Ketangguhan Manchester City membuat Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho harus menerima kenyataan pahit. Spurs telah menelan lima kekalahan dari enam laga terakhir di semua kompetisi.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
MANCHESTER, MINGGU — Manchester City memperkokoh posisinya di puncak klasemen sementara Liga Inggris setelah menumbangkan Tottenham Hotspur, 3-0, di Stadion Etihad, Minggu (14/2/2021) pagi WIB. City terlalu perkasa sehingga Manajer Spurs Jose Mourinho kini terus menggerutu karena penampilan timnya memburuk.
Spurs sudah menelan lima kekalahan dari enam laga terakhir di semua kompetisi. Tim yang sempat berada di puncak klasemen itu kini berada di peringkat ke-9 dengan 36 poin. Artinya, mereka tertinggal 17 poin dari City yang telah mengantongi 53 poin.
”Laga ini mempertarungkan tim yang bugar melawan tim yang sudah kelelahan,” kata Mourinho, yang kini mengeluhkan faktor stamina. Spurs berpeluang mendapat ”bahan bakar” untuk membakar semangat pemain ketika mendapat tendangan bebas. Namun, Harry Kane yang mengambil tendangan bebas itu mengarahkan bola ke tiang gawang.
Spurs kehilangan kesempatan untuk unggul 1-0 dari tendangan bebas yang gagal itu. Padahal, menurut Mourinho, jika tendangan bebas itu menghasilkan gol, timnya akan mendapat suntikan semangat yang dibutuhkan dan cerita dari laga ini bisa berbeda.
Alih-alih mendapat ”bahan” untuk membakar semangat tim, Spurs malah bernasib sial karena wasit kemudian memberikan tendangan penalti kepada City. Pelanggaran itu terjadi ketika gelandang Spurs, Pierre-Emile Hojbjerg, menjatuhkan Ilkay Gundogan yang berhasil menerobos ke pertahanan Spurs dari sisi kiri.
Tendangan penalti yang diambil Rodri akhirnya membuat City unggul dan menjadi awal petaka bagi Spurs. Rodri nyaris menambah panjang daftar kegagalan penalti City karena tendangannya sempat mengenai tangan kiper Spurs, Hugo Lloris. Namun, Rodri beruntung karena laju bola masih terlalu kencang sehingga memantul dan masuk ke dalam gawang.
Laga ini mempertarungkan tim yang bugar melawan tim yang sudah kelelahan.
Tendangan penalti ini pula yang membuat Mourinho semakin kesal. ”Satu lagi tendangan penalti era modern ini membuat kami berada dalam posisi sulit,” ujar Mourinho.
Manajer asal Portugal itu mengeluh karena sekarang ini mudah sekali bagi tim untuk mendapatkan tendangan penalti. Setiap kontak fisik bisa berujung penalti dan Mourinho merasa timnya selalu berada di pihak yang sial.
Meski memiliki duet penyerang yang mematikan seperti Kane dan Son Heung-min, Spurs pada musim ini telah kehilangan dua peluang meraih trofi, yaitu di Liga Inggris dan Piala FA. Namun, mereka masih punya kesempatan untuk meraih trofi pertama sejak 2008 pada final Piala Liga Inggris, juga melawan City. Laga final pada akhir April nanti menjadi kesempatan bagi mereka untuk membalas kekalahan ini.
Aksi Gundogan
Kemenangan City ini tidak lepas dari penampilan cemerlang Gundogan yang menyumbangkan dua gol. Malam itu Gundogan mencetak gol ke-11 dalam 12 laga terakhir di Liga Inggris dan membuat Manajer City Pep Guardiola tetap merasa tenang meski belum bisa memainkan Sergio Aguero dan Kevin De Bruyne.
Gundogan mencetak gol pertamanya pada menit ke-50 setelah mendapat umpan dari Raheem Sterling. Gol kedua Gundogan tercipta berkat kerja sama dengan sang kiper Ederson pada menit ke-66. Ederson jeli melihat Gundogan sudah berada di depan dan langsung memberikan umpan jauh. Gundogan bisa memanfaatkan umpan tersebut dengan baik.
Guardiola punya alasan singkat mengapa Gundogan saat ini tampil begitu produktif. ”Sekarang ia bermain lebih dekat dengan gawang lawan. Dulu ketika masih menjadi gelandang bertahan, tentu sulit bagi dia untuk mencetak banyak gol,” kata Guardiola dikutip BBC.
Namun, Gundogan mendapat masalah pada otot kaki sehingga harus keluar pada menit ke-69 dan digantikan Ferran Torres. Guardiola masih membutuhkan penampilan prima Gundogan untuk menghadapi laga-laga berat selanjutnya, yaitu melawan Everton dan Arsenal di Liga Inggris, kemudian melawan Borussia Moenchengladbach di ajang Liga Champions. (AFP/REUTERS)