Petenis Carla Suarez Navarro berjuang melawan kanker darah selama setahun terakhir. Navarro akhirnya menang atas kanker dan kembali ke arena tenis Grand Slam.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Petenis putri Spanyol, Carla Suarez Navarro, tidak ingin kalah oleh kanker limfoma Hodgkin yang menjadi lawannya pada 2020. Ketangguhan mental dan fisik di lapangan dibawanya untuk mengalahkan kanker itu sehingga dia pun bisa bertanding kembali di arena yang sesungguhnya, Roland Garros.
Sembilan bulan setelah pertama kali dinyatakan mengidap salah satu tipe kanker darah serta melakukan pengobatan kemoterapi dan radioterapi selama enam bulan, Navarro kembali ke arena tenis. Dia berada di lapangan Simonne-Mathieu, Roland Garros, Paris, pada Selasa (1/6/2021) malam waktu setempat atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Navarro tampil pada babak pertama Grand Slam Perancis Terbuka, lima pekan setelah dinyatakan sembuh.
Berhadapan dengan juara Amerika Serikat Terbuka 2017, Sloane Stephens, Navarro hampir menang setelah merebut set pertama lalu unggul 5-4 pada set kedua. Namun, setelah bertanding selama 2 jam 24 menit, dia akhirnya kalah 6-3, 6-7 (4), 4-6.
Meski tersingkir dalam turnamen pertamanya sejak WTA 500 Doha, Februari 2020, momen kemenangan Navarro sebenarnya terjadi saat dia melangkahkan kaki memasuki lapangan ketiga terbesar di Roland Garros itu. Setahun terakhir, perjalanan hidupnya naik-turun.
Semula, Navarro berencana pensiun pada 2020. Namun, pandemi Covid-19 yang mengganggu semua aktivitas, termasuk turnamen tenis, mengubah rencananya. Navarro tidak ingin pensiun karena tidak ada turnamen.
Setelah selalu merasa mual dalam sepekan, saya tahu ada yang salah dengan tubuh saya.
”Juli 2020, saya mulai berlatih tenis lagi, tetapi saat berada di lapangan selalu merasa mual. Awalnya saya kira karena udara terlalu panas atau karena saya hanya berada di rumah dalam dua-tiga bulan terakhir. Setelah selalu merasa mual dalam sepekan, saya tahu ada yang salah dengan tubuh saya,” ujar petenis berusia 32 tahun itu, dalam laman resmi WTA, sebulan sebelum datang ke Roland Garros.
Setelah 10 hari berada di rumah sakit untuk menjalani berbagai tes, Navarro didiagnosis kanker limfoma Hodgkin. ”Saat mendengar kabar itu, meski sebelumnya dokter telah mengatakan berbagai kemungkinan, adalah momen terburuk. Namun, setelah itu, semua berjalan dengan baik. Saya langsung melakukan pengobatan selama enam bulan,” katanya.
Tubuhnya merespons dengan baik terhadap kemoterapi dan radioterapi sejak hari pertama. Tak ada efek samping yang buruk, kecuali rambutnya yang rontok.
Navarro melakukan kemoterapi setiap Senin, dua pekan sekali. Empat hingga lima hari setelahnya, dia beristirahat di rumah, selebihnya melakukan aktivitas seperti biasa, seperti berolahraga di tempat latihan kebugaran dan berenang.
”Saya melakukan kemoterapi dalam delapan sesi selama empat bulan, setelah itu radioterapi selama 15 sesi. Keluarga dan banyak orang mendukung saya. Saya mulai bermain tenis lagi pada Desember. Setiap melakukan tes, hasilnya selalu baik,” ujar Navarro.
Dukungan pun datang dari sesama petenis yang mengenal Navarro sebagai sosok rendah hati. Petenis Belarus, Victoria Azarenka, mengirimkan pesan dan semangat setiap pekan sejak Navarro didiagnosis sakit. ”Carla adalah seorang pejuang. Dia sosok yang luar biasa,” ujar juara Australia Terbuka 2012 dan 2013 itu.
Sesama petenis Spanyol, Garbine Muguruza, bahkan memberinya semangat ketika Navarro bimbang untuk bermain di Roland Garros. ”Saya terus mendorongnya untuk main. Saya bilang, ’Carla, ayo. Kamu tidak punya ekspektasi apa pun dalam pertandingan!’ Dia bahkan tak tahu, hingga momen terakhir, bahwa dia akan bermain. Saya senang akhirnya dia bisa berada di sini, pada turnamen terakhirnya di Roland Garros,” tutur Muguruza, juara Perancis Terbuka 2016 yang juga tersingkir pada babak pertama tahun ini.
Pernah bermain di nomor ganda putri bersama Navarro, Muguruza terinspirasi dengan kegigihan sahabatnya itu.
Petenis lain, seperti Maria Sakkari, Rafael Nadal, Daniel Medvedev, Alexaner Zverev, dan Stefanos Tsitsipas, turut merayakan kembalinya Navarro. ”Apa yang dilalui Carla pasti tak mudah. Dia telah memenangi perjuangan terbesar dalam hidupnya, lebih besar dari pertandingan besar mana pun dalam kariernya. Dia menjadi inspirasi bagi saya,” kata Sakkari.
Nadal menyebut Navarro sebagai seorang juara. ”Saya senang kamu telah berjuang selama beberapa bulan terakhir hingga akhirnya pulih dan berada di lapangan. Selamat dan cium untukmu,” kata Nadal.
”Carla, selamat datang kembali. Kami merindukanmu dan sangat bangga dengan perjuanganmu. Kamu telah memperlihatkannya di lapangan dan dalam hidupmu. Senang melihatmu kembali dan kami mendukungmu di lapangan,” kata Zverev.
Momen terakhir
Memulai karier tenis profesional pada 2003, Navarro tujuh kali mencapai perempat final Grand Slam, termasuk di Perancis Terbuka 2013, 2016, dan 2019. Dia pun dikenal sebagai petenis tangguh dan sangat kompetitif di lapangan. Itu diperlihatkan ketika melawan Stephens meski telah lebih dari setahun tidak bertanding.
Navarro bahkan sangat menyesal karena tidak bisa memanfaatkan peluang untuk menang. ”Saya tidak senang dengan hasil ini. Saya unggul 5-4 dan giliran saya servis pada set kedua, lalu terjadi tiebreak dan pertandingan berlanjut dengan ketat. Mungkin beberapa waktu setelah ini saya akan melihatnya dengan sudut pandang berbeda, tetapi saat ini saya kecewa. Saya berada di sini untuk menang,” komentar Navarro.
Saat ini saya kecewa. Saya berada di sini untuk menang.
Kesempatan lain akan datang untuk petenis yang pernah menempati peringkat keenam dunia pada Februari 2016 itu. Dia akan dihadapkan pada jadwal padat, yaitu Wimbledon (28 Juni-11 Juli), Olimpiade Tokyo 2020 (23 Juli-8 Agustus), dan AS Terbuka (30 Agustus-12 September).
Perjuangan hidupnya akan berlanjut kembali di lapangan, memanfaatkan momen-momen terakhir di dunia tenis.