Emiliano Martinez Cemerlang, Argentina Melenggang ke Final
Argentina melengkapi final ideal di Copa America 2021, yaitu melawan Brasil, setelah menyingkirkan Kolombia lewat adu penalti. Kiper pelapis Argentina, Emiliano Martinez, menjadi pahlawan kemenangan tim "Tango".
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BRASILIA, RABU – Kiper timnas Argentina Emiliano Martinez tampil fenomenal saat membantu timnya melenggang ke final Copa America 2021 setelah mengalahkan Kolombia di babak adu penalti yang berakhir 3-2. Baru sebulan menjalani debut bersama timnas senior Argentina, Emi Martinez kini dipuja bak pahlawan.
Emi Martinez menjadi tokoh sentral di balik kelolosan Argentina ke final Copa America. Kiper tim Liga Primer Inggris, Aston Villa, itu tampil mengesankan dengan menggagalkan tiga penalti Kolombia pada babak adu penalti laga du Stadion Nasional Mane Garrincha, Brasilia, Brasil, Rabu (7/7/2021). Kedua kesebelasan bermain imbang 1-1 pada waktu normal.
Penampilan Emi Martinez disebut mengesankan oleh bintang Argentina, Lionel Messi. Emi Martinez tergolong pemain baru di timnas senior Argentina. Emi mencatatkan debut bersama timnas senior Argentina pada 4 Juni 2021. Saat itu, ia membela Argentina di kualifikasi Piala Dunia melawan Chile. Sejauh ini, dia baru mencatatkan lima penampilan bersama timnas senior Argentina.
“Ini laga yang sulit, tapi kami memiliki Emi (Martinez). Dia fenomenal dan kami percaya padanya. Kami datang ke turnamen ini untuk memenangkan setiap laga. Sekarang, kami melangkah ke final,” kata Messi.
Argentina dan Kolombia tampil terbuka dan saling menyerang di awal-awal babak pertama. Argentina hampir memimpin lebih dulu di menit ke-2 melalui tandukan Lautaro Martinez setelah menerima umpan Lionel Messi. Namun, bola masih membentur tiang gawang.
Setelahnya, hanya butuh waktu enam menit bagi Argentina untuk membuka keunggulan. Rodrigo de Paul mengirim umpan terobosan kepada Messi yang menusuk ke kotak penalti Kolombia. Messi lalu meliuk-liuk melewati hadangan pemain belakang Kolombia. Dengan jeli, ia melihat Martinez yang tak terkawal dan menyodorkan bola kepadanya. Martinez tanpa kesulitan berarti membobol gawang Kolombia yang dikawal David Ospina.
Setelah tertinggal, Kolombia bermain lebih agresif dengan dimotori oleh Juan Cuadrado. Upaya Cuadrado menyamakan kedudukan melalui sepakan keras mendatar masih bisa dimentahkan kiper Argentina, Emi Martinez. Sundulan Cuadrado menyambut sepak pojok juga belum berbuah gol setelah hanya menghantam mistar gawang. Skor 1-0 untuk keunggulan Argentina bertahan hingga turun minum.
Semua kesempatan itu mungkin tak akan dia dapatkan bila penjaga gawang utama Argentina, Franco Armani, tak divonis tertular Covid-19.
Kolombia akhirnya bisa menyamakan kedudukan melalui Luiz Diaz. Pemain sayap klub Portugal FC Porto itu lolos dari kejaran barisan bek Argentina. Lewat satu sentuhan, Diaz mengecoh Emi Martinez dengan mengarahkan bola ke tiang jauh gawang Argentina. Kedua tim bermain imbang 1-1 hingga pertandingan usai di waktu normal. Pemenang pun langsung ditentukan lewat adu tendangan penalti.
Argentina memenangi adu "tos-tosan" dengan skor 3-2 berkat penampilan gemilang Emi Martinez. Dia menjadi pahlawan lolosnya Argentina ke final setelah menangkis tembakan tiga eksekutor Kolombia, yaitu Davinson Sanchez, Yerry Mina, dan Edwin Cardona.
Sedangkan di kubu Argentina hanya Rodrigo de Paul yang gagal mengeksekusi penalti. Adapun Messi, Leandro Paredes, dan Lautaro Martinez sukses menunaikan tugasnya.
Pelatih Argentina Lionel Scaloni mengatakan, peran besar Emi Martinez tak hanya pada saat menggagalkan tiga tembakan pemain Kolombia. Lebih dari itu, Emi Martinez berkontribusi besar bagi keberhasilan Argentina berkat kepiawaiannya di bawah mistar gawang sepanjang laga.
“Dia memberikan rasa aman kepada pemain belakang,” ujar Scaloni.
Dipuja bak pahlawan, Martinez memilih merendah. Dia menyebut adu penalti tidak hanya soal kemampuan membaca tendangan lawan, tapi juga perkara keberuntungan. Menghadapi Brasil di final, Emiliano Martinez menyebut skuad besutan Tite itu adalah tim yang hebat ketika bermain di hadapan publik mereka sendiri.
“Tetapi kami punya pelatih yang hebat dan pemain terbaik di dunia. Kami akan mencoba untuk memenangkannya,” ucap Emi.
Bakat dan ketenangan
Penikmat Liga Primer Inggris telah akrab dengan bakat dan ketenangan Emi di depan gawang. Kariernya di Inggris dimulai sejak ia direkrut oleh Arsenal dari Independiente pada 2010. Selama di Inggris, Emi banyak menghabiskan waktunya dengan berpindah-pindah di klub divisi bawah, seperti Oxford United, Sheffield Wednesday, dan Rotherham United.
Kemampuannya mulai diperhitungkan di Liga Primer Inggris musim 2019-2020. Ketika itu, kiper utama Arsenal, Bernd Leno, cedera saat pertandingan menghadapi Brighton and Hove Albion pada Juni 2020. Emi kemudian membuat debutnya di Liga Primer Inggris ketika menggantikan Leno. Di sisa musim, Emi menjadi pilihan utama di bawah mistar Arsenal.
Melihat bakat dan ketenangan Emi, Aston Villa lalu tertarik menggunakan jasanya. Kepercayaan itu dibayar Emi di laga debutnya bersama Aston Villa dengan menggagalkan tembakan penalti John Lundstram ketika menjamu Sheffield United. Penyelamatan Emi itu membuat Aston Villa mampu menjaga keunggulan 1-0 hingga laga berakhir.
Kegemilangan Emi di level klub membuat Scaloni memanggilnya untuk laga melawan Ekuador dan Bolivia di kualifikasi Piala Dunia 2022. Pemanggilan ini pun menjadi yang ketiganya untuk timnas Argentina. Sebelumnya, Martinez pernah dipanggil pada Juni 2011 untuk menghadapi Nigeria dan pada Oktober 2019 menghadapi Jerman dan Ekuador. Namun, di semua laga itu, Emi Martinez belum pernah dimainkan.
Kini, Emi Martinez berkesempatan membuktikan kualitasnya lebih jauh bersama timnas Argentina. Semua kesempatan itu mungkin tak akan dia dapatkan bila penjaga gawang utama Argentina, Franco Armani, tak divonis tertular Covid-19. Seperti yang Emi katakan sebelumnya, permainan sepak bola terkadang memang memerlukan keberuntungan. (AP/REUTERS)