Puncak Peforma Windy Cantika Aisah Disiapkan untuk Olimpiade Tokyo
Walau telah mengamankan tiket ke Olimpiade lewat di Kejuaraan Asia, Sabtu, performa lifter Windy Cantika Aisah masih belum optimal. PB PABBSI berdalih bahwa puncak performa Cantika disiapkan untuk Olimpiade nanti.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
TASHKENT, SENIN — Kendati meraih perunggu angkatan snatch kelas 49 kilogram putri Kejuaraan Asia Angkat Besi 2020 di Tashkent, Uzbekistan, Sabtu (17/4/2021), dan berhasil mengamankan tiket ke Olimpiade Tokyo, penampilan lifter putri andalan Indonesia, Windy Cantika Aisah, dalam kejuaraan yang tertunda setahun itu belum mencapai level terbaiknya. Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia menargetkan puncak peforma lifter berusia 18 tahun itu pada Olimpiade di Tokyo.
Cantika meraih perunggu dengan angkatan snatch 87 kg pada kesempatan ketiga. Angkatan ini gagal dilampaui pesaing terdekatnya, Chanu Saikhom Mirabai (India). Pada kesempatan ketiga, Saikhom hanya mampu mengangkat 86 kg. Medali emas dan perak nomor ini diraih lifter China Hou Zhihui (96 kg) dan Jiang Huihua (89 kg).
Menurut Manajer Tim Indonesia Pura Darmawan saat dihubungi dari Jakarta, Senin (19/4/2021), hasil itu membuat tiket Cantika ke Olimpiade Tokyo aman. Lifter kelahiran Bandung, 11 Juni 2002 itu berada di peringkat ketujuh kualifikasi Olimpiade dengan poin 3.171,1605 dan total angkatan terbaik 190 kg.
Pada kelas Cantika, ada tiga lifter China di tiga besar, yakni Hou, Jiang, dan Zhang Rong. Posisi Cantika aman karena setiap negara hanya bisa menurunkan satu lifter di setiap kelas. Saat ini, hanya zona Asia, Amerika, dan Afrika yang belum menyelesaikan kualifikasi Olimpiade.
Ada empat lifter zona Amerika yang bersaing dengan Cantika, yakni lifter Amerika Serikat Jourdan Elizabeth Delacruz di peringkat keenam, lifter Kolombia Ana Iris Segura (ke-8), dan lifter AS Morghan Whitney King (ke-11), dan lifter AS Alyssa Lynn Ritchey (ke-13). Kualifikasi zona Amerika berlangsung di Kejuaraan Pan America, Santo Domingo, Dominika, 18-25 April, serta Kejuaraan Terbuka Amerika Selatan dan Iberia di Cali, Kolombia, 10-14 Mei.
”Kalaupun mereka mendapat hasil positif di kualifikasi, posisi Cantika di delapan besar dunia tidak tergeser lagi,” ujar Darmawan. Adapun dari zona Afrika, tidak ada lifter yang masuk 20 besar dunia kelas tersebut.
Belum optimal
Pada angatan total, Cantika berada di posisi keempat kelas 49 kg dengan angkatan 189 kg, terdiri dari snatch 87 kg dan clean and jerk 102 kg. Hou di posisi pertama dengan total 213 kg (snatch 96 kg, clean and jerk 117 kg), disusul Jiang dengan total 207 kg (snatch 89 kg, clean and jerk 118 kg), serta Saikhom dengan total 205 kg (snatch 86 kg, clean and jerk 119 kg).
Capaian Cantika itu masih terpaut 1 kg dari rekor terbaiknya kala meraih emas SEA Games 2019 Filipina. Saat itu, dia mengemas total angkatan 190 kg, (snatch 86 kg, clean and jerk 104 kg). Tiga hasil itu menjadi rekor dunia remaja.
Kalaupun mereka mendapat hasil positif di kualifikasi, posisi Cantika di delapan besar dunia tidak tergeser lagi.
Namun, hasil ini masih lebih baik daripada penampilan Cantika pada Kejuaraan Asia Yunior dan Remaja 2020 di Tashkent, yang menjadi kejuaraan terakhir sebelum pandemi Covid-19. Ketika itu, dia meraih emas dengan total 185 kg, (clean and jerk 100 kg, snatch 85 kg).
Darmawan mengatakan, penampilan perdana Cantika pada kejuaraan internasional kategori senior ini cukup baik. Dia menjadi atlet termuda dari 10 peserta. ”Selain itu, Cantika sempat terkena Covid-19 pada Januari sehingga tidak bisa latihan berat selama masa penyembuhan. Tapi, karena masih muda, pemulihannya sangat cepat yang terbukti dari hasil kejuaraan Asia ini,” katanya.
PB PABBSI menjaga Cantika agar menyimpan puncak performanya pada Olimpiade Tokyo. Kalau dipaksa tampil total di kejuaraan Asia ini, masa pemulihan sebelum Olimpiade amat singkat. Apalagi, Cantika dan delapan lifter muda lain masih akan mengikuti Kejuaraan Dunia Yunior di Tashkent, 23-31 Mei.
”Jadi, untuk Kejuaraan Asia ini, kami meminta Cantika bermain aman. Yang penting amankan dulu peluang ke Olimpiade. Di Kejuaraan Dunia Yunior nanti, kami berharap dia bisa mengasah mentalnya agar lebih siap untuk tampil di Olimpiade,” tutur Darmawan.
Menambah kuota
Dengan amannya tiket Olimpiade Tokyo untuk Cantika, cabang angkat besi telah meloloskan dua lifter ke pesta olahraga empat tahunan tersebut. Posisi lifter kawakan Eko Yuli Irawan sudah sulit tergeser dari posisi delapan besar kelas 61 kg. Lifter berusia 31 tahun itu berada di peringkat kedua dunia dengan poin 4.162,7530 dan total angkatan terbaik 317 kg.
PB PABBSI masih berusaha meloloskan dua lifter lagi, yakni lifter putri Nurul Akmal (+87 kg) dan lifter putra Rahmat Erwin Abdullah (73 kg). Saat ini, Nurul berada di posisi ke-12 kualifikasi Olimpiade dengan poin 2.106,0567 dan total angkatan terbaik 260 kg. Peluang atlet berusia 28 tahun itu untuk memperbaiki posisi dunianya tersisa pada Kejuaraan Asia.
Sementara itu, Rahmat berada di peringkat ke-22 kualifikasi Olimpiade dengan poin 3.378,9759 dan total angkatan terbaik 329 kg. Atlet berusia 20 tahun itu masih berpeluang naik ke delapan besar jika menuai hasil terbaik di Kejuaraan Asia dan Kejuaraan Dunia Yunior.
”Rahmat berhak tampil di Kejuaraan Dunia Yunior walau usianya sudah melewati kategori yunior, akibat penundaan kejuaraan selama setahun. Tetapi, dia hanya diberi kesempatan untuk mengejar poin kualifikasi Olimpiade, bukan untuk merebut medali,” jelas Darmawan.
Wakil Ketua Umum PB PABBSI Djoko Pramono dalam rilis menyampaikan, pihaknya berharap para atlet bisa menambah poin kualifikasi Olimpiade untuk membuka peluang tampil. Mereka ingin kuota lifter Indonesia ke Olimpiade terus bertambah, terutama melalui Nurul dan Rahmat. ”Angkat besi adalah olahraga terukur. Kami tidak mau memberikan target muluk-muluk. Catatan hasil latihan mereka menjadi tolok ukur kami,” terangnya.
Di Kejuaraan Asia ini, PB PABBSI mengirim tiga lifter putri dan empat lifter putra. Di kategori putri, selain Cantika dan Nurul, mereka mengutus Juliana Klarisa di kelas 55 kg. Pada kategori putra, selain Rahmat, mereka mendaftarkan Mohammad Yasin dan Triyatno (67 kg) serta Muhammad Zulilmi (89 kg).
Selain Cantika yang sudah tampil pada Sabtu, Juliana tampil pada Minggu, tetapi hanya berada di urutan kesembilan dari 10 peserta dengan total angkatan 189 kg, terdiri dari angkatan snatch 81 kg dan clean and jerk 108 kg. Senin ini, Yasin mulai bertanding di grup B pada pukul 14.30-17.00 WIB dan Triyatno berlaga di grup A atau final pada pukul 21.00-23.00 WIB. Hingga berita diturunkan, hasil keduanya belum didapat.