Chris Paul di Antara Mimpi Terindah dan Kenangan Terburuk
Chris Paul punya kesempatan terbaik meraih mimpi besarnya bermain di final NBA. Namun, pengalaman masa lalu pada momen serupa akan menghantuinya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
KEVORK DJANSEZIAN/GETTY IMAGES/AFP
Bintang Phoenix Suns, Chris Paul, berbincang dengan wartawan melalui telepon menyusul kemenangan timnya atas LA Clippers, 84-80, pada gim keempat final Wilayah Barat NBA, Minggu (27/6/2021), di Staples Center, Los Angeles, California.
LOS ANGELES, MINGGU — Setelah 16 tahun berkarier, point guard veteran Chris Paul tinggal selangkah lagi untuk merengkuh mimpi terbesarnya, yaitu final NBA. Paul bersama Phoenix Suns hanya butuh satu kemenangan lagi atas Los Angeles Clippers. Namun, perjalanan itu tidak mudah karena sang pemain kembali dihantui kenangan buruk.
Suns pulang dari Arena Staples Center dengan mencuri kemenangan di gim keempat final Wilayah Barat atas tuan rumah Clippers, 84-80, pada Minggu (27/6/2021) pagi WIB. Kemenangan ini membuat mereka unggul jauh dalam seri playoff dengan format ”terbaik dari tujuh gim” tersebut, 3-1.
Paul dan rekan-rekan bisa memastikan langkah ke partai puncak pada gim selanjutnya, Selasa pagi WIB. Peluang mereka sangat besar karena akan bermain di markas sendiri, Arena Phoenix Suns.
Bagi Paul, perjalanannya mengejar mimpi ke final sangatlah panjang. Dia sudah bertualang hampir dua dekade terakhir bersama sejumlah tim, di antaranya Clippers dan Houston Rockets. Namun, semua kandas mengenaskan.
Bintang Phoenix Suns, Chris Paul (jersei kuning), dikepung sejumlah pemain LA Clippers pada gim keempat final Wilayah Barat NBA, Minggu (27/6/2021), di Staples Center, Los Angeles, California. Sepatu Paul pun terlepas.
Kesempatan terbaik
Sekarang merupakan kesempatan terbaik untuk pemain 36 tahun tersebut. Meski begitu, Paul enggan jemawa. ”Tidak sampai pekerjaan ini berakhir. Kita akan membicarakan itu ketika ini semua sudah berakhir,” katanya ketika ditanya tentang berakhirnya penantian 16 tahun pada musim ini.
”Tiga kemenangan belum cukup untuk memenangi seri ini ini. Jadi, sekarang kami hanya ingin mengambil satu kemenangan ini untuk pulang. Lalu, kami akan fokus lagi dan bersiap untuk tampil di depan pendukung sendiri,” kata Paul yang menyumbang 18 poin dan 7 asis dalam laga tadi.
Paul tidak berani berspekulasi. Dia memang semakin dekat dengan mimpi utama, tetapi kenangan buruk kembali menghantuinya pada saat bersamaan. Paul sudah dua kali gagal melaju meski hanya butuh satu kemenangan di playoff.
Pada musim 2014-2015, dia gagal ketika masih membela Clippers. Saat itu, Paul tidak berhasil meraih satu kemenangan setelah unggul 3-1 pada semifinal wilayah. Clippers kalah mengenaskan dalam tiga gim beruntun dari Houston Rockets.
RONALD MARTINEZ/GETTY IMAGES/AFP
Bintang Phoenix Suns, Chris Paul (nomor 3), melepaskan tembakan lewat lemparan bebas saat menghadapi LA Clippers pada gim keempat final Wilayah Barat NBA, Minggu (27/6/2021), di Staples Center, Los Angeles, California. Suns menang 84-80.
Beberapa musim setelahnya, pemain berjuluk ”Point God” ini bergabung dengan Rockets. Dia bersama James Harden sempat membuat Rockets unggul 3-2 dalam final wilayah 2017-2018. Mirisnya, Rockets takluk karena Paul cedera dalam dua gim terakhir melawan Golden State Warriors.
Pemain setinggi 1,83 meter itu mengambil hal positif dari kekalahan tersebut. ”Semua terjadi untuk sebuah alasan. Jangan terlalu memikirkan hal-hal seperti itu. Yang terpenting, saya ada di sini dan bersemangat untuk menghadapi gim kelima. Hanya gim itu yang menjadi kekhawatiran saya saat ini,” pungkasnya.
Suns telah membuktikan tetap mampu menang meskipun tidak mencetak banyak poin. Akurasi lemparan skuad asuhan pelatih Monty Williams ini sangat rendah, 36 persen (31-86). Namun, mereka bisa unggul lewat sumbangan Paul, shooting guard Devin Booker (25 poin), dan center Deandre Ayton (19 poin).
Pertahanan kokoh Clippers, yang menjadi modal kemenangan di gim ketiga, ternyata tidak mampu berbicara banyak. Sebab, Paul George dan rekan-rekan juga tidak mampu mengeksekusi bola dengan baik. Akurasi mereka lebih rendah dari Suns, yaitu 32,5 persen (27-83).
AP PHOTO/MARK J. TERRILL
Guard Los Angeles Clippers, Paul George (kiri), berupaya memasukkan bola sambil dibayangi pemain Phoenix Suns, Cameron Johnson, pada gim keempat final Wilayah Barat NBA, Minggu (27/6/2021), di Staples Center, Los Angeles, California. Suns menang 84-80.
Hanya dua pemain Clippers yang berperan besar dalam kontribusi poin, George (23 poin) dan Reggie Jackson (20 poin). Hal tersebut membuat mereka kesulitan untuk mengejar Suns. Padahal, Clippers sempat hanya terpaut satu poin, 70-71, pada awal kuarter keempat.
Di tengah kesulitan kedua tim mencetak poin, Ayton menjadi penentu dengan 22 rebound. Dengan 9 offensive rebound, dia memberikan penguasaan ekstra untuk Suns. Dominasi pemain setinggi 2,11 meter tersebut sering berubah menjadi poin penting di momen krusial.
Jika menang sekali lagi, Suns akan meraih final pertamanya sejak terakhir kali pada 1993. Ketika itu, mereka dipimpin oleh legenda hidup NBA, Charles Barkley.
Kata Ayton, dia bisa tampil percaya diri karena kepemimpinan Paul. ”Saya cinta CP (Chris Paul). Dia satu-satunya rekan yang sangat mendorong saya, seperti dorongan dari seorang kakak. Dia adalah hal terbaik yang pernah terjadi di karier saya,” tutur pemain 22 tahun tersebut.
Paul sering membimbing Ayton untuk tampil lepas selama playoff. Hal tersebut sangat penting karena musim ini adalah pengalaman pertama playoff untuk Ayton. ”Dia selalu memberi tahu kami untuk bermain sebaik mungkin dan tidak mengharap timbal balik. Sebab, Anda tidak selalu mendapat kesempatan seperti ini,” tambah Ayton.
KEVORK DJANSEZIAN/GETTY IMAGES/AFP
Chris Paul, pemain Phoenix Suns (jersei kuning), menembak bola saat menghadapi Los Angeles Clippers pada gim keempat final Wilayah Barat NBA, Minggu (27/6/2021), di Staples Center, Los Angeles, California. Suns menang 84-80.
Final pertama
Jika menang sekali lagi, Suns akan meraih final pertamanya sejak terakhir kali pada 1993. Ketika itu, mereka dipimpin oleh legenda hidup NBA, Charles Barkley. Peluang ini akan menjadi oase bagi klub yang tengah packelik prestasi. ”Kami hanya perlu mengatasi emosi dengan seimbang dan tepat,” kata Pelatih Suns Monty Williams.
Di sisi lain, Clippers butuh tiga kemenangan beruntun untuk menjaga misi ke partai puncak untuk pertama kali. ”Ini akan sulit dan berat. Kami harus bermain sekeras mungkin pada gim kelima,” ucap George. (AP/AFP)