Indonesia Tambah Tiga Atlet Angkat Besi ke Olimpiade Tokyo
Total ada lima lifter Indonesia yang akan bersaing merebut medali di Olimpiade Tokyo. Jumlah tersebut melampaui target awal PB PABSI yang memperkirakan minimal meloloskan tiga atlet.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) merilis daftar lifter yang dipastikan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020. Dalam pengumuman tersebut, Indonesia dipastikan mengirim tiga lifter tambahan setelah meloloskan dua lifter, yaitu Eko Yuli Irawan di kelas 61 kilogram dan Windy Cantika di kelas 49 kilogram. Total akan ada lima lifter Indonesia yang akan bersaing merebut medali di Tokyo.
Tiga lifter tambahan yang mengantongi tiket menuju Tokyo, antara lain, Deni di kelas 67 kg, Rahmat Erwin Abdullah (73 kg), dan Nurul Akmal (+87 kg).
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Hadi Wihardja, Sabtu (12/6/2021), menyampaikan, dalam setiap kelas hanya 13 lifter yang mendapat tiket bertanding di Olimpiade Tokyo.
Dari 13 lifter yang lolos di tiap kelas, delapan lifter diambil dari delapan besar peringkat dunia dan lima lainnya merupakan wakil dari masing-masing kontinental. Empat lifter Indonesia, yaitu Eko Yuli, Windy Cantika, Deni, dan Nurul Akmal lolos ke Olimpiade karena masuk peringkat delapan besar dunia.
Adapun Rahmat Erwin berada di peringkat ke-11 dunia. Ia memastikan tiket ke Olimpiade setelah berhasil menjadi lifter berperingkat terbaik dari Asia di luar posisi delapan besar sehingga berhak lolos dari jalur kontinental.
Rahmat Erwin sebelumnya masih berjuang masuk 13 besar sejak April 2019. Hingga 2 Juni 2021, dia belum bisa lolos kualifikasi karena di atasnya masih ada empat lifter, antara lain dari Uzbekistan, Korea Selatan, dan Bulgaria.
”Rahmat Erwin sebelumnya masih berjuang masuk 13 besar sejak April 2019. Hingga 2 Juni 2021, dia belum bisa lolos kualifikasi karena di atasnya masih ada empat lifter, antara lain dari Uzbekistan, Korea Selatan, dan Bulgaria,” kata Hadi dihubungi dari Jakarta.
Peringkat Rahmat Erwin bisa naik dan dinyatakan lolos ke Olimpiade setelah Federasi Angkat Besi Internasional membuat penyesuaian poin tiap lifter sejak 6 Juni 2021. Selain itu, tiga negara, seperti Kolombia, tidak mengikuti pertandingan di kelas 73 kg karena kasus doping. Adapun Bulgaria dan Uzbekistan melakukan penyesuaian lifter.
Melebihi target
Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum PB PABSI Rosan P Roeslani mengatakan, pada awalnya menargetkan minimal tiga lifter yang lolos Olimpiade. Namun, pada akhirnya Indonesia bisa meloloskan lima lifter. Hal yang paling membanggakan, kata Rosan, tiga dari lima lifter yang lolos masih kategori atlet yunior. Mereka adalah Windy Cantika, Nurul Akmal, dan Rahmat Erwin.
Sementara itu, PB PABSI masih akan membahas apakah akan kembali memanggil Deni untuk bergabung ke pemusatan latihan nasional (pelatnas).
Deni sebelumnya dipulangkan dari pelatnas angkat besi Olimpiade Tokyo karena tindakan indisipliner pada Maret 2020. Kendati demikian, Rosan menyebut Deni hingga saat ini masih terus berlatih di bawah arahan PB PABSI meski tak bersama lifter lainnya di pelatnas.
Hadi menjelaskan, menjelang keberangkatan ke Tokyo, para atlet masih terus menjalani latihan rutin di pelatnas. Nutrisi dan berat badan mereka diawasi tim dokter. PB PABSI juga berupaya mengedukasi lifter mengenai jenis-jenis doping agar mereka tak sampai mengonsumsinya secara sengaja atau tidak.
”Deni, meski di luar pelatnas, dia masih berlatih. Kami terus komunikasi dan ingatkan dia untuk jaga berat badan,” kata Hadi.
Dengan tambahan tiga lifter, kontingen Indonesia yang berlaga di Olimpiade Tokyo untuk sementara berjumlah 26 dari tujuh cabang olahraga. Pada Olimpiade Rio de Janeiro di Brasil tahun 2016, Indonesia meloloskan tujuh lifter. Tujuh lifter Indonesia di Olimpiade Rio adalah Sri Wahyuni Agustiani, Dewi Saftri, Eko Yuli Irawan, M Hasbi, Triyatno, Deni, dan Ketut Ariana.
Kendati jumlah lifter berkurang di Olimpiade Tokyo nanti, Hadi berharap kelimanya bisa menyumbangkan 2 perak.
Medali di Olimpiade Rio de Janeiro itu disumbangkan Sri Wahyuni dan Eko Yuli. Sri Wahyuni meraih medali perak lewat kelas 48 kg putri dengan total mengangkat beban 192 kilogram, yaitu 85 kg snatch (beban langsung diangkat ke atas kepala) dan 107 kg clean and jerk (beban ditahan di pundak sebelum diangkat ke atas kepala). Sementara Eko yang turun di kelas 62 kilogram putra mencatat total angkatan 312 kg, yaitu 142 kg snatch dan 170 kg clean and jerk.