Tampil impresif di fase grup tak menjamin Belanda akan dengan mudah melewati hadangan Ceko pada babak 16 besar. Berlaga di fase gugur selalu punya tantangannya sendiri.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BUDAPEST, SABTU — Tim nasional Belanda bersua dengan musuh lamanya, Ceko, pada babak 16 besar Piala Eropa 2021. Lolos ke fase gugur dengan catatan impresif, nilai sempurna dari tiga kali menang dan mencetak delapan gol tak menjamin Belanda bisa melewati Ceko dengan mudah.
Selama ini, Ceko kerap menjadi batu sandungan Belanda. Kisah buruk itulah yang ingin dihapus tim asuhan Frank de Boer di Puskas Arena, Budapest, Hongaria, Minggu (26/6/2021).
Mantan penyerang Belanda, Ruud Van Nistelrooy, memperingatkan skuad ”Oranye” untuk berhati-hati di fase gugur. Pemain yang mengoleksi 35 gol dari 75 penampilan untuk timnas Belanda itu menilai, fase gugur dapat memengaruhi cara bermain dan nasib sebuah tim.
Menurut Nistelrooy, dalam fase grup sebuah tim punya banyak ruang untuk membuat kesalahan. Hal itu tidak bisa dibiarkan terjadi saat menginjak fase gugur. Tiap menit pertandingan menjadi amat berharga, kesalahan sekecil apa pun bisa mengubah hasil akhir.
”Fase gugur terkait dengan mentalitas yang berbeda. Akan ada lebih banyak tekanan di sana,” kata Nistelrooy, Sabtu (26/6/2021).
Belanda menjejak babak 16 besar dengan menyapu bersih tiga laga Grup C. Georginio Wijnaldum dan kawan-kawan menjungkalkan Ukraina, 3-2, melibas Austria, 2-0, dan membenamkan Makedonia Utara, 3-0. Delapan gol yang dicetak menjadikan Belanda tim paling produktif di fase grup.
Catatan impresif itu yang dikhawatirkan Nistelrooy bakal melenakan Oranye. Ia berharap para pemain tetap waspada bahwa segalanya masih sangat mungkin terjadi di fase gugur.
Nistelrooy tak ingin Belanda mengulang nasib serupa seperti pada Piala Dunia 2006 dan Piala Eropa 2008. Pada Piala Dunia 2006, Belanda tak terkalahkan di fase grup. Namun, mereka disingkirkan Portugal, 0-1, saat mejejak babak 16 besar.
Nasib serupa dialami Belanda pada Piala Eropa 2008 setelah dikalahkan Rusia, 1-3, pada laga perempat final. Padahal, mereka begitu digdaya menyabet tiga kemenangan di grup, termasuk atas tim bertradisi kuat, seperti Italia dan Perancis.
”Saya membicarakannya dengan tim. Penting untuk tidak terlalu mengendurkan kendali setelah laga menghadapi Austria. Karena, apabila terlena, akan sulit untuk kembali ke arus,” katanya.
Apalagi, lawan yang mereka hadapi pada babak 16 besar adalah Ceko, yang beberapa kali memecundangi Belanda di Piala Eropa, Pada Piala Eropa 2004, misalnya, Belanda dipermalukan Ceko, 2-3, di fase grup. Padahal, Belanda sudah unggul 2-0 lewat gol Van Nistelrooy dan Wilfred Bouma. Ceko mampu bangkit melalui gol yang dicetak Jan Koller, Milan Baros, dan Vladimir Smicer.
Saya paham, hasil laga pada masa lalu tidak menguntungkan kami. Jadi, kami harus dalam kondisi terbaik untuk pertandingan ini.
Ceko kembali menghadirkan pedih bagi Belanda pada babak kualifikasi Piala Eropa 2016. Dalam dua laga Grup A menghadapi Ceko, Belanda kalah 1-2 di kandang lawan dan dipermalukan 2-3 pada laga terakhir Grup A yang menentukan. Kekalahan itu membuat Belanda absen dari Piala Eropa 2016.
Secara keseluruhan, dari 11 pertemuan sebelumnya kedua tim, Belanda hanya menang tiga kali, lima kali kalah, dan tiga laga berakhir imbang. ”Saya paham, hasil laga pada masa lalu tidak menguntungkan kami. Jadi, kami harus dalam kondisi terbaik untuk pertandingan ini,” ujar bek Belanda, Daley Blind.
Sedikit diunggulkan
Meski statistik pertemuan sebelumnya tidak menguntungkan, Belanda lebih diunggulkan untuk memenangi pertandingan. Prediksi itu didasari performa apik Belanda di fase grup. Penyerang andalan Belanda, Memphis Depay, sangat percaya diri setelah memastikan kelanjutan kariernya ke Barcelona.
Adapun Ceko harus berdarah-darah untuk melaju ke babak 16 besar. Mereka juga kehilangan bek kiri Jan Boris akibat akumulasi kartu kuning, kartu kuning kedua didapatnya pada laga terakhir Grup D melawan Inggris. .
Ceko lolos sebagai salah satu dari empat tim peringkat ketiga terbaik di fase grup. Skuad asuhan pelatih Jaroslav Silhavy ini hanya satu kali menang melawan Skotlandia. Mereka kemudian ditahan imbang Kroasia, dan dikalahkan Inggris di Grup D.
Adapun Belanda yang mampu meraih hasil sempurna di fase grup dinilai belum menerima ujian yang sebenarnya. Ketiga laga Belanda dihelat di kandang sendiri di Johan Cruyff Arena, Amsterdam. Ketiga lawan yang dihadapi, yaitu Ukraina, Austria, dan Makeonia Utara, di atas kertas kualitasnya masih di bawah Belanda.
Namun, Silhavy tetap mengakui Belanda sebagai lawan berat. Ia telah mempelajari gaya main calon lawan dan menyimpulkan, Belanda saat ini adalah tim yang haus gol. Tim asuhan pelatih Frank de Boer itu juga memiliki kemampuan individu serta kecepatan yang hebat.
“Mereka memahami cara bermain dengan baik. Sesederhana merebut bola dan segera mengalirkannya secepat mungkin ke depan. Jika kehilangan bola, mereka langsung menekan, dan ini akan jadi pertandingan yang sulit bagi kami,” kata Silhavy.
Ia meminta anak asuhnya dapat menampilkan performa ketika menang atas Skotlandia di pertandingan pertama Grup D. Silhavy masih mengandalkan ketajaman Patrik Schick yang telah menyumbangkan tiga gol. Adapun Jan Boril kemungkinan besar akan digantikan Ales Mateju.
Silhavy ingin kembali mengulang kisah manis ketika menjungkalkan Belanda di Piala Eropa 2004. Silhavy ketika itu menjadi asisten pelatih Karel Bruckner. Saat itu Ceko pun tidak diunggulkan ketika bertemu dengan Belanda. Oleh sebab itu, Silhavy pun akan mencoba berbagai cara untuk mewujudkannya. (AFP/REUTERS)