Sistem bermain ”bola kecil”, skuad tanpa ”center” murni, pernah membawa Stephen Curry berjaya bersama Golden State Warriors. Sistem itu mulai dipanggungkan lagi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
RONALD MARTINEZ/GETTY IMAGES/AFP
Pemain Golden State Warriors, Juan Toscano-Anderson (95) dan Stephen Curry, melakukan selebrasi kemenangan atas Dallas Mavericks, 147-116, dalam pertandingan NBA di American Airlines Center, Dallas, Kamis (4/2/2021) malam waktu AS atau Jumat pagi WIB.
Stephen Curry ”menggila” di bangku cadangan. Dia melompat-lompat sambil menyoraki rekan-rekannya ketika Warriors sudah unggul jauh di kuarter keempat atas Dallas Mavericks. Mata Curry bersinar menikmati penampilan terbaik tim sepanjang musim, dengan sistem ”bola kecil” (small ball) yang membawa nostalgia.
Dua senjata utama Warriors, Curry dan forward Draymond Green, hanya menikmati laga dari bangku cadangan di kuarter terakhir. Mereka diistirahatkan karena timnya sudah unggul terlalu jauh dalam laga yang berujung kemenangan telak Warriors atas tuan rumah Mavericks, 147-116, Kamis (4/2/2021) malam waktu AS atau Jumat pagi WIB, di American Airlines Center, Dallas.
Pelatih Warriors Steve Kerr menyulap bencana menjadi berkah. Mereka datang tanpa satu pun pemain center murni. Dua center mereka, Kevon Looney dan James Wiseman, didera cedera pekan ini, sedangkan center lain, Marquese Chriss, divonis tidak akan bermain lagi sejak awal musim karena patah kaki.
Kerr, untuk pertama kali musim ini, memainkan kembali ”bola kecil” sejak menit awal. Posisi center diisi oleh Green yang menempati posisi ke-4, power forward. Sementara itu, posisi Green diisi pemain pelapis Juan Toscano-Anderson.
RONALD MARTINEZ/GETTY IMAGES/AFP
Pemain Golden State Warriors, Kelly Oubre Jr, beraksi saat kuarter keempat pertandingan NBA antara Golden State Warriors dan Dallas Mavericks di American Airlines Center, Dallas, Kamis (4/2/2021) malam waktu AS atau Jumat pagi WIB.
Uniknya, peragaan sistem ini sukses besar meski mereka kalah ukuran. Tanpa seorang raksasa di lapangan dan hanya sembilan pemain dalam skuad, mereka justru mampu mencetak skor terbesar sepanjang musim, 147 poin.
”Saya pikir tadi hanya sekali mengambil timeout karena permainan yang berjalan sangat cepat. Kami terus melaju, seperti berada di Summer League (turnamen pramusim). Dengan (bola kecil) kami bermain dengan 4-5 pemain yang dominan memegang bola, itu mendisrupsi pertahanan lawan. Membuat kami sangat sulit dijaga,” kata Kerr tentang sistem yang mengantarnya meraih tiga juara NBA tersebut.
Imajinasi yang diucapkan Curry sebelumnya menjadi kenyataan. Dia berkata, kehilangan pemain bertubuh besar bukan masalah. Mereka bisa mengoptimalkan sistem ”bola kecil”. Sistem ini melenyapkan keunggulan tinggi dan kekuatan, tetapi sebaliknya menonjolkan kecepatan setiap pemain.
Hasilnya sangat efektif. Warriors bermain bagaikan tim juara mereka pada era 2014-2019. Curry dan Green, sebagai pemain paling berpengalaman dalam sistem ini, tampak sangat nyaman memainkannya.
Hanya dalam tiga kuarter, Curry menghasilkan 28 poin dan 6 asis. Rotasi bola dan transisi permainan membuatnya lebih sering mendapatkan celah menembak.
RONALD MARTINEZ/GETTY IMAGES/AFP
Pemain Golden State Warriors, Stephen Curry (30), dijaga oleh pemain Dallas Mavericks, Kristaps Porzingis (6), dalam pertandingan NBA di American Airlines Center, Dallas, Kamis (4/2/2021) malam waktu AS atau Jumat pagi WIB.
Begitu pula Green yang nyaman mengatur serangan dari posisi ke-5 atau point center. Dia membuat 15 asis hanya dalam 29 menit bermain. Catatan ini menyandingkannya dengan legenda NBA, Wilt Chamberlain, dan center Denver Nuggets, Nikola Jokic, sebagai center yang menghasilkan minimal 15 asis dalam satu laga.
Serangan efisien Warriors yang tanpa henti sampai membuat Pelatih Mavericks Rick Carlisle kehabisan akal. Di kuarter terakhir, dia mengambil timeout sambil menggaruk-garuk kepalanya. Hingga pada lima menit terakhir, dia mengibarkan bendera putih dengan mengganti seluruh pemain inti.
Sinar Warriors
Hal terpenting bagi Warriors, mereka menemukan kembali senjata terbaiknya, yaitu lemparan tiga poin. Permainan cepat ”bola kecil” membuat ruang tembak lebih sering terbuka. Para penembak pun menghasilkan akurasi 51,2 persen dari garis tiga poin (22-42). Dengan hujan lemparan ini, tujuh poin sukses mencatatkan dua digit poin.
Akurasi tiga poin ini menjadi anomali yang belum terlihat sepanjang musim. Sebelum laga ini, Warriors hanya berada di peringkat ke-16 dalam urusan lemparan tiga poin, 36,1 persen. Persentase ini sangat rendah bagi tim yang dijuluki revolusioner permainan melalui lemparan jauhnya. Adapun sejak 2014 hingga 2019, Warriors tidak pernah mencatatkan akurasi tiga poin di bawah 38 persen setiap musim.
Di antara banyaknya pemain, guard baru Kelly Oubre Jr paling bersinar. Dia mencuri panggung Curry dengan produksi rekor tertinggi sepanjang karier, 40 poin. Akurasi tiga poinnya mencapai 70 persen (7 dari 10 lemparan).
AP PHOTO/TONY GUTIERREZ
Reaksi pemain Dallas Mavericks, Luka Doncic (kiri), setelah wasit melihat pelanggaran dalam pertandingan NBA di American Airlines Center, Dallas, Kamis (4/2/2021) malam waktu AS atau Jumat pagi WIB.
Adapun selama musim ini, Oubre hanya mencatatkan akurasi lemparan tiga poin di bawah 30 persen. Dia tidak mampu memenuhi ekspektasi sebagai pengganti pasangan terbaik Curry, Klay Thompson, yang cedera semusim penuh.
Efisiensi lemparan tiga poin Warriors sangat membantu Curry. Guard 32 tahun ini butuh penembak jitu di sekelilingnya. Sebab, dia selalu dijaga ketat dan menjadi gravitasi pertahanan lawan. Jika rekannya tidak mampu memanfaatkan itu, Curry pun tidak bisa berbuat banyak.
Ketajaman lewat lemparan tiga poin, dengan ”bola kecil”, pun membesarkan harapan tim asuhan Kerr. Mereka bisa mengulang kembali kisah manis ketika masih mendominasi liga.
Warriors pernah berjaya dengan skuad kecil pada musim 2015-2016. Saat itu, mereka memainkan lima pemain tanpa center murni, Curry, Thompson, Green, Harrison Barnes, dan Andre Iguodala. Meski kalah di final, skuad ini memecahkan rekor terbaik sepanjang masa NBA di musim reguler, 73 menang dan 9 kalah. Di musim itu pula, Curry menampilkan performa terbaik sepanjang karier sekaligus meraih Most Valuable Player (MVP) NBA.
Permainan ”bola kecil” diteruskan pada musim-musim berikutnya. Bedanya, Barnes digantikan oleh Kevin Durant yang datang dari Oklahoma City Thunder. Skuad kecil versi baru berjuluk ”Hamptons Five” itu sukses mendatangkan dua gelar juara.
AP PHOTO/TONY GUTIERREZ
Pemain Golden State Warriors, Juan Toscano-Anderson (kiri) dan Mychal Mulder (15), mencoba menghalangi pemain Dallas Mavericks bertubuh raksasa, Kristaps Porzingis, dalam pertandingan NBA di American Airlines Center, Dallas, Kamis (4/2/2021) malam waktu AS atau Jumat pagi WIB.
Bagi Curry, kemenangan atas Mavericks juga menunjukkan jalannya yang tetap terang tanpa kehadiran Thompson. Dia bisa memanfaatkan bakat terbaik sebagai penembak terhebat sepanjang sejarah, sekaligus bisa lebih memercayai rekan-rekannya.
Hasilnya sangat efektif. Tujuan kami ingin bermain cepat dan membuat kekacauan di pertahanan lawan.
”Hasilnya sangat efektif. Tujuan kami ingin bermain cepat dan membuat kekacauan di pertahanan lawan. Itu terbukti berhasil dengan semua pemain terlibat dalam proses. Oubre bermain fantastis, juga Green. Perjalanan kami masih panjang, ini sedang dalam proses,” ucap Curry kepada TNT.
Dimensi lain
Namun, ”bola kecil” ala Kerr masih jauh dari kata sempurna. Seperti kisah-kisah terdahulu, kelemahan terbesar dalam sistem ini terletak di pertahanan, terutama ketika menghadapi pebasket bertubuh besar yang dominan.
Center Mavericks, Kristaps Porzingis, sangat merepotkan Warriors. Hanya dalam 25 menit dimainkan, pemain setinggi 2,21 meter ini menghasilkan 25 poin. Dia tidak terbendung dari area dalam maupun luar.
Dengan tinggi itu, tidak ada pemain Warriors yang mampu menjaganya. Green bisa mengimbangi fisik tenaga Porzingis, tetapi tingginya hanya 1,98 meter. Perbedaan jauh jarak tinggi dan rentang tangan itu membuat nyaman sang pemain raksasa.
AP PHOTO/TONY GUTIERREZ
Pemain Dallas Mavericks, Josh Green (8), berebut bola dengan pemain Golden State Warriors, Brad Wanamaker, dalam pertandingan NBA di American Airlines Center, Dallas, Kamis (4/2/2021) malam waktu AS atau Jumat pagi WIB.
Untungnya, Porzingis terkena masalah pelanggaran di kuarter ketiga. Dia ditarik keluar karena sudah mendapat lima pelanggaran. Ketika masuk di kuarter terakhir, momentumnya sudah hilang.
Ini menjadi permasalahan klasik ”bola kecil”. Penyerangan harus tetap terjaga agar bisa mengimbangi titik lemah di pertahanan. Jika tidak mampu membuat poin konsisten, kekalahan ada di depan mata.
Gaya menjanjikan ini masih akan ditampilkan Warriors hingga dua pekan ke depan sampai center mereka pulih kembali. Andai terus konsisten, ”bola kecil” yang dirindukan Curry ini bisa saja membawa Warriors menuju kisah manis baru. (AP)