Nyaris Gagal Bertanding, Veddriq dan Kiromal Berjaya di AS
Semangat dan kegigihan tim panjat tebing Indonesia berbuah prestasi tinggi. Sempat terancam gagal tampil karena masalah visa, mereka memborong medali dan rekor dunia di Amerika Serikat.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dua pemanjat tebing nasional nomor speed mengharumkan Indonesia lewat pemecahan rekor dunia dan mencapai podium dalam Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2021 di Salt Lake City, Amerika Serikat, Jumat (28/5/2021) waktu setempat atau Sabtu waktu Indonesia. Kedua atlet itu adalah Veddriq Leonardo, yang meraih emas dan memecahkan rekor dunia di final, dan Kiromal Katibin yang meraih perak dan sempat memecahkan rekor dunia di babak penyisihan.
Perjuangan kedua pemanjat amat luar biasa setelah nyaris gagal bertanding karena masalah visa. ”Puji syukur atas keberhasilan tim panjat tebing dengan double winner yang diraih, yakni pecah rekor dunia dan podium tertinggi,” ujar Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (PP FPTI) Sapto Hardiono saat dihubungi, Sabtu.
Sapto mengatakan, penampilan apik tim panjat tebing Indonesia diawali oleh performa Kiromal yang mencatat waktu 5,258 detik pada babak penyisihan. Catatan waktu atlet kelahiran Batang, Jawa Tengah, 21 Agustus 2000, itu memecahkan rekor dunia sebelumnya yang dipegang pemanjat Iran, Reza Alipour, dengan waktu 5,48 detik dalam Piala Dunia 2017 di Nanjing, China.
Namun, hasil manis itu belum berhenti. Pada final, Kiromal berjumpa dengan rekan senegara, Veddriq. Kali ini, Veddriq gantian membuat kejutan. Atlet kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, 11 Maret 1997, itu keluar sebagai juara dengan waktu 5,208 detik yang sekaligus memecahkan rekor dunia yang diukir Kiromal beberapa jam sebelumnya.
”Dengan hasil ini, kami berharap persiapan atlet menuju Olimpiade Paris 2024 mendapatkan dukungan dari semua pihak,” kata Sapto.
Sempat terancam
Di luar prestasi yang dicapai tersebut, kedua pemanjat andalan Indonesia itu sempat terancam gagal bertanding dalam kejuaraan tersebut. Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto menyampaikan, PP FPTI sejatinya sudah menjalankan prosedur pemberangkatan atlet sesuai aturan pemerintah jauh-jauh hari sebelum jadwal keberangkatan.
Akan tetapi, oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia, jadwal wawancara atlet dan ofisial untuk pengurusan visa baru diagendakan pada Senin (17/5/2021). Padahal, panitia mengharapkan tim Indonesia sudah dapat hadir di lokasi pertandingan pada tanggal tersebut guna menjalani karantina selama 10 hari sebelum kejuaraan berlangsung pada 28-30 Mei.
Beruntung, lewat koordinasi dengan Kemenpora, agenda wawancara atlet dan ofisial bisa dipercepat. Visa mereka pun bisa terbit pada Jumat (14/5/2021).
”Kemarin, pendekatannya harus khusus. Selain waktu yang sudah mepet, pandemi Covid-19 Indonesia yang cukup tinggi juga jadi pertimbangan. Semoga, setelah ini, prestasi panjat tebing terus konsisten dan mencapai sasaran meraih emas di Olimpiade 2024,” ungkap Gatot.