PP PBSI menggelar simulasi untuk menyiasati minimnya turnamen bagi para pebulu tangkis yang lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Tujuh wakil Indonesia di lima nomor memanfaatkan simulasi ini untuk melatih strategi.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 membuat jumlah turnamen bulu tangkis internasional saat ini sangat minim. Banyak turnamen dibatalkan, termasuk yang sebenarnya masuk dalam jadwal kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Situasi ini juga membuat pemain yang telah lolos ke Tokyo tidak memiliki kesempatan cukup untuk bertanding. Karena tak ada turnamen internasional yang bisa diikuti lagi sebelum Olimpiade Tokyo 2020, 23 Juli-8 Agustus, PP PBSI menggelar simulasi di pelatnas bulu tangkis, Cipayung, 16-17 Juni. Meski hanya menjadi kompetisi internal, ajang ini dimanfaatkan dengan maksimal oleh skuad yang akan tampil di Tokyo.
Indonesia meloloskan tujuh wakil pada lima nomor, terdiri atas tiga pemain tunggal dan empat pasangan ganda. Mereka akan berlaga di di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo, 24 Juli-2 Agustus itu. Para pemain yang lolos berdasarkan peringkat kualifikasi terakhir, 15 Juni, adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri), dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran).
Dalam simulasi ini, mereka dipertemukan dengan pemain pelatnas lainnya, di antaranya Chico Aura Dwi Wardoyo, Shesar Hiren Rushtavito, dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari. Setiap atlet hanya bertanding sekali untuk menghindari risiko cedera.
Seperti dikatakan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky, sehari sebelum simulasi dimulai, pemilihan lawan didiskusikan dengan pelatih masing-masing nomor agar bisa mengimbangi skuad Olimpiade. Jonatan dan kawan-kawan tak hanya diharapkan menang, tetapi juga bisa mengeluarkan kemampuan terbaik.
Chico, misalnya, bisa memberi perlawanan ketat pada Jonatan, terutama pada gim kedua. Dia beberapa kali menggagalkan match point Jonatan dengan kesabarannya menunggu kesempatan menyerang meski akhirnya kalah, 17-21, 25-23, 10-21.
Jonatan mengatakan, set kedua yang hilang disebabkan karena dia berusaha menyiapkan beberapa strategi. ”Saya membayangkan pertandingan ini berlangsung mendekati Olimpiade. Jadi, untuk ajang itu, saya tak bisa hanya menyiapkan satu strategi. Tadi, mencoba strategi pada gim kedua tetapi belum berhasil. Hal itu akan jadi bahan evaluasi,” tutur tunggal putra peringkat ketujuh dunia itu.
Olimpiade ini akan menjadi yang pertama bagi Jonatan dan hampir semua skuad, kecuali Hendra/Ahsan, Greysia, dan Praveen. ”Saya hampir lolos ke Olimpiade 2016, poinnya hanya kurang sedikit. Sekarang, akan mencoba memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Semua faktor harus disiapkan karena persaingan akan ketat,” ujar Jonatan yang berusia 23 tahun itu.
Saya membayangkan pertandingan ini berlangsung mendekati Olimpiade. Jadi, untuk ajang itu, saya tak bisa hanya menyiapkan satu strategi. Tadi, mencoba strategi pada gim kedua tetapi belum berhasil. Hal itu akan jadi bahan evaluasi.
Skuad Olimpiade lain yang tampil pada Rabu adalah Hendra/Ahsan yang berhadapan dengan Muhammad Reza Pahlevi Isfahani/Muhammad Rian Ardianto. Dalam pertandingan tersebut, pertahanan Hendra/Ahsan diuji oleh kecepatan dan kekuatan smes lawan yang berusia lebih muda, tipikal lawan-lawan yang akan mereka hadapi di Tokyo.
Salah satu strategi yang dilakukan ganda senior berjulukan ”The Daddies” itu adalah menerapkan permainan no lob dan membuat lawan banyak bergerak dengan penempatan bola yang sulit dijangkau. Namun, mereka masih banyak membuat kesalahan yang membuahkan perolehan angka cepat untuk lawan. Hendra/Ahsan pun kalah, 23-21, 12-21, 16-21.
Pada tiga nomor lain, pemain yang tampil adalah skuad pelatnas yang sebagian besar merupakan pemain muda. Lima wakil ke Tokyo lainnya akan tampil pada hari kedua.
Pada tunggal putri, Putri Kusuma Wardani mengalahkan Nandini Putri Arumni, 21-9, 21-16. Ganda putri, Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti, menang atas pasangan baru, Febby Valencia Dwijayanti Gani/Yulfira Barkah, 21-18, 16-21, 11-8. Pertandingan ini tak diselesaikan karena Febby mundur.
Adapun pada ganda campuran, pasangan yang gagal menembus Olimpiade, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja mengalahkan Adnan Maulana/Mychelle Crhystine Bandaso, 11-21, 21-13, 21-15.
Simulasi akan dilanjutkan Kamis ini dengan menampilkan skuad Olimpiade pada semua nomor, yaitu Anthony, Gregoria, Greysia/Apriyani, Praveen/Melati, dan Kevin/Marcus.