Setelah dua bulan menanti, vaksinasi kepada para atlet nasional akan dilakukan mulai akhir Februari mendatang. Vaksinasi itu sangat penting bagi atlet agar mereka bisa fokus dan tenang menyiapkan dirinya di ajang besar.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Vaksinasi Covid-19 kepada para atlet elite atau yang mengikuti pelatnas akan dimulai akhir Februari mendatang. Atlet pun diharapkan bisa lebih fokus dan tenang menghadapi kejuaraan pada tahun ini, seperti Olimpiade Tokyo dan SEA Games Vietnam.
”Saya sudah bertanya langsung ke Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi kemarin malam (Minggu). Beliau menjawab, vaksinasi atlet menjadi prioritas dan akan dilakukan setelah pemberian vaksin kepada tenaga kesehatan tuntas,” ujar Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S Dewa Broto yang dihubungi di Jakarta, Selasa (9/2/2021).
Menurut Gatot, usulan pemberian vaksin Covid-19 kepada atlet pelatnas telah diproses sejak Desember lalu. Awalnya, Kemenpora mengusulkan 1.500 orang yang terdiri dari atlet, pelatih, dan tenaga pendukung dari 17 cabang. Lalu, pada Januari, ada penambahan sekitar 300 orang dari tiga cabang tambahan, yaitu atletik, bola basket, dan sepak bola.
”Nantinya, mekanisme pemberian vaksin terdesentralisasi, yaitu di tempat (layanan kesehatan) terdekat dengan alamat tempat tinggal atlet,” ujar Gatot kemudian.
Gatot mengingatkan, vaksin tidak bisa menjamin atlet bakal terbebas dari Covid-19. Maka, ia meminta semua pihak, baik pengurus cabang, pelatih, atlet, dan tenaga pendukung, tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak. Vaksinasi tidak menjamin seseorang bakal kebal sepenuhnya dari terjangkit ataupun menularkan Covid-19.
Kedisiplinan itu sangat penting dipertahankan agar kasus positif Covid-19 di kalangan atlet nasional, seperti dialami pebulu tangkis Kevin Sanjaya Sukamuljo dan tiga atlet angkat besi, tidak lagi terjadi. Padahal, mereka dipersiapkan tampil di Olimpiade Tokyo dan SEA Games Vietnam mendatang.
”Kami berharap sebelum maupun sesudah menerima vaksin, semua pengurus cabang tetap displin mengawasi para atlet menjalankan protokol kesehatan ketat. Atlet pun harus punya kesadaran tinggi menerapkan protokol kesehatan ketat. Tidak lama lagi, mereka akan menghadapi sejumlah kejuaraan besar, mulai dari Olimpiade Tokyo sampai SEA Games 2021,” ujar Gatot.
Dengan divaksin, atlet bisa berlatih dan bertanding dengan lebih aman. Itu juga akan memperteguh kesiapan mereka untuk mendapatkan prestasi terbaik, bahkan memecahkan rekor. (Djoko Pekik)
Sebelumnya, dr Bayu Rahadian, koordinator pendataan vaksin Covid-19 dari Kemenpora, mengatakan, pihaknya berusaha agar atlet menjadi prioritas penerima vaksin. Namun, mereka sadar kebijakan pemberian vaksin ada di tangan Kemenkes. Saat ini, pemerintah masih fokus memberikan vaksin tahap pertama untuk tenaga kesehatan. Maka, Kemenpora berupaya meyakinkan Kemenkes agar vaksinasi kepada atlet bisa dilakukan pada tahap kedua, yaitu akhir Februari-Maret 2021.
Ketua Asosisi Profesor Keolahragaan Indonesia Djoko Pekik Irianto mengatakan, pemberian vaksin untuk atlet-atlet nasional sangat penting dan mendesak. Vaksin bakal menjamin keikutsertaan atlet di sejumlah pentas olahraga tahun ini, seperti Olimpiade Tokyo, SEA Games Vietnam, dan Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua.
Adapun jumlah atlet yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo di Jepang sekitar 30 orang, lalu SEA Games Vietnam 800 orang, dan PON Papua sekitar 7.000 orang.
”Dengan divaksin, atlet bisa berlatih dan bertanding dengan lebih aman. Itu juga akan memperteguh kesiapan mereka untuk mendapatkan prestasi terbaik, bahkan memecahkan rekor,” ujar Djoko.