Rahmad Juara Kejuaraan Internasional Panjat Cepat Daring
Pemanjat Indonesia, Rahmad Adi Mulyono, menjuarai Kejuaraan Internasional Panjat Cepat Daring, Minggu (2/8/2020). Kejuaraan tersebut merupakan ekshibisi untuk mengisi kekosongan kompetisi akibat pandemi Covid-19.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemanjat Indonesia, Rahmad Adi Mulyono, menjuarai Kejuaraan Internasional Panjat Cepat Daring edisi perdana, Minggu (2/8/2020). Prestasi Rahmad menjadi asa tim panjat tebing Indonesia yang menatap target tinggi untuk kualifikasi Olimpiade Tokyo yang akan dimulai kembali pada Desember 2020 serta untuk bersaing di Olimpiade Paris 2024 mendatang.
Perlombaan yang digagas oleh Federasi Olahraga Panjat Tebing Internasional (IFSC) itu disiarkan secara langsung melalui sejumlah platform multimedia, seperti Facebook dan Youtube. Namun, perlombaan ini dipastikan tidak masuk kategori ajang untuk pengumpulan poin kualifikasi Olimpiade Tokyo. Perlombaan ini hanya bersifat ekshibisi guna mengisi waktu di tengah kekosongan kegiatan akibat wabah Covid-19.
Kejuaraan Internasional Panjat Cepat Daring itu diikuti oleh sedikitnya 50 pemanjat putra dan putri dari sembilan negara. Sejumlah pemanjat cepat elite dunia turut berpartisipasi. Di sektor putra ada peraih enam medali Piala Dunia asal Indonesia, Aspar Jaelolo; juara Piala Dunia 2019 di Perancis, Alfian Muhammad Fajri; juara Kejuaraan Eropa 2019 di Polandia sekaligus peraih tiket Olimpiade 2020 asal Perancis, Mickael Mawem; dan juara Kejuaraan Dunia 2019 di Jepang asal Italia, Ludovico Fossali.
Di sektor putri ada peraih 12 medali emas Piala Dunia sekaligus peraih tiket Olimpiade 2020 asal Perancis, Julia Kaplina; juara Kejuaraan Dunia 2016 di Perancis asal Rusia, Anna Tsyganova; dan juara Kejuaraan Dunia Yunior 2018 di Rusia asal Polandia, Natalia Kalucka. Para peserta berlomba dari tempat masing-masing yang berada di tujuh lokasi berbeda.
Kendati diikuti sejumlah pemanjat elite yang tergolong senior, sejumlah pemanjat muda justru berhasil merajai kejuaraan tersebut. Di sektor putra, Rahmad muncul sebagai juara dengan waktu 5,770 detik. Kecuali di perempat final, pemanjat berusia 19 tahun itu selalu memimpin perlombaan dari perdelapan, semifinal, hingga final. Di bawah Rahmad ada pemanjat Italia, Gianluca Zodda, dengan waktu 5,798 detik dan pemanjat Rusia, Vladislav Deulin, dengan waktu 5,803 detik.
”Saya sangat senang dengan hasil ini. Apalagi, kompetisi ini adalah ajang pertama di tahun ini selama pandemi Covid-19. Ini adalah kompetisi dengan format baru yang sangat positif untuk saya (atlet) ataupun tim Indonesia (negara),” ujar Rahmad dikutip laman resmi IFSC, Minggu.
Di sektor putri, pemanjat putri asal Polandia, Aleksandra Kalucka, menjadi juara dengan waktu 7,460 detik. Pemanjat berusia 19 tahun itu unggul atas pemanjat Rusia, Elizaveta Ivanova, dengan waktu 7,706 detik dan pemanjat Italia, Giulia Randi, dengan waktu 8,094 detik. Wakil Indonesia terbaik adalah Rajiah Salsabilah yang berada di urutan kelima.
Hasil memuaskan
Sekretaris Umum Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB FPTI) Sapto Hardiono, dihubungi dari Jakarta, Senin (3/8/2020), mengatakan, empat dari enam pemanjat putra pelatnas ditambah satu pemanjat putra DKI Jakarta, empat pemanjat putri pelatnas, dan satu pemanjat putri DKI Jakarta ikut serta dalam kejuaraan tersebut. Bagi PB FPTI, hasil para atlet Indonesia cukup memuaskan.
Secara keseluruhan, di sektor putra, selain Rahmad, Indonesia menempatkan Alfian di peringkat kelima, Zaenal Arifin di urutan ke-11, Aspar di posisi ke-13, dan Arya Arsendi (wakil DKI Jakarta) di posisi ke-14. Di sektor putri, selain Rajiah, tim ”Merah Putih” menempatkan Nurul Iqomah di peringkat keenam.
Adapun dua pemanjat pelatnas di sektor putra, yakni Veddriq Leonardo dan Kiromal Katibin, tidak ikut serta dalam perlombaan tersebut. Untuk sektor putri, atlet pelatnas, Desak Made Rita dan Alivany Ver Khadijah, serta atlet DKI Jakarta, Mudji Mulyani, tidak masuk 16 besar terbaik perlombaan tersebut.
”Selama wabah Covid-19, Rahmad adalah atlet yang masih rutin berlatih di dinding (berlatih di luar ruangan). Untuk itu, kemampuan dan fisiknya tetap terjaga ketika memulai latihan reguler lagi. Sementara itu, para atlet lain, terutama yang senior, memilih untuk latihan di rumah saja. Akibatnya, fisik mereka turun 40-50 persen dan harus kerja keras untuk mengembalikannya saat memulai latihan reguler lagi,” kata Sapto.
Lagi pula, lanjutnya, pihaknya memang sedang fokus menyiapkan atlet muda untuk ikut serta kualifikasi Olimpiade Tokyo yang dimulai kembali Desember ini serta Olimpiade Paris mendatang. Dari enam pemanjat putra pelatnas, Indonesia memiliki tiga pemanjat muda potensial, yakni Rahmad, Kiromal yang berusia 19 tahun, dan Alfian yang berusia 21 tahun.
Dari empat pemanjat putri pelatnas, tim ”Garuda” memiliki dua pemanjat muda potensial, yakni Desak dan Alivany, yang sama-sama masih berusia 16 tahun. Para pemanjat muda itu disiapkan untuk melanjutkan tongkat estafet prestasi panjat tebing Indonesia di nomor kecepatan (speed) yang selama ini menjadi nomor andalan Indonesia dalam pentas internasional.
”Kami berusaha untuk menyiapkan pemanjat cepat muda jauh-jauh hari, terutama untuk mengejar target lolos dan meraih medali di Olimpiade Paris nanti. Apalagi, nomor kecepatan dipastikan ada dalam perlombaan cabang panjat tebing Olimpiade Paris,” katanya.
Nantinya ada dua nomor dengan empat emas yang disediakan dari cabang panjat tebing Olimpiade Paris, yakni emas putra dan putri nomor kecepatan serta emas putra dan putri nomor kombinasi kecepatan, lead, dan boulder. Untuk mengejar tiket ke nomor kombinasi, PB FPTI segera menyeleksi pemanjat muda yang rata-rata berusia di bawah 17 tahun di Bekasi, Jawa Barat, 12-15 September.
”Kami nanti mengundang semua pemanjat muda potensial dari daerah untuk datang ikut seleksi itu di Bekasi. Selama seleksi, kami akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk antisipasi penularan Covid-19, antara lain seleksi dilakukan bergilir selama empat hari,” ujar Sapto.
Adapun pelatnas panjat tebing PB FPTI sudah dimulai sejak 7 Juli lalu dan berpusat di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi. Awalnya mereka berniat menggelar pelatnas di Cakung, Jakarta Timur, tetapi belum mendapatkan izin dari Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta sampai saat ini. Ada sedikit kejutan dalam pelatnas kali ini, yaitu tidak adanya pemanjat putri andalan Indonesia, Aries Susanti Rahayu.
”Aries mundur dari pelatnas kali ini karena mau menikah. Kami tidak bisa menghalangi kalau ada atlet yang memiliki niat pribadi seperti itu. Namun, dia diharapkan bisa segera bergabung kembali ke pelatnas tahun depan ketika kejuaraan reguler direncanakan sudah bisa berlangsung kembali,” pungkas Sapto.