Bungkam Everton, Chelsea Pamerkan ”Benteng Buatan” Tuchel
Membangun benteng kokoh di lini pertahanan merupakan salah satu prioritas Manajer Chelsea Thomas Tuchel. Upayanya terus membuahkan hasil, Chelsea pun kini difavoritkan dalam perebutan peringkat empat besar di Inggris.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LONDON, SELASA — Chelsea berhasil mempertahankan tren tidak terkalahkan dalam sembilan laga terakhirnya di ajang Liga Inggris seusai mengalahkan Everton, 2-0, di Stadion Stamford Bridge, London, Selasa (9/3/2021) dini hari WIB. Tim asuhan manajer Thomas Tuchel itu sekali lagi mempertontonkan lini pertahanannya yang sangat rapat.
Pertahanan tim merupakan sektor yang digarap Tuchel secara serius sejak menggantikan posisi Frank Lampard pada akhir Januari lalu. Hasil dari kerja kerasnya sudah mulai terlihat dalam lima laga kandang yang telah ia jalani ketika Chelsea sama sekali tidak kebobolan. Wolverhampton Wanderers, Burnley, Newcastle United, Manchester United, dan Everton sudah merasakan kokohnya ”benteng” buatan Tuchel itu di Stamford Bridge.
Bahkan, Chelsea era Tuchel hanya kebobolan dua gol dari 11 laga di semua kompetisi. Salah satu dari dua gol ke gawang Chelsea itu pun merupakan gol bunuh diri Antonio Rudiger saat menghadapi Sheffield United. Southampton merupakan tim lainnya yang beruntung bisa membobol gawang Chelsea dalam 11 laga tersebut. Namun, dari 11 laga bersama Tuchel itu, Chelsea belum pernah kalah.
Pada era kepemimpinan Lampard, Chelsea kebobolan 27 gol dalam 29 laga di semua kompetisi sejak awal musim. Mereka hampir kebobolan satu gol per laga. Faktor inilah yang ikut menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik Chelsea, Roman Abramovich, untuk memecat Lampard dan menggantinya dengan Tuchel.
Naik ke papan atas
Berkat perbaikan di lini pertahanan yang dilakukan Tuchel, Chelsea kini berhasil kembali ke papan atas. Kemenangan atas Everton menempatkan Chelsea di peringkat keempat dengan 50 poin. Sebelumnya, pada era Lampard, mereka sempat terseok-seok di peringkat kesembilan liga itu.
Persaingan di peringkat empat besar pun makin ketat karena MU, yang berada di peringkat kedua, memiliki 54 poin dan Leicester City di peringkat ketiga dengan 53 poin. Artinya, Chelsea masih punya kans besar untuk merangsek ke peringkat ketiga, bahkan kedua.
Bagi Tuchel, pertahanan yang kuat ini menjadi modal utama untuk membangun kepercayaan diri tim agar bisa tampil konsisten meraih poin di setiap laga. ”Ini tentang prinsip. Tentang kemampuan para pemain untuk saling percaya,” ujarnya.
Dengan taktik garis pertahanan tinggi, Chelsea berusaha untuk mencegah lawan agar tidak sempat membangun serangan. Aliran bola lawan harus segera dipatahkan saat masih di tengah lapangan.
Dengan membangun mentalitas seperti ini, Tuchel berharap para pemain yang tugas utamanya menyerang dapat fokus melakukan tugas itu karena mereka percaya ada rekan-rekannya yang mampu menjaga gawang dengan baik di lini belakang. Setelah mampu memercayai rekan-rekannya, para pemain bisa lebih berani menjalankan tugasnya masing-masing, khususnya menyerang.
”Ini semua juga tentang cara bertahan. Kami mencoba untuk memasang garis pertahanan yang tinggi,” kata Tuchel.
Dengan taktik garis pertahanan tinggi itu, Chelsea berusaha mencegah lawan agar tidak sempat membangun serangan. Aliran bola lawan harus segera dipatahkan saat masih di tengah lapangan. Saat mengalahkan Atletico Madrid, 1-0, pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa, beberapa waktu lalu, Tuchel mengaku berusaha mencekik tim asuhan pelatih Diego Simeone itu agar tidak bisa ”bernapas”.
Manajer Everton Carlo Ancelotti pun memuji penampilan Chelsea dan mengatakan bahwa timnya belum bisa satu level dengan Chelsea. Selain memiliki pertahanan yang solid yang dibangun dengan rasa saling percaya itu, Chelsea bisa terus menekan dan memaksa lini belakang Everton melakukan kesalahan.
Gol pertama Chelsea merupakan gol bunuh diri bek Everton, Ben Godfrey, sedangkan gol kedua berawal dari pelanggaran yang berujung tendangan penalti. Algojo spesialis penalti yang dimiliki Chelsea, Jorginho, mencetak gol kedua itu pada menit ke-65.
Kekalahan seperti pada laga itu bisa membuyarkan mimpi Everton untuk meraih tiket ke kompetisi Eropa pada musim depan. Everton kini berada di peringkat keenam dengan 46 poin.
”Kami kecewa, tetapi kekalahan ini bukanlah sebuah tragedi. Kami akan mencoba lagi pada laga selanjutnya,” kata Ancelotti. (AFP/REUTERS)