turnamen itu, yakni di final Copa America 2007, 2015, dan 2016.
Padahal, ia banyak berprestasi di level klub. ”Yang paling saya inginkan saat ini ialah memenangi gelar bersama tim nasional,” kata Messi setelah menang adu penalti, 3-2, atas Kolombia pada laga semifinal, Rabu (7/7/2021).
Momentum Argentina
Meskipun Brasil lebih diunggulkan pada laga final nanti, Argentina punya peluang besar menuntaskan rasa penasaran merebut gelar Copa America sejak kali terakhir meraihnya pada 1993. Tim berjuluk ”La Albiceleste” itu bisa mengandalkan Messi yang masih berada di puncak performa meskipun kini tidak lagi muda. Messi kini menginjak usia 34 tahun.
Dari enam laga yang telah dilalui Argentina di Copa America ini, Messi bermain penuh di setiap laga. Pemain yang baru saja mengakhiri kontrak dengan Barcelona per 30 Juni itu berkontribusi besar dengan torehan 4 gol dan 5 asis dari total 11 gol yang dibuat timnya. ”La Pulga” atau ”Si Kutu” pun kini memuncaki daftar pencetak gol dan asis terbanyak di turnamen itu.
Messi juga membantu dua rekannya di lini depan untuk lebih produktif, yakni Lautaro Martinez (membuat 3 gol) dan Alejandro Gomez (2 gol). Di final, semua rekannya siap melindungi Messi yang pasti menjadi incaran tekel para pemain Brasil.
”Messi selangkah lebih maju dari kami semua. Kami merupakan tim yang sama-sama tumbuh dan saling membantu. Saat ini, kami berada di jalan yang tepat untuk mengantarkan Argentina menjadi juara,” ujar gelandang Argentina, Rodrigo de Paul.
Akan tetapi, Brasil tidak akan mudah untuk ditundukkan. Tim berjuluk ”Si Burung Kenari” itu tampil di kandangnya yang selama ini keramat untuk semua lawan-lawannya. Juara bertahan Copa America ini juga menunjukkan statistik sebagai tim terbaik.
Mereka menjadi tim paling produktif dengan koleksi 12 gol. Mereka juga tim yang paling minim kebobolan, yaitu hanya 2 gol. ”Kami adalah tim yang ofensif, tetapi juga sangat memperhatikan pertahanan. Sangat penting menjaga keseimbangan,” kata gelandang Brasil, Casemiro.
Statistik kuat itu membuat Brasil percaya diri bisa kembali menumbangkan Argentina di final, seperti halnya di Copa America 2007. ”Mereka memiliki pemain hebat. Laga nanti bakal sulit. Namun, kami pergi ke Maracana untuk menjadi tim juara,” pungkas penyerang Brasil, Richarlison. (AP/AFP/REUTERS)