Jelang Olimpiade Tokyo, Peselancar Rio Waida Perbanyak Latihan Simulasi
Setelah memastikan tiket ke Olimpiade Tokyo 2020, peselancar Rio Waida akan memperbanyak latihan simulasi. Ini karena dia membutuhkan lebih banyak penyesuaian dengan karakter ombak di Jepang.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peselancar Indonesia, Rio Waida, tidak memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan diri menuju Olimpiade Tokyo 2020. Dalam 1,5 bulan ke depan, tim pelatih akan memperbanyak simulasi latihan agar Rio dapat beradaptasi dengan karakter ombak di Jepang.
Waktu 1,5 bulan itu juga harus terpotong dengan kewajiban Rio dan tim nasional selancar Indonesia untuk menjalani karantina selama lima hari setibanya di Indonesia. Kendati begitu, pengurus Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) mengupayakan agar latihan dapat berjalan seoptimal mungkin di sisa waktu yang ada.
Ketua Umum PSOI Arya Sena Subyakto, Selasa (8/6/2021), mengatakan, persiapan Rio menuju Olimpiade Tokyo akan ditekankan pada latihan simulasi. Tujuannya agar Rio bisa beradaptasi dengan karakter serta mempersiapkan papan selancar yang cocok dengan ombak di tempat pertandingan nanti.
Untuk Olimpiade, tim akan membantu Rio merancang papan selancar yang cocok. Ia akan membawa sekitar delapan hingga 10 papan ke Tokyo. Persiapan papan selancar sebanyak itu terkait kebutuhan untuk menggunakan papan selancar tertentu untuk karakter ombak yang berbeda-beda.
Setidaknya ada empat program dalam persiapan Rio berlaga di Pantai Tsurigasaki. Keempat program itu ialah membuat papan selancar, memilih lokasi latihan di Pantai Bali yang memiliki karakter ombak serupa dengan Tsurigasaki, menjadikan peselancar Ketut Agus sebagai tandem latihan, dan menyiapkan mental serta psikologis Rio selama membawa nama Indonesia.
”Sebagai bagian dari simulasi, kita harus berlatih di pantai yang ombaknya mirip dengan Pantai Tsurigasaki, lokasi selancar Olimpiade Tokyo,” ujar Arya, dihubungi dari Jakarta.
Sebagai bagian dari simulasi, kita harus berlatih di pantai yang ombaknya mirip dengan Pantai Tsurigasaki.
Sejumlah pantai di Bali telah dibidik sebagai calon lokasi latihan. Pantai yang dimaksud antara lain Pantai Kuta dan Pantai Jimbaran. Rio Waida menyampaikan, ia dan tim pelatih telah mengetahui karakter ombak di Pantai Tsurigasaki.
Menurut Rio, ombak di Tsurigasaki cenderung kecil. Terlebih di musim panas saat Olimpiade berlangsung. Pemilihan Pantai Kuta dan Jimbaran sebagai lokasi latihan juga karena ombak kedua pantai itu tidak seberapa besar. Rio yang juga atlet keturunan Indonesia-Jepang akan coba memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya terkait kondisi ombak di Jepang.
”Saya pernah ke tempat Olimpiade itu. Ombaknya sangat susah. Tapi, saya punya pengalaman bertanding di Jepang. Saya akan berusaha sekuat tenaga mendapat medali,” kata Rio.
Pelatih tim nasional selancar Indonesia, Dylan Amar, menjelaskan, latihan simulasi menjadi sangat penting karena dalam selancar, perolehan poin sangat tergantung dari karakter ombak yang datang dan bagaimana tiap peselancar meresponsnya.
Peselancar ditantang mendulang poin dalam setiap heat yang terdiri dari 20 menit. Jumlah poin yang didapat akan berbeda-beda, tergantung pada seberapa tinggi ombak yang datang. Dylan juga akan menambah porsi latihan fisik bagi Rio setibanya di Bali.
Setelah mendapatkan pantai dengan karakter ombak yang mirip dengan Tsurigasaki, Rio bisa memiliki gambaran tindakan apa yang harus ia ambil ketika mendapat ombak yang kecil atau sebaliknya.
”Jadi nanti kami bakal banyak buat simulasi-simulasi pra-event agar Rio bisa membuat keputusan secara cepat menyesuaikan dengan kondisi ombak yang datang,” kata Dylan.
Sebelumnya, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari yakin Indonesia akan mengirimkan wakil dari cabang olahraga selancar ke Olimpiade Tokyo. Lebih dari itu, ia juga percaya tim nasional selancar Indonesia akan mampu meraih medali.
Terkait itu, Arya juga berharap Rio mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Ia melihat kemampuan Rrio dengan para peselancar yang menjadi pesaingnya hampir merata dan tidak berbeda terlalu jauh. Hasil akhir juga akan ditentukan oleh keberuntungan tiap peselancar dalam mendapatkan ombak yang bagus.
Pertandingan cabang olahraga surfing Olimpiade Tokyo akan dimulai pada 25 Juli hingga 1 Agustus 2021. Total ada 40 peselancar di nomor short board. Tiap-tiap nomor terdiri dari 20 pria dan 20 wanita. Rio akan bersaing memperebutkan medali di nomor short board pria.