Hujan Tiga Poin Muluskan Balas Dendam Prawira Bandung
Prawira Bandung membalas kekalahan seri pertama dari Indonesia Patriots. Pembalasan Prawira tuntas berkat perbaikan efisiensi serangan, terutama dalam lemparan tiga poin.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS – Prawira Bandung menolak kalah dua kali beruntun dari skuad muda Indonesian Patriots dalam musim reguler IBL 2021. Tim kuda hitam ini sukses menuntaskan dendam setelah kekalahan mengejutkan pada seri pertama. Hujan tiga poin menjadi kunci kemenangan Prawira.
Prawira menang meyakinkan atas Patriots, 85-75, pada seri ketiga IBL 2021 di “gelembung” Cisarua, Bogor, Senin (29/3/2021). Kontribusi kemenangan terbesar disumbangkan duo mesin skor, Diftha Pratama (20 poin, 4 rebound) dan Abraham Damar Grahita (16 poin, 7 rebound).
Menurut pelatih Prawira Andre Yuwadi, cara bermain anak asuhnya dalam laga ini sangat berbeda dibandingkan dengan kekalahan pada pertemuan pertama, 73-78. Ketika itu, Abraham dan rekan-rekan terlalu cepat mengeksekusi bola. Alhasil, akurasi mereka tidak sebagus hari ini.
“Hari ini anak-anak mau sabar. Anak-anak mau ikut rencana yang sudah disiapkan, yang sudah dipelajari dari gim sebelumnya, termasuk saat uji coba. Mereka juga bermain agresif saat menyerang dan bertahan,” kata Andre seusai laga.
Salah satu faktor pembeda dalam pertemua kedua ini adalah efisiensi lemparan tiga poin. Hari ini, Prawira menghujani pertahanan lawan dengan tembakan tiga poin yang mencapai akurasi 37 persen (9-24). Jumlah itu jauh lebih baik daripada laga sebelumnya dengan akurasi 16 persen (4-24).
Di sisi lain, Patriots pun tidak terlalu baik dalam lemparan jauh. Mereka hanya memasukkan 6 kali tembakan tiga poin dari 30 kali percobaan. Akurasinya hanya sekitar 20 persen, jauh di bawah Prawira.
“Ketika kami mau lebih sabar, pasti bisa dapat peluang. Kami hari ini dapat banyak tembakan terbuka yang peluang masuknya lebih tinggi. Kalau terburu-buru yang terjadi sebaliknya. Pokoknya kemenangan ini diraih karena anak-anak lebih sabar,” pungkas Andre.
Perbedaan terbesar juga diperlihatkan sang kapten, Diftha. Dia menghasilkan 12 poin dari lemparan jauh. Akurasinya sangat tinggi mencapai 66 persen. Jumlah itu sangat timpang jika dibandingkan dengan pertemuan pertama, ketika Difhta tidak mencetak satu kali pun tiga poin dari empat kali percobaan.
Diftha menilai, sudah mulai nyaman dengan kondisi lapangan di “gelembung” Cisarua. “Kalau laga pertama kan baru nyoba lapangan, baru nyoba ring juga. Makin ke sini, kami makin banyak latihan. Kalau jam kosong, kami latihan menembak. Karena itu kami mulai terbiasa,” katanya tentang performa menembak tiga poin yang semakin efisien.
Hari ini anak-anak mau sabar. Anak-anak mau ikut rencana yang sudah disiapkan, yang sudah dipelajari dari gim sebelumnya, termasuk saat uji coba. Mereka juga bermain agresif saat menyerang dan bertahan.
Laga pertemuan kedua ini berlangsung ketat sejak awal. Patriots bahkan sempat unggul terlebih dulu pada paruh pertama, 40-38. Pemain terbaik dalam pertemuan pertama Yudha Saputera kembali tampil solid dengan raihan total double double, 13 poin dan 10 assist.
Mesin diesel
Namun, Prawira yang dikenal sebagai tim mesin diesel akhirnya bangkit di kuarter ketiga. Mereka unggul jauh hanya dalam satu kuarter, 28-17, lewat gempuran ke area dalam maupun lemparan tiga poin.
Prawira pun unggul cukup jauh ketika kuarter pamungkas dimulai, 76-68. Pada kuarter terakhir, Diftha dan rekan-rekan tidak terkejar lagi. Mereka selalu bisa membalas poin yang dicetak oleh tim lawan.
Asisten pelatih Patriots Andrie Ekayana menilai, Prawira menunjukkan kualitasnya dalam laga ini. Tim yang diisi pemain-pemain veteran itu terbukti lebih konsisten. Hal serupa tidak diperlihatkan skuad muda Patriots.
“Mereka lebih sabar dalam mengeksekusi permainan. Karena sabar tingkat eksekusi mereka sangat tinggi. Itulah susahnya menghadapi mereka dengan banyak pemain veteran. Pasti mereka lebih berpengalaman,” ucap mantan pemain timnas era 2000-an tersebut.
Meski bermain bagus, Yudha sebagai mesin serangan Patriots tidak tampil dominan seperti laga sebelumnya. Dia merupakan pahlawan kemenangan pada pertemuan pertama dengan sumbangan 26 poin dan 4 assist.
Prawira belajar dari kesalahan. Skuad asuhan Andre memfokuskan pertahanan kepada Yudha. Hasilnya sangat efektif. Pemain berusia 22 tahun ini kesulitan menembak. Dia lebih banyak memfasiltiasi rekan-rekannya.
“Mereka lebih agresif ke saya pas defense. Kalau dilihat tadi, memang situasinya (Patriots) bukan dibuat untuk saya. Saya lebih banyak passing bola. Berbeda dengan laga pertama saya yang harus mengeksekusi,” ucap pemain lulusan Institut Teknologi Harapan Bangsa tersebut.
Kemenangan ini membuat Prawira untuk sementara berada di puncak klasemen Divisi Putih (8-3). Mereka menyamai rekor kemenangan Patriots. Di bawah mereka, ada tim raksasa Satria Muda yang masih tertinggal satu laga (8-2).