Jamarr Andre Johnson mempertontonkan mentalitas MVP pada gim kedua ”playoff” IBL 2021 versus Bima Perkasa Yogyakarta, Senin. Dia membawa Louvre Surabaya menang lewat ”double-double” dan tembakan ajaibnya di laga itu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tim Louvre Surabaya membuktikan pertandingan belum selesai selama bel panjang belum berbunyi. Sempat tertinggal nyaris sepanjang pertandingan, Louvre mampu bangkit dan menang atas Bima Perkasa Jogja melalui babak tambahan waktu berkat penampilan gemilang forward andalannya yang menyabet gelar Most Valuable Player (MVP) Liga Basket Indonesia (IBL) 2021, Jamarr Andre Johnson.
Louvre tertinggal dari Bima Perkasa Jogja, 55-58, saat waktu tersisa tiga detik pada kuarter keempat. Di tengah momen kritis itu, Jamar—yang dijaga dua pemain sekaligus—lantas melakukan hal spekulatif, yaitu melempar bola dari luar garis tembakan tiga poin. Tak disangka, lemparan sulitnya itu masuk ke keranjang lawan, sehingga memaksakan laga itu berlanjut ke babak tambahan waktu.
”Jujur saja, saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya hanya berusaha menembak seperti biasa. Harus diakui, itu adalah tembakan keajaiban. Posisi saya sangatlah sulit, tetapi bola justru masuk,” kata Jamarr seusai laga tersebut.
Pada babak tambahan waktu, Jamarr kembali menambah sumbangan empat poin. Tambahan itu mengantarkan Louvre memenangi gim kedua playoff atas Bima Perkasa, 67-63, di Arena Mahaka, Jakarta, Senin (24/5/2021) malam. Jamarr menjelma pahlawan Louvre di laga itu dengan sumbangan double-double, yaitu berupa 19 poin dan 23 rebound.
Kemenangan itu membuat seri playoff antara Louvre dengan Bima Perkasa untuk sementara imbang, 1-1. Dengan format best of three, tim yang akan lolos ke semifinal harus ditentukan pada gim ketiga yang akan digelar Selasa malam.
Louvre, yang nyaris gugur dari playoff, bangkit dari ketertinggalan 13 poin pada kuarter pamungkas, 45-58. Menurut Jamarr, kebangkitan ini berawal dari pertahanan kokoh rekan-rekannya. Mereka memaksa tim lawan hanya mencetak dua poin sepanjang kuarter keempat.
”Usaha tim dalam bertahan sangatlah hebat hari ini. Kami semua tidak mau pulang hari ini. Maka itu, semua pemain bekerja keras, terutama pemain-pemain muda. Mereka memperlihatkan energi hebat dan tanpa lelah ketika bertahan. Sekarang, momentum ada di tangan kami sendiri,” tambah pemain berusia 32 tahun tersebut mengenai perjuangan timnya untuk lolos ke babak berikutnya.
Saya sebisa mungkin meyakinkan mereka dengan tidak memberikan beban lebih. Hal itu terbukti ampuh. Saya mengapresiasi usaha mereka. (Andika Saputra, Louvre Surabaya)
Terjadi kericuhan
Menyusul tembakan ”ajaib” Jamarr, sempat terjadi kericuhan antara skuad Louvre dan Bima Perkasa. Jamarr, yang sedang emosional, mendatangi bangku cadangan tim lawan. Dia sempat berdebat dengan pemain lawan. ”Saya emosi karena mereka selalu bermain keras terhadap saya selama seri ini,” ucap dua kali peraih MVP Final IBL tersebut.
Kericuhan itu memicu respons dari forward veteran Bima Perkasa, Rachmad Febri Utomo. Hasilnya, Jamarr dan Febri diganjar technical foul sebelum dimulainya babak tambahan waktu. Hukuman itu merugikan Febri yang harus keluar dari laga tersebut karena sudah melakukan lima kali pelanggaran.
Namun, menariknya, pada detik-detik kritis itu, Pelatih Louvre Surabaya Andika Saputra tetap tampak tenang memimpin timnya. Dia masih bisa tersenyum dengan pemain-pemain lainnya. Menurut sang pelatih, hal itu dilakukan untuk menurunkan ketegangan skuadnya.
”Komposisi tim ini benar-benar dihuni pemain muda, selain Jamarr dan Wendha Wijaya. Mereka tidak punya pengalaman di playoff. Oleh karena itu, saya sebisa mungkin meyakinkan mereka dengan tidak memberikan beban lebih. Hal itu terbukti ampuh. Saya mengapresiasi usaha mereka,” kata Andika kemudian.
Faktor kesalahan
Adapun Pelatih Bima Perkasa David Singleton menilai, timnya kalah karena kesalahan pada akhir laga. Mereka punya kesempatan menang jika Indra Muhammad menembak bola pada penguasaan terakhir. Sayangnya, Indra justru membiarkan waktu 24 detik mereka habis. Louvre pun masih punya waktu penguasaan bola selama tiga detik yang lantas bisa dimanfaatkan dengan apik.
”Laga yang sulit. Kami bermain baik, tetapi tidak menunjukkan performa seharusnya pada kuarter keempat. Kami akan memperbaiki ini pada gim ketiga besok. Di (babak) tambahan waktu, pemain kami sudah terlalu lelah,” ucapnya.
Guard senior Bima Perkasa, Azzaryan Pradhitya, menjadi pemain terbaik untuk timnya dengan sumbangan 18 poin dan 8 rebound. Selain pemain yang biasa disapa Adhit itu, tidak ada pemain Bima Perkasa lainnya yang mampu mencetak lebih dari 10 poin pada laga itu.
Selain itu, Bima Perkasa kurang beruntung karena harus kehilangan pemain andalannya, Nuke Tri Saputra, pada babak pertama. Nuke, yang tampil fenomenal pada gim pertama, mengalami cedera engkel. Cedera itu membuatnya sampai harus dibawa meninggalkan lapangan pertandingan dengan kursi roda.
Sementara itu, pada laga lainnya, West Bandits Solo memperpanjang napas di playoff seusai menang atas Prawira Bandung pada gim kedua, 79-69. Kemenangan ini dipersembahkan trio debutan West Bandits, yaitu Habib Tito Aji (21 poin), Patrick Nikolas (16 poin), dan Rio Disi (14 poin).