Louvre Surabaya Bukan Hanya Seorang Jamarr Johnson
Kehilangan penembak jitu veteran, Sandy Febriansyakh, tidak membuat Louvre kehilangan arah. Pemain muda Louvre bangkit mengisi posisi Sandy untuk mendampingi Jamarr Johnson.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Louvre Dewa United Surabaya sering dijuluki sebagai tim satu orang dengan kehadiran pemain lokal naturalisasi Jamarr Andre Johnson. Namun, anggapan itu dibuktikan salah oleh skuad muda Louvre yang bisa bersinar di sisi Johnson. Salah satunya forward Kevin Moses Poetriay, yang menjadi pahlawan kemenangan tim atas Prawira Bandung.
Louvre menyudahi perlawanan ketat Prawira Bandung dengan kemenangan, 73-61, dalam seri kedua IBL 2021 di ”gelembung” Cisarua, Bogor, pada Senin (22/3/2021). Kemenangan ini diraih tanpa shooting guard veteran Sandy Febriansyakh yang cedera patah tulang tangan.
Johnson, yang bermain penuh 40 menit tanpa istirahat, seperti biasa menjadi salah satu penyumbang terbesar kemenangan. Most Valuable Player IBL 2016 ini menghasilkan double double 23 poin dan 17 rebound, serta tambahan 4 blok.
Namun, pahlawan kemenagan justru jatuh kepada Kevin. Pebasket berusia 25 tahun ini menyumbang 25 poin dengan catatan plus minus terbesar dalam tim, yakni mencapai (+17). Artinya, Louvre unggul 17 poin atas Prawira ketika dia berada di lapangan. Catatan itu mengalahkan statistik plus minus Johnson (+12).
”Jamarr adalah Jamarr. Kontribusi dia merupakan rata-rata seperti biasanya. Namun, yang menarik ada juga Kevin Moses yang mendominasi. Hal itu membuat kami kesulitan. Mereka mudah mencetak poin hari ini, tidak seperti kami,” kata Pelatih Prawira Bandung Andre Yuwadi dalam konferensi pers seusai laga.
Akurasi lemparan Kevin tidak telalu cemerlang, hanya 30 persen (6-20). Namun, dia mampu merusak harmonisasi pertahanan Prawira dengan penetrasi menuju keranjang. Penetrasi agresifnya menghasilkan 10 pelanggaran yang berbuah 13 lemparan bebas.
Kevin pun menjadi pembeda dalam laga ini, dengan lemparan bebasnya yang mencapai akurasi 92 persen (12-13). Kontribusi itu membuat Louvre dominan meski skor sempat imbang di awal kuarter keempat, 45-45. Prawira yang mengimbangi sejak kuarter pertama juga kewalahan harus menahan Johnson sekaligus Kevin.
Tidak hanya itu, shooting guard Dio Tirta Saputra (22) juga menyokong kemenangan tim dari bangku cadangan. Pebasket setinggi 1,89 meter ini menyumbang 15 poin dan 4 rebound.
Pelatih Louvre Surabaya Andika Saputra bisa sedikit tenang dengan kemenangan ini. Problem absennya Sandy hingga akhir musim ini bisa diselesaikan dengan penampilan gemilang pemain-pemain muda.
Jamarr adalah Jamarr. Kontribusi dia merupakan rata-rata seperti biasanya. Namun, yang menarik ada juga Kevin Moses yang mendominasi. Hal itu membuat kami kesulitan.
”Kami kehilangan pemain senior yang bagus. Kami tidak mungkin menggantikan Sandy dengan orang lain dengan kemampuan sama seperti dia. Namun, kami berusaha menciptakan seseorang yang mirip atau mendekati kemampuan Sandy. Saya yakinkan itu kepada pemain-pemain muda. Ternyata, mereka bisa menjalani itu dengan baik,” tutur Bedu, sapaan Andika.
Menurut Bedu, pemain-pemain muda yang diharapkan mengisi tempat Sandy tidak hanya Kevin dan Dio. Semua pemain dalam skuad mudanya punya peluang yang sama. Kesempatan main akan bergantung pada penampilan mereka dalam pertandingan.
Sosok pemain pengganti Sandy sangat dibutuhkan untuk mendampingi Johnson. Musim ini beban pemain kelahiran Amerika Serikat itu sangat berat untuk memikul skuad muda Louvre. Hal ini terlihat saat dia hanya beristirahat 46 detik dari total bermain maksimal 80 menit pada dua pertandingan terakhir Louvre yang berujung kemenangan atas Satria Muda dan Prawira.
Nyaman bermain
Kevin menilai sangat nyaman bermain di sisi Johnson. Sang pemain veteran tersebut memudahkan pergerakannya. Sebab, gravitasi pertahanan lawan fokus terhadap pergerakan Johnson.
”Pasti terbantu, Jamarr jagoan. Apalagi dari sisi individual, dia itu mantan MVP. Sebagai senior, dia juga mengayomi kami. Jadi, kami tidak kaku dan lebih mudah dalam bermain. Yang paling penting, Jamarr adalah pemain tim, tidak individualis,” ucapnya.
Kemenangan ini membuat Louvre semakin diperhitungkan sebagai kandidat juara. Meski bermaterikan mayoritas pemain muda, mereka telah menaklukkan dua tim besar berturut-turut, yakni Satria Muda dan Prawira. Adapun Johnson dan rekan-rekan memuncaki klasemen Divisi Merah dengan lima kali menang dari enam pertandingan.
Di sisi lain, Prawira takluk karena akurasi tembakan cukup rendah, hanya 30 persen, dibandingkan sang lawan, 41 persen. Penampilan bintang mereka, Abraham Damar Grahita, juga di bawah standarnya. Sang MVP pada musim lalu itu hanya menghasilkan 11 poin dan 7 rebound dengan akurasi lemparan 25 persen (3-12).