Drama Covid-19 Berlanjut, Indonesia Diharuskan Mundur dari All England
Tim Indonesia diharuskan mundur dari All England karena berada di dalam satu pesawat dengan penumpang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pemain menyampaikan protes kepada BWF melalui media sosial.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BIRMINGHAM, KAMIS — Drama dalam turnamen bulu tangkis All England berlanjut, kali ini menimpa tim Indonesia. Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan diharuskan mundur karena berada di dalam satu pesawat dengan penumpang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Pemain menyampaikan protes kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) melalui akun media sosial masing-masing.
Bintang bulu tangkis ”Merah Putih”, seperti Anthony, Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, Fajar Alfian, Greysia Polii, Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan Marcus Fernaldi, menuliskan hal yang sama dalam akun Instagram masing-masing pada Kamis (18/3/2021) dini hari waktu Indonesia. Unggahan logo BWF diiringi tulisan: ”BWF harus bertanggung jawab!”.
Manajer Tim Indonesia di All England Ricky Soebagdja, melalui tim humas PP PBSI, menyatakan, tim terpaksa mundur karena berada di dalam satu pesawat dengan penumpang terinfeksi Covid-19. Itu terjadi dalam penerbangan dari Istanbul (Turki) ke Birmingham.
”Namun, kami pun tidak diberi tahu siapa, berapa orang, dan dari mana asal orang yang positif tersebut,” ujar Ricky.
Sesuai peraturan Pemerintah Inggris, jika berada di dalam satu pesawat dengan orang terinfeksi Covid-19, diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari. Tim Indonesia pun mundur dan akan melakukan isolasi sampai 23 Maret di Hotel Crowne Plaza, Birmingham. Durasi tersebut dihitung sejak tim Indonesia tiba di Birmingham pada Sabtu (13/3/2021). Meski diliputi kekecewaan, Ricky memastikan, tim Indonesia berada dalam kondisi sehat.
BWF melalui rilis yang dikeluarkan pada Kamis pagi waktu Indonesia mempertegas ditarik mundurnya tim Indonesia. ”BWF dan Asosiasi Bulu Tangkis Inggris mengonfirmasi, sejumlah pemain dan anggota tim Indonesia telah menerima pemberitahuan dari otoritas kesehatan nasional (NHS) Inggris bahwa mereka harus melakukan isolasi dengan segera. Mereka harus isolasi 10 hari karena satu pesawat dengan orang positif Covid-19. Semua pemain Indonesia tidak dapat bertanding di All England 2021, lawan mereka dinyatakan menang walkover,” ujar BWF.
”Kami menyesali konsekuensi ini, BWF dan Asosiasi Bulu Tangkis Inggris akan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah,” lanjut BWF.
Drama Covid-19
Kabar diharuskannya menjalani isolasi selama 10 hari diterima sebanyak 20 orang, dari total 24 anggota tim Indonesia, melalui surat elektronik. Empat orang yang tidak menerima peringatan itu adalah pemain ganda putra Mohammad Ahsan, Irwansyah (asisten pelatih tunggal putra), Iwan Hermawan (Kepala Subbidang Ilmu Pengetahuan Olahraga PP PBSI), dan Gilang (masseur).
Jonatan Christie, Hendra, dan Kevin/Marcus, bahkan, menerimanya setelah memenangi laga babak pertama pada Rabu malam waktu Indonesia. Jonatan menang atas Kunlavut Vitidsarn (Thailand), 21-13, 24-22, sementara Hendra/Ahsan mengalahkan Ben Lane/Sean Vendy (Inggris), 21-18, 19-21, 21-19.
Hendra pun masih membalas pertanyaan Kompas, Kamis sekitar pukul 03.00 WIB, setelah pertandingan. Dia menyatakan tak khawatir dengan munculnya kasus Covid-19, sebelum turnamen, karena semua tim Indonesia telah dinyatakan negatif.
Kemenangan Kevin/Marcus atas Matthew Clare/Ethan Van Leeuwen (Inggris), 21-12, 19-21, 21-9, pun tak berarti karena mereka akhirnya tak dapat melanjutkan pertandingan. Padahal, ini menjadi turnamen pertama ganda putra nomor satu dunia itu setelah All England 2020.
Kejadian ini menjadi lanjutan dari ”drama” yang terjadi sehari sebelum pertandingan. Pada Selasa, BWF mengumumkan pemunduran pertandingan pertama di semua lapangan selama lima jam. Ini karena terdapat tujuh orang dari Thailand, India, dan Denmark yang mendapat hasil positif Covid-19. Pertemuan manajer, yang biasanya digelar sehari sebelum pertandingan, pun mundur.
Setelah dilakukan tes ulang dan BWF menyatakan semua peserta mendapat hasil negatif, pertandingan di empat lapangan dimulai Rabu pukul 20.30 WIB dan pukul 21.00 WB di lapangan utama. Jadwal itu akhirnya mundur 4 jam 30 menit dari rencana awal.
Situasi itulah yang menjadi bagian dari kekecewaan pemain Indonesia. Ketika tujuh orang yang dinyatakan positif mendapat kesempatan tes ulang, skuad ”Merah Putih” diharuskan mundur dan belum menjalani tes kembali.
Panitia dan BWF tidak bisa berbuat banyak karena mereka menyampaikan aturan dari Pemerintah Inggris. Ini yang membuat saya menyampaikan ke KBRI karena berkaitan dengan hubungan antarpemerintah. Saya meminta kejelasan, khususnya untuk aturan di saat pandemi Covid-19 ini.
”Panitia dan BWF tidak bisa berbuat banyak karena mereka menyampaikan aturan dari Pemerintah Inggris. Ini yang membuat saya menyampaikan ke KBRI karena berkaitan dengan hubungan antarpemerintah. Saya meminta kejelasan khususnya untuk aturan di saat pandemi Covid-19 ini,” kata Ricky.
”Kami sebetulnya masih berharap permasalahan ini bisa diselesaikan, artinya memungkinkan untuk tim Indonesia dapat tampil kembali. Namun, karena ini sudah aturan dari Pemerintah Inggris, jadi harus kita ikuti,” lanjut mantan pemain ganda putra Indonesia itu.