Bayern Muenchen asuhan Hans-Dieter Flick berpeluang dinobatkan sebagai tim terbaik Bayern sepanjang sejarah. ”Die Roten” hanya berjarak satu kemenangan untuk menyapu bersih enam trofi yang tersedia tahun 2020.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
AL RAYYAN, RABU — Bayern Muenchen selangkah lagi masuk ke dalam buku sejarah sepak bola dunia. Kemenangan atas Tigres UANL (Universidad Autonoma de Nuevo Leon) di laga final Piala Dunia Antarklub 2020, Jumat (12/2/2021) pukul 01.00 WIB, di Stadion Education City, Qatar, akan membuat Bayern menjadi tim kedua yang meraih ”sextuple” atau enam gelar dalam satu tahun.
Selama tahun 2020, Bayern menjelma menjadi tim paling dominan di seluruh kompetisi yang diikuti. Berkuasa di negeri sendiri dengan menjadi juara Liga Jerman, Piala Jerman, dan Piala Super Jerman, kemudian menaklukkan Eropa melalui Liga Champions dan Piala Super Eropa. Untuk memastikan diri sebagai tim terbaik Bayern dalam 121 tahun klub itu berdiri, anak asuhan Hans-Dieter Flick hanya butuh sebuah kemenangan untuk menjadi tim terbaik di dunia pada 2020.
Adapun satu-satunya tim yang mampu meraih sextuple dalam satu tahun kalender ialah Barcelona pada 2009. Kepastian Barca menyegel gelar keenam terjadi setelah menaklukkan Estudiantes 2-1 dalam laga final Piala Dunia Antarklub 2009 yang berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Bayern memang pernah pula meraih tiga gelar mayor pada 2013. Tetapi, Bayern saat itu menutup tahun dengan hanya membawa pulang lima trofi. Satu trofi yang lepas dari genggaman adalah Piala Super Jerman karena tumbang 2-4 dari Borussia Dortmund.
Kami sangat menginginkan trofi (Piala Dunia Antarklub) ini. Jika sukses di laga final, tim ini akan melengkapi musim fenomenal dengan enam titel dan menuliskan catatan baru dalam sejarah luar biasa Bayern.
”Kami sangat menginginkan trofi (Piala Dunia Antarklub) ini. Jika sukses di laga final, tim ini akan melengkapi musim fenomenal dengan enam titel dan menuliskan catatan baru dalam sejarah luar biasa Bayern,” ucap Flick dilansir laman klub, Rabu (10/2/2021).
Flick menyadari, untuk meraih sextuplebukan sebuah perjalanan yang mudah diulangi. Apalagi, di musim 2020-2021, Bayern dipastikan tidak akan bisa meraih tiga gelar mayor karena telah kandas di babak 32 besar Piala Jerman dari tim kasta kedua, Holstein Kiel, 14 Januari lalu.
Di atas kertas, tim berjuluk ”Die Roten” itu memiliki keunggulan yang sangat mencolok dibandingkan Tigres. Bayern adalah wujud dominasi di Jerman dengan total 50 gelar di kompetisi domestik yang terdiri dari 30 titel Liga Jerman serta 20 trofi Piala Jerman. Di Liga Champions, Bayern yang memiliki enam gelar hanya kalah dari Real Madrid (13 trofi) dan AC Milan (7).
Sementara itu, Tigres adalah kekuatan baru di Liga Meksiko. Dari tujuh trofi liga yang telah dikoleksi Tigres, lima gelar diraih dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Selama 2020, tim berjuluk ”Los Auriazules” itu juga hanya meraih titel Liga Champions Concacaf setelah menaklukkan tim baru Liga Amerika Serikat, Los Angeles FC, 2-1 pada final yang berlangsung 22 Desember lalu. Di ajang lain, Tigres hanya mampu duduk di peringkat ketiga Liga Meksiko dan menjadi runner-up di Piala Meksiko.
Meski demikian, penyerang Bayern, Robert Lewandowski, enggan menganggap remeh Tigres. Menurut dia, Tigres memiliki kualitas yang bisa menyulitkan permainan Bayern karena memiliki permainan yang tak kenal menyerah dan berani melakukan duel fisik.
”Kami telah siap untuk laga final. Saya harap kami bisa memainkan permainan yang lebih baik di final dengan bermain lebih efektif dalam memanfaatkan peluang di kotak penalti lawan,” kata Lewandowski, yang butuh mencetak dua gol untuk melampaui gol penyerang Tigres, Andre-Pierre Gignac, yang telah menciptakan tiga gol dalam dua laga di Piala Dunia Antarklub.
Dalam latihan Bayern, Rabu (10/2/2021), yang dipimpin Flick, mereka fokus untuk melatih ketajaman di lini depan. Salah satu porsi latihan yang dijalankan ialah memaksimalkan umpan dari sisi sayap.
Para pemain sayap ”Die Roten” melatih umpan silang, sedangkan para pemain depan dan gelandang silih berganti berlatih untuk menerima umpan silang itu di kotak penalti. Bahkan kiper Bayern, Manuel Neuer, ikut berlatih sebagai penyerang yang menunggu umpan silang itu. Situasi latihan Bayern terlihat santai dan senyuman selalu hadir ketika para pemain berinteraksi di lapangan.
Mantan gelandang Barcelona, Javier Mascherano, berkelakar bahwa fans Barca tidak akan senang apabila Bayern mampu mengalahkan Tigres. Pasalnya, hasil itu akan membuat Bayern mampu menyamai capaian Barca yang meraih sextuple.
”Tetapi, kami harus memberikan selamat apabila Bayern meraih trofi Piala Dunia Antarklub. Mereka adalah tim terbaik di Eropa dalam dua tahun terakhir sehingga mereka pantas masuk ke dalam sejarah sebagai salah satu skuad terbaik,” kata Mascherano kepada FIFA.com.
Faktor Gignac
Sementara itu, Gignac akan kembali menjadi tumpuan utama ”Los Auriazules” untuk menaklukkan Neuer. Kehadiran Gignac yang direkrut dari Marseille pada 2015 telah menaikkan kualitas permainan Tigres dalam lima tahun terakhir.
Dalam durasi itu, Gignac telah mempersembahkan sembilan trofi bagi Tigres. Selain itu, ia juga dua kali dinobatkan sebagai pencetak terbanyak Liga Meksiko pada edisi 2016 dan 2018.
Ketika Tigres merebut gelar Liga Champions Concacaf 2019-2020, Gignac menjadi pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik di ajang itu. Secara total Gignac telah mencetak 150 gol dalam 248 laga bersama Tigres, termasuk tiga gol dalam dua pertandingan di Piala Dunia Antarklub 2020.
Terkait keberhasilan Tigres menjadi tim zona Concacaf perdana yang menembus partai puncak Piala Dunia Antarklub, Gignac menyebut fokus setiap laga menjadi rahasia utama timnya mampu meraih capaian itu. Sejak awal, kata Gignac, Tigres amat berharap bisa bertemu dengan Bayern di laga final.
”Tidak bisa dibantah bahwa kami ingin berduel dengan Bayern. Tetapi, kami selalu berkonsentrasi penuh untuk mengatasi setiap lawan yang kami hadapi sebelumnya hingga akhirnya kami mencapai final dan amat antusias untuk menghadapi Bayern,” ujar Gignac.
Menurut Kaka, legenda AC Milan, Tigres perlu memiliki dan menjalankan rencana permainan yang luar biasa untuk bisa meredam Bayern, tim terbaik di dunia saat ini.
”Kekuatan utama Tigres adalah mereka memiliki pelatih yang mampu menerapkan strategi permainan yang amat sesuai dengan kondisi lawan,” kata Kaka, yang meraih Piala Dunia Antarklub edisi 2007 bersama AC Milan.
Dalam dua laga melawan Ulsan dan Palmeiras, Pelatih Tigres Ricardo Ferretti menerapkan dua formasi berbeda. Ferretti menggunakan 4-2-3-1 ketika menghadapi Ulsan, kemudian Los Auriazules bermain dengan pola 4-4-2 saat menumbangkan Palmeiras. Adapun di Liga Meksiko dan Liga Champions Concacaf, Tigres juga sering memainkan formasi 4-3-3. (AFP)