Afghanistan Ungkap Kelemahan Indonesia di Menit Krusial
Afghanistan memberikan pelajaran berharga bagi timnas Indonesia pada laga uji coba, Selasa (26/5/2021) malam WIB. Lemahnya konsentrasi menjadi pekerjaan rumah bagi Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
DUBAI, SELASA — Timnas Indonesia memulai persiapan jelang kualifikasi Piala Dunia 2022 dengan hasil buruk seusai ditumbangkan Afghanistan 2-3 dalam laga uji coba, Selasa (5/5/2021) malam WIB, di Stadion Iranian Club, Dubai, Uni Emirat Arab. Pasukan ”Garuda” sempat tertinggal tiga gol karena kelengahan konsentrasi di menit-menit krusial laga, kemudian sempat menghadirkan asa untuk menyamakan kedudukan setelah mencetak dua gol dalam kurun lima menit di babak kedua.
Seperti dalam persiapan di pemusatan latihan di Jakarta dalam satu bulan terakhir, Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong menggunakan formasi 4-4-2 dalam memulai laga kontra Afghanistan. Adi Satryo dipercaya sebagai penjaga gawang utama. Di lini belakang, kuartet bek diisi oleh Rifad Marasabessy, Andy Setyo, Rachmat Irianto, dan Firza Andika.
Untuk lini tengah, Shin menempatkan pemain Persebaya Surabaya, Ady Setiawan, sebagai gelandang bertahan. Kemudian, Osvaldo Haay menjadi gelandang serang yang ditopang oleh dua pemain sayap Yakob Sayuri dan Witan Sulaeman. Shin menurunkan dua penyerang muda bertubuh tinggi, Saddam Gaffar dan M Rafli, di lini depan.
Formasi awal yang diturunkan Shin itu gagal mengimbangi permainan Afghanistan, yang berada di peringkat ke-149 FIFA. Secara keseluruhan, tingkat konsentrasi para pemain timnas di masa krusial laga, yakni pada menit awal dan jelang laga berakhir, masih amat lemah. Hal itu dimanfaatkan dengan baik oleh Afghanistan.
Gelandang Afghanistan, Norlla Amiri, membuat timnya unggul saat laga baru berjalan tujuh menit. Gol itu membuat pemain Indonesia berambisi menyamakan kedudukan. Namun, usaha itu sia-sia karena penampilan disiplin seluruh pemain Afghanistan.
Permainan sabar Afghanistan berbuah manis ketika mampu memanfaatkan peluang emas di pengujung babak pertama. Sepakan Amiruddin Sharifi di menit ke-44 membawa Afghanistan menutup babak pertama dengan keunggulan sepasang gol.
Seakan tidak belajar dari kesalahan di babak pertama, tim Garuda kembali kebobolan saat babak kedua baru berjalan tujuh menit. Pemain sayap, Hossein Zamani, membawa Afghanistan unggul tiga gol di awal babak kedua.
Tertinggal tiga gol membuat Shin merombak total pasukannya dengan memasukkan tujuh pemain baru. Mereka adalah Genta Alparedo, Pratama Arhan, Nurhidayat, Adam Alis, Syahrian Abimanyu, dan Egy Maulana Vikri. Hasilnya, penampilan Indonesia lebih baik. Lini serang mampu bermain lebih efektif. Sementara pemain belakang tampil lebih tenang saat menghadapi tekanan pemain Afghanistan.
Tuah Egy
Tidak sampai lima menit diturunkan, Egy langsung memberikan dampak nyata bagi lini depan tim Garuda. Pemain tim Polandia, Lechia Gdansk, yang kontraknya akan kedaluwarsa 30 Juni 2021 itu mencetak gol lewat sepakan di menit ke-59. Itu menjadi gol perdana Egy bagi timnas senior.
Lima menit berselang pergerakan Egy lagi-lagi membuat lini pertahanan Afghanistan kewalahan. Tendangan kaki kiri Egy memang mampu ditepis kiper Afghanistan, tetapi bola muntah mampu dimaksimalkan gelandang Bhayangkara FC, Adam Alis, untuk memasukkan bola ke dalam gawang.
Meskipun terus berusaha menyerang, Indonesia kembali gagal menambah gol. Akhirnya, tim Garuda tumbang 2-3 di laga perdana Shin memimpin timnas senior.
Terkait kekalahan itu, Shin menyoroti tiga kelemahan timnas. Ketiga titik lemah itu ialah koordinasi pemain belakang, akurasi operan, dan proses transisi dari bertahan ke menyerang.
”Secara keseluruhan masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Masih ada tiga sampai empat hari untuk pertandingan berikutnya yang bisa menjadi kami manfaatkan untuk meningkatkan kekurangan, terutama dari sisi fisik,” ujar Shin, dilansir laman PSSI.
Meskipun kalah, Shin mengungkapkan, ada satu sisi positif yang ditunjukkan anak asuhannya di laga kontra Afghanistan. Ia memuji semangat juang seluruh pemain yang pantang menyerah ketika tertinggal tiga gol di awal babak kedua.
”Saya melihat kegigihan dari seluruh pemain. Saya berterima kasih atas usaha mereka,” ucap mantan pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu.
Sementara itu, Adam Alis mengungkapkan, laga uji coba merupakan upaya para pemain timnas untuk memperbaiki berbagai kekurangan, salah satunya komunikasi antarpemain, serta memahami keinginan taktik Shin. Ia berharap hasil uji coba melawan Afghanistan bisa menjadi pelajaran untuk menghadapi tiga laga tersisa di kualifikasi Piala Dunia 2022.
”Laga uji coba ini adalah pemanasan untuk kami agar tahu apa yang diinginkan pelatih. Permainan kami sudah lumayan baik, tetapi kekompakan kami juga masih harus ditingkatkan,” kata Adam.
Adapun laga melawan Afghanistan adalah salah satu dari dua agenda uji tanding Indonesia sebelum menghadapi tiga pertandingan terakhir Kualifikasi Piala Dunia 2022. Setelah melawan Afghanistan, Indonesia akan berhadapan dengan Oman, Sabtu (29/5) malam WIB.
Tiga lawan Indonesia di Kualfikasi Piala Dunia 2022 ialah Thailand, Vietnam, dan Uni Emirat Arab (UEA). Ketiga laga itu akan berlangsung dalam waktu sembilan hari dan diselenggarakan di Stadion Al-Maktoum, Dubai. Indonesia akan terlebih dahulu melawan Thailand (3/6/2021), kemudian menghadapi Vietnam (7/6/2021), dan menutup fase grup kualifikasi Piala Dunia 2022 kontra UEA (11/6/2021).