Putri Kusuma Wardani mendapat pengalaman yang akan menjadi bekal bersaing di level senior meskipun langkahnya terhenti di perempat final Orleans Masters.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
ORLEANS, JUMAT — Langkah pebulu tangkis berusia 18 tahun, Putri Kusuma Wardani, terhenti dalam perempat final turnamen Orleans Masters di Orleans, Perancis, Jumat (26/3/2021). Dari turnamen bertatus BWF Super 100 itu, Putri pun mendapat pengalaman yang akan menjadi bekal bersaing di level senior.
Putri dikalahkan tunggal putri Thailand yang menjadi unggulan ketiga, Busanan Ongbamrungphan, di Palais Des Sports, 13-21, 14-21. Babak perempat final dicapai setelah memenangi dua laga, salah satunya ketika mengalahkan unggulan ketujuh, Yvonne Li (Jerman), pada babak pertama.
Saya banyak mendapat pelajaran di turnamen ini, khususnya lawan Busanan, seperti jangan mudah mati setelah melakukan reli. Pukulan Busanan juga sangat matang dan susah dimatikan. Dari senior lain, saya belajar bermain dengan lebih rapi.
”Saya banyak mendapat pelajaran di turnamen ini, khususnya lawan Busanan, seperti jangan mudah mati setelah melakukan reli. Pukulan Busanan juga sangat matang dan susah dimatikan. Dari senior lain, saya belajar bermain dengan lebih rapi (tidak banyak membuat kesalahan),” ujar Putri kepada Tim Humas dan Media PP PBSI.
Tahun 2021 menjadi tahun pertama Putri bersaing pada level senior. Seharusnya, dia bisa beradaptasi sejak 2020, sambil tetap bersaing di level yunior. Namun, seperti atlet lainnya, Putri kehilangan kesempatan bertanding karena sebagian besar turnamen bulu tangkis dibatalkan, sejak Maret, karena pandemi Covid-19.
”Saya hanya berusaha menikmati situasi yang ada. Kalau dipikirin terus, tidak akan selesai dan yang ada hanya akan terus menyesal karena telah kehilangan kesempatan bertanding,” tutur Putri, pemain termuda di pelatnas utama tunggal putri.
Seperti ketika menghadapi musim kompetisi 2020, Putri pun belum mendapat kejelasan turnamen yang akan diikutinya setelah Orleans Masters. ”Belum dikasih tahu pelatih,” katanya.
Meski demikian, pemain asal PB Exist Jakarta itu sudah membuat daftar kekurangan yang harus diperbaikinya saat kembali berlatih. ”Berdasarkan hasil, saya bersyukur karena bisa sampai delapan besar. Target awalnya hanya menembus babak utama. Alhamdulillah bisa melangkah lebih jauh,” ujar Putri yang memulai persaingan dari babak kualifikasi.
”Namun, pekerjaan rumah saya masih banyak. Sampai di Indonesia nanti, saya harus meningkatkan kekuatan otot kaki,” katanya.
Dua wakil pada semifinal
Sementara Putri terhenti, dua wakil lain Indonesia akan tampil pada semifinal, Sabtu. Mereka adalah ganda putra, Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani, dan ganda campuran, Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela. Sabar/Reza akan berhadapan dengan unggulan keempat, Ben Lane/Sean Vendy (Inggris), sementara Zachariah/Hediana melawan unggulan ketujuh, Mathias Christiansen/Alexandra Boeje.
Bermain dengan tenang menjadi kunci kemenangan Sabar/Reza pada perempat final dan akan menjadi bekal untuk laga berikutnya. Pada turnamen ini, Sabar/Reza pun membawa misi pribadi, yaitu memperlihatkan kemampuan di tengah ketatnya persaingan tim ganda putra Indonesia.
Di atas Sabar/Reza, ganda putra Indonesia memiliki nama-nama besar di level dunia, yaitu dua pasangan peringkat teratas, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Selain itu, ada pula Fajar Alvian/Muhammad Rian Ardianto serta barisan pemain muda yang beradaptasi di level senior, seperti Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.