Putri Kusuma Wardani, satu-satunya wakil tunggal putri Indonesia dalam turnamen bulu tangkis Orleans Masters di Orleans, Perancis. Putri termasuk pemain muda yang bersemangat tinggi dan mau bekerja keras.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
ORLEANS, RABU — Putri Kusuma Wardani, satu-satunya wakil tunggal putri Indonesia dalam turnamen bulu tangkis Orleans Masters di Orleans, Perancis, memiliki peluang besar untuk unjuk kemampuan di level senior. Meski hanya turnamen berlevel BWF Super 100, Orleans Masters diikuti para senior berpengalaman yang bisa menjadi lawan Putri jika dia bisa melangkah jauh.
Pemain berusia 18 tahun itu membuat kejutan dengan menyingkirkan unggulan ketujuh, Yvonne Li (Jerman), 21-18, 16-21, 21-15, di Palais des Sports, Rabu (24/3/2021) malam, waktu Indonesia. Lawan pada babak kedua, Kamis, adalah pemain pemain Swiss, Sabrina Jaquet.
Jika bisa mengalahkan Jaquet, pemain berperingkat ke-273 dunia itu berkesempatan bertemu pemain Thailand peringkat ke-13 dunia, Busanan Ongbamrungphan, pada perempat final, lalu finalis All England, Pornpawee Chochuwong (Thailand), pada semifinal.
Meski berhasil membuat kejutan, Putri menilai tak tampil dengan maksimal ketika berhadapan dengan Li. Pemain yang lolos dari babak kualifikasi itu masih banyak membuat kesalahan, terutama pada gim kedua.
”Saya masih banyak mati sendiri dan selalu ingin cepat menang, jadi mainnya terburu-buru. Itu akhirnya menjadi bumerang buat saya terutama di gim kedua,” ujar Putri kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
Pemain yang tampil pada babak utama setelah melalui tahap kualifikasi itu akhirnya bisa keluar dari tekanan ketika memfokuskan diri pada perebutan setiap poin. ”Saya tidak berpikir menang atau kalah. Saya bermain nothing to lose pada gim ketiga,” lanjutnya.
Lahir pada 20 Juli 2002, Putri sebenarnya memiliki kesempatan beradaptasi pada turnamen level senior sejak tahun lalu meski dia juga masih bertanding pada level yunior pada tahun tersebut. Tahun 2020 menjadi tahun terakhirnya pada masa yunior.
Akan tetapi, Putri akhirnya hanya bisa bertanding dalam satu laga, yaitu dalam kejuaraan kualifikasi Piala Uber Zona Asia di Manila, Filipina, Februari, sebelum semua turnamen dihentikan, sejak pertengahan Maret, karena pandemi Covid-19. Salah satu ajang besar yang dibatalkan dan ditunggu Putri adalah Kejuaraan Dunia Yunior yang seharusnya berlangsung di Selandia Baru, 28 September-11 Oktober.
Tak ada panggung internasional untuk mengasah kemampuannya, Putri memanfaatkan kejuaraan bagi pemain-pemain pelatnas yang digelar PP PBSI, yaitu kejuaraan individu dan simulasi Piala Thomas dan Uber. Pemain asal PB Exist Jakarta itu mengalahkan pemain-pemain senior, salah satunya Gregoria Mariska Tunjung.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI periode 2016-2020 Susy Susanti menilai, Putri memiliki banyak hal positif sebagai pemain muda, yaitu bersemangat tinggi dan mau bekerja keras, meski banyak hal teknis yang harus diperbaiki. Dia juga tak kenal takut ketika berhadapan dengan pemain yang lebih berpengalaman, seperti ketika berhadapan dengan Li di Orleans.
Putri pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut meski baru tampil pada babak pertama. Seperti dikatakan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Rionny Mainaky, sebelum tim Indonesia berangkat ke Orleans, setiap pemain harus memanfaatkan kesempatan bertanding dengan sebaik mungkin.
Ini adalah kesempatan yang baik bagi mereka karena ke depannya kita belum tahu ada turnamen apa lagi untuk mereka ini. Kondisi pandemi membuat banyak turnamen dibatalkan.
”Ini adalah kesempatan yang baik bagi mereka karena ke depannya kita belum tahu ada turnamen apa lagi untuk mereka ini. Kondisi pandemi membuat banyak turnamen dibatalkan,” kata Rionny.
Kemenangan juga didapat dua ganda campuran Indonesia, yaitu Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktavina Kandow dan Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela, serta ganda putri, Yulifa Barkah/Febby Valencia Dwijayanti Gani.
Hasil berbeda didapat tunggal putra, Chico Aura Wardoyo, yang dikalahkan Chirag Sen (India), 13-21, 12-21, pada babak kedua.