Timnas basket Indonesia akan menghadapi ujian sebenarnya di jendela ketiga kualifikasi Piala Asia, yaitu tiga laga berat dalam empat hari. "Jadwal neraka" itu jadi tolok ukur kualitas timnas dengan duo naturalisasi baru.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tiga laga berat dalam empat hari menanti tim nasional basket Indonesia dalam jendela terakhir kualifikasi Piala Asia FIBA 2021. Indonesia akan diuji dua tim besar, Filipina dan Korea Selatan, serta Thailand. Menatap ”jadwal neraka” itu, pelatih timnas, Rajko Toroman, fokus menyiapkan fisik dan rotasi pemain.
Indonesia akan menjalani laga tersebut pada 19-22 Februari 2021 dalam jendela ketiga kualifikasi Grup A di Doha, Qatar. Meski sudah pasti lolos ke putaran final, sebagai tuan rumah Piala Asia, timnas tetap mengincar kemenangan. Laga ini kemungkinan besar akan menjadi agenda internasional terakhir Indonesia, jelang putaran final.
”Walaupun sudah lolos, tiap gim itu penting untuk melihat posisi timnas. Sudah sampai mana perkembangan kita di level internasional. Kita ingin tampil semaksimal mungkin,” kata Manajer Timnas Basket Indonesia Fareza Tamrella dihubungi Jumat (5/2/2021).
Setelah resmi menaturalisasi Brandon Jawato dan Lester Prosper, penampilan Indonesia tampak menjanjikan. Itu dibuktikan dengan kemenangan mereka atas Thailand, 90-76, saat duet naturalisasi tersebut menjalani debutnya di jendela kedua kualifikasi, November lalu.
Dua raksasa Asia
Namun, Thailand yang turun tanpa naturalisasi belum cukup sebagai tolok ukur kualitas timnas. Kapabilitas tim asuhan Toroman baru akan benar-benar diuji menghadapi tiga laga beruntun ke depan, khususnya melawan dua raksasa Asia, Filipina dan Korsel. Mereka dengan mudah menaklukkan Indonesia, tanpa Jawato dan Prosper, pada pertemuan pertama di Jakarta, Februari 2020 lalu.
Ujian kian berat karena jeda kedua laga itu kurang dari 24 jam. Indonesia akan menghadapi Korsel pada 19 Febuari pukul 19.30 WIB dan melawan Filipina pada pukul 15.00 WIB keesokan harinya. Maka itu, kedalaman skuad Indonesia, khususnya kemampuan para pemain lokal, bakal diuji.
”Dua laga berselisih kurang dari 24 jam ini pasti akan berpengaruh ke fisik. Maka, fisik jadi hal utama yang disiapkan pelatih Toro,” ucap Fareza.
Timnas Indonesia sudah melakukan persiapan latihan sejak Senin (1/2) lalu. Pemusatan latihan itu akan digelar hingga 15 Februari. Toroman telah memanggil 14 nama, di antaranya wajah baru, yaitu center Derrick Michael Xzavierro dan forward Sandy Ibrahim Aziz.
Selain fisik, Toroman juga fokus mempertajam sistem serangan dan bertahan. Dia ingin seluruh skuad, terutama pemain baru, bisa beradaptasi dengan sistemnya. Dengan jadwal padat, 12 pemain terpilih nantinya kemungkinan besar akan mendapatkan kesempatan tampil.
Govinda Julian Saputra, pemain timnas Indonesia, gembira bisa kembali dipanggil Toroman. Pemain klub Pelita Jaya itu tampil solid pada debutnya, versus Thailand, dengan koleksi 5 poin dalam 10 menit.
”Saya belum puas. Saya ingin berkontribusi lebih baik lagi dengan mengeluarkan potensi terbaik. Kesempatan di jendela ketiga nanti akan lebih banyak lagi,” kata Govinda yang bisa mengisi berbagai posisi bermain, kecuali center.
Govinda akan menjalankan peran baru pada jendela ketiga. Toroman akan lebih menempatkannya sebagai power forward. Pada debutnya, dia lebih banyak tampil sebagai penembak, yaitu di posisi guard.
Selain para pemain veteran, Toroman juga memanggil tiga pemain yang merupakan bagian dari timnas elite muda. Mereka merupakan para pemain berbakat yang dilatih bersama sejak akhir tahun lalu dalam proyek jangka panjang timnas.
Selain Derrick, ada dua pemain muda tambahan yang baru diumumkan masuk seleksi timnas, Kamis (4/2), yaitu Aldy Izzatur Rachman dan Ali Bagir Alhadar. Mereka akan bersaing dengan para pemain senior lain untuk berebut 12 kursi menuju Doha.
Andy Poedjakesuma, manajer timnas muda Indonesia, menilai, pemanggilan ini sangat bagus bagi para pemain muda untuk mencuri ilmu dari para senior. Itu akan sangat berguna untuk perkembangan mereka. Dia berharap, para pemain-pemain muda yang telah dipanggil itu ada yang dibawa menuju ke Doha.
”Mereka harus menunjukan usaha semaksimal mungkin. Di pelatnas timnas muda, mereka sudah menampilkan kualitas yang pantas masuk (ke timnas) senior. Mereka tinggal butuh jam terbang,” kata Andy Poedjakesuma, manajer timnas muda Indonesia.
Dalam klasemen sementara Grup A, Filipina berada di puncak dengan koleksi 6 poin dari 3 laga. Korsel menduduki peringkat ke-2 dengan 4 poin dari 2 laga. Lalu, peringkat berikutnya ditempati Indonesia (3 laga) dan Thailand (4 laga) yang sama-sama mengoleksi 4 poin. Klasemen ini belum final karena sanksi pengurangan poin untuk Korsel belum diproses. Poin mereka dikurangi karena memilih absen dalam jendela kedua yang telah berlalu.