Takaaki Nakagami melatih konsistensi performa pada detak jantung 180-185 detik per menit untuk mengatasi tekanan saat bersaing meraih podium MotoGP. Latihan ini diharapkan membantu Nakagami meraih podium pertamanya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
Podium menjadi target Takaaki Nakagami yang tak kunjung tercapai sejak debutnya di MotoGP pada 2018. Pebalap LCR Honda itu memiliki dua peluang emas meriah podium pada musim 2020, tetapi terjegal oleh bendera merah dan kecelakaan. Satu-satunya pebalap asal Asia di MotoGP itu bertekad mengakhiri penantian panjangnya menaiki podium MotoGP pada musim 2021.
Berbekal motor RC213V spesifikasi 2021 dan bocoran data telemetri Marc Marquez, Nakagami akan melanjutkan misi besarnya. Musim lalu, seiring cedera Marc Marquez hingga tidak bisa balapan sejak seri kedua, Nakagami mendapat dukungan penuh dari Honda Racing Corporation (HRC). Dia mendapat bocoran data Marquez yang menguak jurus jitu mengendalikan RC213V.
Nakagami pun mampu memacu RC213V dengan lebih cepat karena perbaikan dalam pengereman. Pebalap berusia 29 tahun itu bisa melewati tikungan dengan lebih cepat. Namun, tidak semua teknik membalap Marquez bisa dia replika, mengingat gaya membalap mereka sangat berbeda. Marquez sangat agresif di semua sirkuit, sedangkan Nakagami lebih lembut. Sejumlah area masih terus diperbaiki oleh Nakagami untuk bisa lebih cepat lagi.
”Saya bisa katakan bahwa pada pengereman saya masih perlu sedikit lebih baik, khususnya dalam perubahan arah dari tikungan ke tikungan. Saya memahami bahwa saya bukan pebalap tercepat. Data juga menunjukan saya tidak pada level yang bagus. Jadi, saya berusaha memahami, melihat data, dan lebih fokus pada area tersebut bersama tim,” ujar Nakagami dalam peluncuran desain motornya, akhir pekan lalu.
Menjelang MotoGP musim ini, Nakagami belum bisa mencoba motor yang akan dia pakai, yaitu RC213V 2021 spesifikasi pabrikan. Dia juga belum mendapat informasi dari HRC terkait hasil tes yang dijalani pebalap penguji, Stefan Bradl, di Jerez. Nakagami baru akan mencoba motor barunya saat tes pramusim di Sirkuit Losail, Qatar, 6-7 Maret dan 10-12 Maret.
”Kami harus memanfaatkan tes yang penting itu untuk mengembangkan motor sekaligus memahami bagaimana memperbaiki gaya membalap saya,” ujar Nakagami.
Area yang perlu dia benahi adalah mencapai limit kemampuan motor seperti yang dilakukan Marquez. Target itu berpotensi dilakukan oleh Nakagami dengan cara yang berbeda. ”Gaya Marc terlihat sangat bagus. Setiap tahun, banyak orang mengatakan Honda sangat sulit dikendalikan, tetapi Marc selalu bisa menggunakan motor. Tentu saja dia harus beradaptasi, tetapi dia bisa melakukan itu,” ujar rekan setim Alex Marquez itu.
Gaya hibrida
”Satu hal dengan gaya agresif, kami harus terus seperti ini. Akan tetapi, di sisi lain, tidak semua orang seperti gaya Marc. Saya sendiri, pada beberapa titik, berusaha sedikit lebih agresif, tetapi tidak di semua tempat. Di beberapa area, saya jauh lebih lembut dibandingkan dengan pebalap lain, seperti Alex atau Cal (Crutchlow). Tetapi, saya jauh lebih cepat,” jelas Nakagami dikutip Crash, Sabtu (20/2/2021).
Ia pun berusaha untuk mengombinasikan dua gaya berbeda, yaitu agresif dan lembut. ”Musim lalu, kami melihat gaya membalap lembut sangat bagus untuk akhir balapan. Kami bisa menggunakan ban lunak dan saya bisa merasakan banyak daya cengkeram di akhir balapan. Itu sangat penting. Jadi, kami perlu mencoba semacam gaya hibrida,” tutur Nakagami.
Biasanya, pada detak jantung 180-185, orang mulai berpikir untuk bernafas (supaya detak jantung) turun. Akan tetapi, kami berusaha menjaga performa pada (detak jantung) maksimum agar tetap konstan dan jangan sampai kehilangan konsentrasi.
Penyesuaian gaya membalap itu diharapkan bisa mengakhiri penantian Nakagami untuk meraih podium di ajang MotoGP. Musim lalu, pada balapan kedua di Aragon, dia memiliki peluang emas naik podium, bahkan memenangi balapan setelah meraih posisi start terdepan. Dia juga memimpin balapan dengan meyakinkan. Akan tetapi, tekanan psikologis membuat dia kehilangan kendali motor dan terjatuh.
”Tentu, tahun lalu adalah musim yang bagus bagi saya. Akan tetapi, di sisi lain, sayangnya saya tidak bisa mengendalikan diri saya menghadapi tekanan. Saya terlalu bersemangat sejak meraih pole position di Aragon dan membuat kesalahan bodoh. Pengalaman itu sangat bagus,” tutur Nakagami.
Tidak butuh psikolog
Untuk mengatasi tekanan psikologis menghadapi persaingan podium MotoGP, Nakagami merasa tidak perlu meminta bantuan psikolog seperti yang dilakukan oleh sejumlah pebalap, misalnya Fabio Quartararo. Nakagami memilih trik yang berbeda.
”Kami mencoba latihan sepeda lebih banyak, di luar dan dalam ruangan. Itu latihan yang sangat berat untuk mencapai detak jantung maksimal, 180-185, dan tidak kehilangan konsentrasi,” jelas Nakagami terkait strategi latihan untuk mengatasi tekanan.
”Biasanya, pada detak jantung 180-185, orang mulai berpikir untuk bernafas (supaya detak jantung) turun. Akan tetapi, kami berusaha menjaga performa pada (detak jantung) maksimum agar tetap konstan dan jangan sampai kehilangan konsentrasi dan kepercayaan diri,” kata Nakagami.
Latihan itu dirasakan oleh Nakagami sangat bagus, tetapi masih belum diketahui apakah akan membantu saat balapan MotoGP. Untuk menguji dampak latihan itu, dia harus menunggu hingga latihan resmi di Qatar. Tes lima hari itu akan sangat ketat dengan banyak putaran untuk menguji sejumlah paket perbaikan.
”Jadi, itu akan sangat berat untuk fisik. Itu hal yang bagus untuk memahami apakah latihan musim dingin hasilnya bagus atau tidak. Musim ini, kami tidak boleh melakukan kesalahan apa pun karena target kami adalah bertarung untuk juara,” ujar Nakagami.
Pemilik Tim LCR Honda Lucio Cecchinelo menilai, Nakagami musim lalu melakukan peningkatan performa yang signifikan berkat dukungan penuh dari HRC. Musim ini, Nakagami berpotensi menjadi lebih baik karena akan mendapat dukungan penuh, terutama dengan motor spesifikasi termutakhir.
”Musim ini, dengan dukungan penuh HRC juga pengalaman, dia akan bisa bersaing untuk meraih podium, juga kemenangan,” kata Cecchinelo di laman MotoGP.