KOI Jamin Persiapan dan Keberangkatan Eko Yuli ke Olimpiade Tokyo
KOI memastikan mereka siap membantu persiapan hingga keberangkatan Eko Yuli Irawan ke Olimpiade Tokyo. Untuk itu, KOI minta Eko Yuli fokus saja berlatih dan menurunkan berat badan agar bisa mencapai target di Olimpiade.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Terlepas dari dinamika yang terjadi antara Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) dan lifter Eko Yuli Irawan, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) memastikan siap membantu persiapan hingga keberangkatan Eko ke Olimpiade Tokyo pada 23 Juli-8 Agustus 2021. KOI meminta Eko tetap fokus berlatih dan menurunkan berat badan agar bisa mencapai target medali di Olimpiade ke-32 tersebut.
”Kami tidak ingin masuk dalam dinamika PB PABSI dan Eko. Yang jelas, Eko tidak perlu khawatir. Kami akan mencarikan solusi memenuhi kebutuhan ke Olimpiade. Saat ini yang menjadi problem hanya tempat Eko berlatih, di pelatnas atau luar pelatnas. Nah, Eko fokus saja berlatih menyiapkan diri ke Olimpiade. Kami yang usahakan semua keperluannya,” ujar Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari saat dihubungi, Minggu (11/4/2021).
Okto mengatakan, walau Eko Yuli tidak berlatih di pelatnas, KOI berkomitmen mencari tempat tinggal, tempat latihan, konsumsi, nutrisi, sampai tiket ke Tokyo bagi lifter yang akan turun di kelas 61 kilogram tersebut.
Namun, Eko harus tetap membuktikan dia layak untuk merebut medali di Olimpiade. ”Prinsipnya, bukan hanya kepada Eko, KOI pasti bakal mengirim semua atlet yang memenuhi kualifikasi untuk berangkat ke Olimpiade. Hal itu untuk kepentingan prestasi Indonesia di ajang internasional,” katanya.
Mulai diproses
Sekretaris Jenderal KOI Ferry Kono menuturkan, KOI mengupayakan Eko Yuli untuk tinggal di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta dan berlatih mandiri di Empire Fit Club, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan sejak Senin (5/4). Sesuai keinginan Eko Yuli, KOI juga mendatangkan pelatih Lukman yang sekarang menjadi pelatih di Thailand.
Kehadiran Lukman akan dipastikan usai KOI berkomunikasi dengan pelatih yang mendampingi Eko Yuli meraih medali perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012. Jika bersedia, Lukman bisa memberikan program latihan dan mendampingi Eko Yuli dari jarak jauh, atau daring, sebelum datang ke Jakarta dan mendampingi secara langsung atlet berusia 31 tahun tersebut.
Sebagai atlet berpengalaman, Eko Yuli diyakini bisa berlatih mandiri sesuai standar persiapan Olimpiade untuk sementara waktu. ”Sejauh ini, kami belum berkomunikasi resmi dengan coach Lukman. Jadi, akan ada pembicaraan lebih dahulu untuk memastikan kesediaannya mendampingi Eko jelang Olimpiade Tokyo. Kalau dia sepakat, coach Lukman diminta segera memberikan program latihan kepada Eko sambil kami menyiapkan dokumen resmi kepada Thailand,” tuturnya.
”Saya sangat berterima kasih atas bantuan KOI. Sebenarnya, bagi saya diberi garansi bisa tetap tampil di Olimpiade sudah cukup, tetapi langkah KOI yang mau mengundang Pak Lukman untuk menjadi pelatih sungguh sangat saya apresiasi,” terang Eko Yuli dalam rilis KOI.
Siap mendampingi
Lukman yang kini berada di Chiang Mai, Thailand saat dihubungi, Minggu, menyampaikan, dirinya siap mendampingi Eko Yuli menuju Olimpiade Tokyo. Apalagi pelatih kelahiran Lampung, 7 Juli 1966 itu sudah membina Eko sejak atlet asal Lampung tersebut berusia 11 tahun. Secara personal, hubungannya dan Eko Yuli seperti orangtua dan anak.
Selain itu, Lukman bersama timnas Thailand tidak memiliki agenda kejuaraan sampai selesai Olimpiade. Pasalnya, Federasi Angkat Besi Thailand dikenai oleh Federasi Angkat Besi Internasional karena kasus doping pada 2019, dan baru berakhir pada 7 Maret 2022 sehingga tidak bisa tampil di Olimpiade kali ini. ”Demi Merah-Putih, saya sangat siap untuk kembali ke Jakarta guna mendampingi Eko. Lebih-lebih, saya dan Eko memiliki hubungan personal yang sangat dekat,” ujarnya.
Kami akan mencarikan solusi memenuhi kebutuhan ke Olimpiade. Saat ini yang menjadi problem hanya tempat Eko berlatih, di pelatnas atau luar pelatnas. Nah, Eko fokus saja berlatih menyiapkan diri ke Olimpiade. Kami yang usahakan semua keperluannya.
Lukman mengutarakan, kalau surat dari KOI untuk dirinya dan Federasi Angkat Besi Thailand dikirim pekan ini, kemungkinan dia bisa datang ke Jakarta paling cepat awal Mei. Dia berharap semua proses administrasi bisa segera diselesaikan. Semakin cepat mendampingi Eko secara langsung, lebih optimal pula persiapan mereka sebelum Olimpiade. ”Federasi Angkat Besi Thailand memberikan saya kesempatan tiga bulan untuk mendampingi Eko,” katanya.
Lukman adalah pelatih angkat besi yang menangani pelatnas angkat besi Indonesia selama 2000-2014, sebelum melatih timnas Malaysia pada 2014-2016 dan Thailand sejak 2018. Selama menjadi pelatih pelatnas angkat besi nasional, Lukman mendampingi lifter Lisa Rumbewas meraih perak Olimpiade Sydney 2000, Olimpiade Athena 2004, dan perrunggu 2008. Lukman juga mengantar Eko dan Triyatno mendapatkan perunggu Beijing 2008, serta Eko meraih perunggu dan Triyatno mendapatkan perak pada London 2012.
Lukman menerangkan, dalam melatih atlet angkat besi, ada tiga aspek utama yang wajib dijaga, yakni teknis, psikologis, dan nutrisi. Dari sisi teknis, sebagai atlet berpengalaman, Eko Yuli tidak diragukan pemahaman kemampuan tekniknya. Dia pun telah tahu apa yang perlu dikonsumsi dan apa yang harus dihindari.
Namun, secara psikologis Eko perlu mendapatkan dukungan dan semangat dari sekelilingnya. Silang pendapat antara PB PABSI dan Eko Yuli pasti memengaruhi sisi psikologis atlet peraih perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 tersebut. Permasalahan itu bisa menganggu konsentrasi latihannya menuju Olimpiade Tokyo.
Maka itu, Lukman ingin fokus menjaga psikologis Eko Yuli agar konsentrasi saja kepada latihan dan menjaga kebugaran ataupun berat badan. Dia bersyukur atlet peraih emas Asian Games 2018 Jakarta-Palembang itu sudah mendapatkan tempat tinggal, tempat berlatih, dan jaminan konsumsi ataupun nutrisi yang baik sejak awal pekan lalu.
”Semoga, dengan kehadiran saya di Jakarta nanti, itu bisa membuat motivasi Eko meningkat lagi. Dengan kapasitasnya kini, sebagai lifter peringkat kedua dunia kelas 61 kilogram kualifikasi Olimpiade, Eko tinggal butuh tempat berlatih yang nyaman dan dukungan semangat dari orang-orang di sekitarnya,” pungkas Lukman.