Kualifikasi Berakhir, PBSI Fokus Program Olimpiade
PP PBSI langsung fokus pada program untuk membawa pulang medali setelah meloloskan tujuh wakil dalam lima nomor cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade Tokyo 2020.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS-Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memutuskan berakhirnya masa kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. PP PBSI langsung fokus pada program untuk membawa pulang medali setelah meloloskan tujuh wakil dalam lima nomor.
Konfirmasi bahwa tak akan ada lagi turnamen kualifikasi Olimpiade disampaikan BWF dalam laman resmi mereka pada Jumat (28/5/2021). Secara resmi, tahap kualifikasi yang dimulai setahun lalu berakhir pada 15 Juni. Akan tetapi, karena tak ada lagi turnamen pada periode tersebut, daftar peringkat Menuju Tokyo yang ada saat ini tak akan berubah.
Dengan selesainya kualifikasi, tidak ada lagi kesempatan bagi pemain untuk menambah poin.
“Dengan selesainya kualifikasi, tidak ada lagi kesempatan bagi pemain untuk menambah poin,” kata Sekretaris Jenderal BWF Thomas Lund.
Berdasarkan pernyataan itu dan daftar peringkat Menuju Tokyo yang terakhir dikeluarkan, pada 25 Mei, Indonesia meloloskan tujuh wakil dalam lima nomor. Dua nomor, yaitu tunggal putra dan ganda putra, masing-masing, meloloskan dua wakil melalui pemain-pemain berperingkat terbaik, yaitu Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Adapun pada nomor lain, Tim Merah Putih meloloskan Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (ganda putri), dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (ganda campuran). Meski nama yang lolos berdasarkan peringkat telah dirilis, pemain yang akan tampil di Olimpiade, 23 Juli-8 Agustus, ditentukan oleh asosiasi negara masing-masing.
Sebanyak tujuh wakil tersebut lebih banyak dibandingkan enam wakil yang lolos ke Olimpiade Rio de Janiero 2016. Indonesia membawa pulang medali emas melalui ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Sejak empat tahun lalu, setiap negara berhak atas kuota maksimal dua wakil untuk setiap nomor. Sebelumnya, sejak dipertandingkan di Barcelona 1992, kuota maksimal tersebut adalah tiga wakil untuk setiap nomor.
Jatah maksimal itu bisa didapat dengan syarat tertentu, yaitu menempatkan minimal dua wakil pada peringkat 16 besar dunia untuk nomor tunggal dan dalam peringkat delapan besar untuk ganda.
Indonesia sebenarnya berkesempatan meloloskan dua wakil ganda campuran jika saja ganda Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja bertahan di peringkat kedelapan. Mereka berada dalam posisi tersebut saat daftar peringkat dunia dibekukan, pada April 2020 hingga 9 Maret 2021, karena banyak pembatalan turnamen akibat pandemi Covid-10.
Akan tetapi, Hafiz/Gloria kehilangan kesempatan menaikkan posisi ketika tersingkir pada babak pertama salah satu turnamen kualifikasi Olimpiade, Swiss Terbuka, 2-7 Maret. Posisi mereka pun turun menjadi kesembilan sejak 4 Mei, setelah berlangsungnya Kejuaraan Eropa Ukraina. Ini karena semifinalis kejuaraan tersebut, Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris), naik dari peringkat ke-10 menjadi ketujuh.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky legowo dengan keputusan BWF itu, demikian pula dengan Gloria. "Saya legowo dan berbesar hati menerima keputusan ini. Saya sudah ikhlas karena mungkin memang belum rezekinya main di Olimpiade Tokyo. Ke depan, saya akan terus semangat berlatih," kata Gloria.
Sementara, pengurus dan tim pelatih akan fokus pada program menjelang Olimpiade di tengah kosongnya turnamen karena pandemi. "Saya akan fokus ke tujuh wakil yang akan berangkat ke Olimpiade. PBSI sudah memiliki berbagai agenda dan program, di antaranya latihan dan karantina di pelatnas selama 2-3 minggu, menggelar pertandingan pemanasan, dan pemusatan latihan di Prefektur Kumamoto, Jepang, dua pekan sebelum penyelenggaraan Olimpiade," jelas Rionny.
Ganda campuran menjadi salah satu nomor yang diandalkan membawa pulang medali. Nomor lain dengan peluang sama adalah ganda putra, tunggal putra, dan ganda putri.