Zlatan Ibrahimovic mencapai rekor 500 gol di klub dalam musim ke-22 berkarier. Namanya kini bersanding dengan legenda Brasil, Pele, termasuk dua pemain terhebat sepanjang masa, Ronaldo dan Messi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MILAN, MINGGU — Kata penuaan tidak ada dalam kamus Zlatan Ibrahimovic. Di usia nyaris 40 tahun, saat rekan seangkatannya sudah pensiun, Ibra justru terus mendaki puncak karier. Striker AC Milan ini meneguhkan ”keabadian” dirinya dengan baru saja masuk ke anggota elite pencetak 500 gol di klub.
Ibra resmi melampaui catatan 500 gol dalam karier klub, saat kemenangan Milan atas Crotone, 4-0, pada Minggu (7/2/2020) malam WIB, di Stadion San Siro. Lewat sepasang gol ke gawang Crotone, penyerang jangkung ini melengkapi catatan pribadinya selama 22 tahun berkarier jadi 501 gol.
Pencapaiannya masuk klub elite pencetak 500 gol bersanding dengan striker legenda Pele dan Gerd Muller, begitu menakjubkan. Dia menjadi pria Swedia pertama yang mencapai hal tersebut. Ibra juga merupakan pemain aktif ketiga, setelah Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, yang berada dalam jajaran klub elite.
Artinya saya sudah mencetak beberapa gol dalam karier. Hal terpenting bagi saya adalah bisa melanjutkan performa ini dan membantu tim menang. Target saya terus mencetak gol dan menghasilkan peluang.
”Artinya, saya sudah mencetak beberapa gol dalam karier. Hal terpenting bagi saya adalah bisa melanjutkan performa ini dan membantu tim menang. Target saya terus mencetak gol dan menghasilkan peluang,” kata penyerang berusia 39 tahun tersebut dikutip Sky Sport Italia.
Semalam, Ibra memulai laga dengan koleksi total 499 gol. Dia hanya butuh satu gol untuk menggenapi rekornya. Tanpa menunggu lama, gol yang ditunggu tersebut hadir hanya dalam setengah jam laga melawan Crotone.
Ibra membuka keunggulan Milan, sekaligus mencetak gol ke-500, lewat aksi cerdas lolos dari jebakan offside. Memanfaatkan umpan terobosan penyerang Rafael Leao, dia dengan mudah menghunjamkan bola ke gawang Crotone.
Tak puas dengan rekor barunya, Ibra langsung memulai perjalanan pertama menuju seratus gol berikutnya. Di babak kedua, dia menambah satu gol lagi. Lagi-lagi Ibra mampu menjadi ”rubah pemburu” dalam kotak penalti lawan. Dengan penempatan posisi sempurna, dia tinggal hanya menceploskan bola lewat umpan silang dari bek kiri Theo Hernandez.
Catatan ini amat menakjubkan bagi Ibra. Oktober ini, dia akan berusia 40 tahun. Namun, penuaan yang dialami tidak berpengaruh terhadap performanya. Dia justru mampu menjadi tulang punggung skuad muda Milan mengejar scudetto musim ini. Saat bersamaan, teman-teman seangkatannya, seperti Maxwell (39) dan Van der Vaart (37), sudah pensiun sejak beberapa musim lalu.
Performanya sangat konsisten musim ini. Mantan kapten timnas Swedia ini sudah mencetak 14 gol dalam 11 kali penampilan. Dia pun bersaing dengan penyerang top lain, seperti Ronaldo dan Romelu Lukaku, dalam daftar pencetak gol terbanyak Liga Italia.
Sumbangan Ibra berkontribusi dalam 31 persen total gol ”Si Merah Hitam”. Kontribusi itu pula yang menjadikan Milan bisa bertengger di puncak klasemen sementara, menepis keraguan banyak orang sebelum musim dimulai.
Stefano Pioli, pelatih Milan, sama sekali tidak terkejut dengan ”keabadiaan” Ibra. ”Melihat bagaimana dia latihan, kami tidak terkejut, karena dia adalah seorang juara. Dia atlet yang punya motivasi tinggi. Semua itu tecermin dalam badannya, dengan seluruh diet dan pemulihan yang dilakukan,” katanya.
Seperti manusia biasa, menurut Pioli, anak asuhnya itu juga bisa kelelahan. Namun, komitmen menjaga tubuh jadi rahasia besar Ibra tetap konsisten jelang berusia kepala empat. Performa konsisten tersebut menjadi berkah besar bagi ”Si Merah Hitam”. ”Ketika dalam bentuk terbaik dan bermain sejak awal, dia hampir pasti mencetak dua gol untuk kami,” pungkasnya.
Pencapaian fenomenal Ibra diraih bersama 9 klub di 7 liga berbeda. Gol terbanyaknya dicetak di Paris Saint-Germain (156) pada 2012-2016. Sementara itu, catatan gol di Milan menjadi yang kedua terbanyak (82), dari dua musim terakhir dan pada awal 2010-an. Sisanya dicetak ketika bermain di Inter Milan (66), Los Angeles Galaxy (53), Ajax Amsterdam (48), Manchester United (29), Juventus (26), Barcelona (22), dan Malmo (18).
Pendakian Milan
Minggu malam semakin manis bagi Ibra, sumbangan golnya kembali mengangkat Milan ke puncak klasemen. Mereka merebut lagi posisi itu yang sempat diduduki sang rival Inter Milan dalam sehari terakhir.
Kemenangan telak ini juga diraih berkat sepasang gol dari penyerang Kroasia Ante Rebic. Dia sukses mencetak dua gol masing-masing memanfaatkan umpan terukur dari gelandang yang baru pulih dari Covid-19, Hakan Calhanoglu. Sepasang gol itu bersarang hanya dalam rentang semenit, menit ke-69 dan ke-70.
Kembalinya Calhanoglu menjadi suntikan Milan dalam perebutan scudetto. Perannya, dengan koleksi delapan asis hingga kini, sangat penting bagi Si Merah Hitam sebagai kreator. Terbukti, dia langsung memproduksi dua asis ketika masuk dari cadangan dalam laga tersebut.
Hasil kemenangan 4-0 merupakan yang terbesar bagi tim asuhan Pioli musim ini. Meski hanya melawan tim juru kunci Liga Italia, hal ini menunjukkan Milan bisa meraih kemenangan dari permainan terbuka, tidak hanya lewat hadiah penalti.
”Kami bermain hebat di babak kedua, tetapi terlalu lambat di paruh pertama. Target kami adalah masuk Liga Champions musim depan. Tetapi, kami akan lihat lagi posisi kami pada awal April nanti,” kata kapten Milan Alessio Romagnoli. (AFP/REUTERS)