Petenis muda Jannik Sinner belajar langsung dari petenis terbaik dunia Novak Djokovic pada kesempatan pertama bertemu di lapangan tanah liat Monte Carlo. Bagi Sinner, sikap mental dan motivasi Djokovic patut diteladani.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
MONTE CARLO, RABU - Dibandingkan dengan hasil, hal lain yang lebih penting bagi Jannik Sinner kala berhadapan dengan Novak Djokovic adalah mendapat pelajaran yang akan menjadi bekalnya bersaing di arena tenis profesional. Hal itu didapat Sinner pada babak kedua turnamen tenis ATP Masters 1000 Monte Carlo, kesempatan pertamanya melawan Djokovic.
Momen yang terjadi di Lapangan Rainer III, Monte Carlo Country Club, Rabu (14/4/2021), itu merupakan pertemuan petenis nomor satu dunia dan calon penerusnya. Sinner, yang berusia 19 tahun dan berperingkat ke-22, adalah petenis termuda di jajaran 25 besar daftar peringkat dunia. Dalam turnamen yang berlangsung tanpa penonton akibat pandemi Covid-19 itu, Sinner kalah 4-6, 2-6.
Bagi Djokovic, Sinner yang memberi perlawanan ketat sepanjang laga akan selalu diingat sebagai kompetitor tangguh. Maka, saat mengakhiri pertandingan, Djokovic berteriak melepas emosinya.
”Sudah jelas, pertandingan tadi adalah tantangan besar bagi saya. Jannik bermain dengan baik. Saya hanya mencoba bertahan dan melancarkan pukulan yang tepat untuk mendapat poin pada saat yang tepat,” kata Djokovic, yang akan bertemu Daniel Evans pada babak ketiga.
Ketika Sinner bisa bertahan dengan baik di baseline misalnya, Djokovic mulai mengecoh dengan drop shot. Dia juga tampil konsisten dalam posisi menerima servis, salah satu faktor yang seharusnya bisa dipelajari Sinner dari petenis senior itu.
Grafik pengembalian servis Djokovic yang dibuat ATP memperlihatkan, sebagian besar posisi bola jatuh di dekat baseline hingga membuat Sinner kesulitan mengembalikannya.
”Pertandingan melawan Djokovic menjadi tes yang bagus untuk melihat di mana level kemampuan saya. Saya juga bisa menilai faktor apa yang bisa ditingkatkan. Pertandingan tadi memberi saya banyak hal,” kata Sinner.
Sudah jelas, pertandingan tadi adalah tantangan besar bagi saya. Jannik bermain dengan baik. Saya hanya mencoba bertahan dan melancarkan pukulan yang tepat untuk mendapat poin pada saat yang tepat.
Enam bulan sebelumnya, Sinner mendapat pengalaman ketika bertemu salah satu anggota ”Big Three” lainnya, yaitu Rafael Nadal, pada perempat final Grand Slam Perancis Terbuka. Meski kalah 6-7 (4-7), 4-6, 1-6, petenis Italia itu mendapat pengalaman menghadapi Nadal di tempat yang paling dikuasainya, Roland Garros. Tempat itu telah memberinya 13 gelar juara.
Tugas besar
Seperti ketika menghadapi Nadal, laga melawan Djokovic adalah tugas besar Sinner dalam karier tenis profesionalnya sejak 2017. Djokovic, dengan 18 gelar Grand Slam, adalah petenis yang menempati puncak peringkat dunia terlama, yaitu 316 pekan.
Dia juga menjadi petenis dengan gelar juara ATP Masters 1000 terbanyak, yaitu 36, lengkap dari sembilan turnamen. Dua di antaranya didapat dari Monte Carlo, yaitu pada 2013 dan 2015.
Sebelum bersaing di Monte Carlo, Djokovic tampil di Melbourne dan juara Grand Slam Australia Terbuka kesembilan kalinya. Dibandingkan dua rival beratnya, Nadal dan Roger Federer, Djokovic punya kemampuan bermain lebih lengkap di semua jenis lapangan.
Di sisi lain, Sinner adalah petenis termuda dengan penampilan gemilang saat ini. Pekan lalu, dia menjadi finalis Miami Masters, turnamen level ATP Masters 1000 keempatnya sejak 2019. Dalam daftar peringkat dunia, juara Final ATP Next Gen 2019 itu melesat dari posisi ke-553 pada awal 2019 menjadi ke-22 pada saat ini.
”Jannik penuh talenta dan telah membuktikan bahwa dia adalah masa depan dari olahraga ini. Dia menunjukkan hal itu ketika bisa menembus final di Miami. Itu adalah pencapaian besar dalam tenis profesional,” ujar Djokovic.
Bagi Sinner, sikap mental dan motivasi yang diperlihatkan ”Big Three”, hingga masih bisa bersaing di papan atas tenis profesional dalam usia 30-an tahun, menjadi pelajaran berharga. ”Mereka, termasuk Djokovic, tampaknya belum selesai menjalani karier. Dia selalu punya motivasi untuk selalu lebih baik. Jadi, sangat menyenangkan ketika saya akhirnya bisa bertemu Novak,” kata Sinner.
Selain Djokovic, Rafael Nadal juga memulai penampilan pada babak kedua, Rabu. Berhadapan dengan petenis kualifikasi, Federico Delbonis, Nadal menang 6-1, 6-2.
Kemenangan juga didapat para unggulan seperti Andrey Rublev, David Goffin, Grigor Dimitrov, dan juara bertahan, Fabio Fognini. Adapun semifinalis Perancis Terbuka, Diego Schwartzman, disingkirkan Casper Ruud, 3-6, 3-6. (AFP)