Liverpool kini harus berjuang ekstrakeras untuk mendapatkan tiket ke Liga Champions musim depan. Target ini juga tidak mudah ketika badai cedera yang melanda ”Si Merah” tidak kunjung reda.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LIVERPOOL, MINGGU — Penderitaan Liverpool terus berlanjut setelah dikalahkan Everton, 0-2, di Stadion Anfield, Minggu (21/2/2021) pagi WIB. ”Si Merah” terpaksa melupakan target mereka semula untuk mempertahankan gelar juara Liga Inggris dan fokus memburu tiket ke Liga Champions musim depan.
Liverpool telah menelan empat kekalahan beruntun di Anfield, menyamai pencapaian buruk mereka pada tahun 1923. Mereka juga hanya menang dua kali dalam 11 laga terakhir sejak akhir Desember. Hanya bisa meraih 9 poin dan mencetak 9 gol dari 11 laga bukanlah modal yang pantas untuk mempertahankan trofi Liga Inggris.
Krisis mengantar Si Merah turun ke peringkat enam dengan 40 poin, tertinggal 16 poin dari Manchester City yang kokoh di puncak klasemen. Dengan persaingan yang begitu ketat pada musim ini, target realistis Liverpool hanya satu, yaitu berusaha kembali ke peringkat empat besar dan tampil di ajang Liga Champions.
Masih ada harapan untuk mengejar target itu karena West Ham United yang sudah berada di peringkat keempat baru mengumpulkan 45 poin. Pertarungan Si Merah tidak lagi melawan City di puncak, melainkan melawan West Ham, Chelsea, dan juga Everton yang sama-sama mengumpulkan 40 poin di peringkat ketujuh.
Si Merah harus menurunkan target karena standar mereka juga menurun drastis. Bahkan, menurut mantan pemain dan manajer Liverpool, Graeme Souness, Si Merah kini tidak lagi ditakuti lawan-lawannya. Liverpol tidak sama lagi dengan Liverpool pada tiga musim sebelumnya.
”Sebagai pendukung Liverpool, saya sangat kecewa. Mereka seperti tidak punya tenaga untuk melawan, atau kehilangan agresivitasnya,” kata Souness. Liverpool yang loyo itu terlihat jelas pada laga kontra Everton. Taring Si Merah yang diwakili trio Sadio Mane, Roberto Firmino, dan Mohamed Salah kembali tumpul. Pertahanan mereka tetap rapuh meski sudah mendatangkan bek baru, seperti Ozan Kabak, yang dipinjam dari Schalke 04.
Kehadiran Kabak seharusnya bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Virgil van Dijk yang masih cedera. Namun, pemain asal Turki itu justru melakukan kesalahan fatal yang membuat Richarlison bisa mencetak gol pertama untuk Everton.
Kesalahan Liverpool pula yang membuat Everton mendapat tendangan penalti untuk mengunci kemenangan yang dilakukan Gylfi Sigurdsson. Di atas penderitaan Liverpool ini, Everton merayakan kemenangan pertama di Anfield yang sudah dinantikan hampir selama 22 tahun.
Ketika laga telah usai, para pemain dan staf pelatih Everton saling berpelukan erat seolah telah memenangi sebuah laga final. ”Saya ikut bergembira bersama klub dan pendukung Everton. Tim tampil sangat baik, bisa menunjukkan semangat dan daya juang. Saya sungguh senang,” ujar Manajer Everton Carlo Ancelotti.
Bongkar pasang
Faktor utama yang membuat Liverpool tampil inkonsisten pada musim ini adalah tingginya frekuensi bongkar pasang susunan pemain akibat banyaknya pemain yang absen karena cedera. Manajer Liverpool Juergen Klopp sangat pusing mengatasi hal ini, terutama menentukan pemain yang tepat di lini pertahanan.
Sebagai pendukung Liverpool, saya sangat kecewa. Mereka seperti tidak punya tenaga untuk melawan, atau kehilangan agresivitasnya.
Cederanya sejumlah bek inti membuat Klopp meminta kapten Jordan Henderson untuk jadi bek tengah mendampingi Kabak. Celakanya, Henderson juga ikut cedera dan harus diganti bek muda Nathaniel Phillips pada babak pertama. Menurut catatan ESPN, duet Kabak-Phillips merupakan kombinasi duet bek tengah Liverpool ke-18 pada musim ini.
”Sulit untuk menerima kekalahan ini, tetapi kami melakukan kesalahan sehingga kebobolan sejak awal. Kami harus bisa bertahan lebih baik lagi,” kata Klopp. Kelemahan lain yang harus dibenahi Klopp adalah penyelesaian akhir mereka yang buruk.
Meski demikian, cedera Henderson membuat Klopp benar-benar pening. Dengan cederanya Van Dijk, Joe Gomez, dan Joel Matip, kini bek tersisa Liverpool hanya Kabak, Phillips, dan Ben Davies. Gelandang Liverpool, Georginio Wijnaldum, mengajak timnya untuk tetap berpikir positif.
”Kami masih punya banyak laga untuk memperbaiki situasi. Semuanya akan jadi lebih buruk jika kami merasa sebagai korban (dari keadaan),” kata Wijnaldum.
Lagipula, bukan hanya Liverpool yang sedang tampil buruk, melainkan juga Tottenham Hotspur yang dikalahkan West Ham, 1-2, pada laga lainnya, Minggu malam. West Ham unggul lebih dulu melalui gol Michail Antonio dan Jesse Lingard. Spurs baru bisa membalas pada menit ke-64 melalui sundulan Lucas Moura.
”Sungguh mengecewakan karena kami sudah tampil bagus dan akhirnya kalah karena kesalahan kami,” kata Moura. Sama seperti Wijnaldum, Moura masih optimistis Spurs bisa berbenah pada laga-laga berikutnya. (AFP/REUTERS)