Untuk pertama kali dalam dua dekade, Bayern Muenchen gugur di babak 32 besar Piala Liga Jerman. Hasil tersebut menguapkan ambisi Bayern untuk mempertahankan dominasi di kompetisi itu dalam delapan musim terakhir.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
KIEL, KAMIS — Bayern Muenchen dipastikan gagal mempertahankan prestasi gemilang pada musim lalu, yaitu meraih tiga trofi kompetisi mayor. Ambisi ”Die Roten” itu tertutup seusai disingkirkan Holstein Kiel, klub divisi dua di Jerman, pada babak 32 besar Piala Liga Jerman, Kamis (14/1/2021) dini hari WIB, di Stadion Holstein.
Padahal, kedua tim ibarat langit dan bumi jika dilihat dari kekuatan dan pengalamannya. Tiada klub dapat merebut gelar juara Piala Liga Jerman, sejak 2013 hingga 2020, dari tangan Bayern. Adapun Kiel baru empat musim tampil di kompetisi level kedua di Jerman itu.
Laga tersebut bahkan menjadi kesempatan pertama Kiel menjamu tim tersukses di Jerman itu. Bayern, yang memiliki nilai skuad sekitar 891,4 juta euro atau setara Rp 15 triliun, juga berlimpah prestasi, yaitu meraih total 58 trofi domestik.
Catatan itu kontras dengan Kiel yang nilai skuadnya hanya Rp 300,8 miliar atau seperlima puluh dari Bayern. Satu-satunya prestasi terbaik Kiel, yang berusia 120 tahun, juga hanya finis ketiga di divisi dua Jerman atau Bundesliga 2, 2018 lalu.
Alhasil, seluruh skuad Bayern sangat kecewa disingkirkan Kiel lewat adu penalti, 5-6, setelah kedua tim bermain imbang 2-2 selama 120 menit. Pelatih Bayern Hans-Dieter Flick sampai menggelengkan kepalanya.
”Hasil (laga) ini adalah kejutan besar. Kami harus menerimanya dan melakukan banyak kerja keras untuk memperbaiki diri demi kembali ke jalur kemenangan,” ujar Flick, dikutip Kicker, seusai laga itu.
Kejutan
Ia menilai, babak adu penalti akan selalu memberikan kejutan. Menurut Flick, hal itu semestinya bisa dihindari apabila timnya lebih efektif mencetak gol dan tampil lebih disiplin di lini belakang. Meski demikian, ia enggan menimpakan kegagalan itu kepada para pemain.
”Jangan menyalahkan pemain sebab segalanya bisa terjadi dalam adu penalti. Seluruh pemain telah menunjukkan sebagai tim yang pantas menang selama 120 menit,” ucap Flick.
Selama 120 menit laga itu, yaitu babak normal dan perpanjangan waktu, Bayern menunjukkan dominasinya atas Kiel. Bayern mendominasi penguasaan bola, hingga 61 persen, dan melepaskan 23 tembakan. Adapun tuan rumah hanya membuat tujuh tembakan.
”Kami kalah karena Kiel mampu bermain efektif untuk memanfaatkan setiap peluang. Kekalahan itu membuat kami frustrasi. Namun, itu yang terjadi ketika keberuntungan tidak berpihak di sisi kami,” kata penyerang Bayern, Thomas Mueller, dilansir laman klub itu.
Kiel pun seakan memberi sinyal awal menurunnya penampilan Bayern pada awal 2021. Indikasi memudarnya ketangguhan Bayern di kompetisi domestik terlihat sejak laga versus Borussia Dortmund di Liga Jerman, 8 November lalu. Mulai dari laga itu hingga enam laga selanjutnya, Bayern selalu tertinggal lebih dulu dari lawan.
Memang, Bayern mampu terhindar dari kekalahan di tujuh laga itu. Namun, memasuki 2021, performa Die Roten memburuk. Pada laga kedua tahun ini, yaitu versus Borussia Moenchengladbach, 9 Januari, Bayern tumbang 2-3 setelah sempat unggul dua gol.
Tanpa bermaksud menghina Bayern, strategi yang kami terapkan akan lebih sulit ketika menghadapi tim-tim divisi dua. Di Bundesliga 2, mayoritas tim bermain dengan zona pertahanan rendah sehingga sulit membuka ruang serangan cepat.
Sempat dua kali unggul
Ketika melawan Kiel, Bayern juga unggul dua kali lebih dulu. Serge Gnabry membawa Bayern memimpin ketika laga baru berjalan 14 menit. Ia memanfaatkan kesalahan kiper Kiel, Ioannis Gelios. Kemudian, gelandang serang Kiel, Fin Bartels, mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-37.
Bayern kembali unggul pada menit ke-47 lewat sepakan bola mati Leroy Sane. Kemenangan Bayern menguap setelah bek sekaligus kapten Kiel, Hauke Wahl, mencetak gol sundulan pada menit ke-90+5.
Saat babak adu penalti, enam pemain Kiel berhasil menaklukkan Manuel Neuer, yang berpredikat sebagai kiper utama tim nasional Jerman. Di sisi lain, Gelios membalas kesalahannya di awal laga itu dengan menepis sepakan penalti yang dieksekusi Marc Roca. Tepisan Gelios itu memberikan kekalahan perdana bagi Bayern di babak 32 besar Piala Liga Jerman sejak edisi 2000-2001.
Menurut Wahl, permainan dengan garis pertahanan tinggi yang diterapkan Bayern memudahkan timnya untuk mencetak gol lewat serangan balik cepat.
”Tanpa bermaksud menghina Bayern, strategi yang kami terapkan akan lebih sulit ketika menghadapi tim-tim divisi dua. Di Bundesliga 2, mayoritas tim bermain dengan zona pertahanan rendah sehingga sulit membuka ruang serangan cepat,” kata Wahl dikutip Bild.
Pelatih Kiel Ole Werner mengungkapkan, rahasia kesuksesan timnya adalah keberanian seluruh anak asuhannya meladeni bola-bola pendek ala Bayern.
”Sungguh pengalaman luar biasa bagi kami. Ini tidak terjadi setiap hari. Jadi, capaian ini akan diingat dalam sejarah klub dalam waktu yang lama,” ungkap Werner yang membawa Kiel berada di peringkat ketiga Bundesliga 2 saat ini. Kiel hanya tertinggal satu poin dari Hamburg SV, pemuncak klasemen.
Berbeda dari Bayern, raksasa Spanyol, Barcelona, sukses melewati drama adu penalti untuk mencapai final Piala Super Spanyol. Barca menyingkirkan Real Sociedad lewat adu penalti, 3-2, Kamis dini hari. Barca akan bertemu Real Madrid atau Athletic Bilbao di final. (AFP)