Luis Suarez dan Atletico Madrid tidak tersentuh musim ini. Di titik tertinggi, Suarez bisa dengan jelas menikmati penyesalan Barcelona yang membuangnya pada awal musim.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
CADIZ, SENIN — Luis Suarez sempat terperosok dalam jurang kekecewaan akibat dicampakkan oleh Barcelona pada awal musim. Nasib buruk bomber Atletico Madrid ini berbalik. Setelah mengarungi separuh musim, Suarez justru bisa tertawa lepas dari ”menara gading”, sambil memandangi klasemen La Liga dan top skor sementara.
Brace atau dua gol Suarez mengantarkan Atletico menang atas tuan rumah Cadiz, 4-2, pada Senin (1/2/2021) dini hari WIB, di Stadion Ramon de Carranza. Kemenangan ini tak hanya menghasilkan tiga poin, tetapi juga mempertontonkan dominasi Suarez dan Atletico sebagai penguasa liga.
Dengan gol dari tendangan bebas dan penalti, sang striker asal Uruguay memuncaki daftar pencetak gol terbanyak sementara La Liga dengan 14 gol. Dia meninggalkan penyerang top lain, termasuk mantan rekannya, Lionel Messi (12 gol).
Saat bersamaan, Atletico semakin kokoh di puncak klasemen dengan 50 poin dari 19 laga atau separuh jalan kompetisi. Skuad asuhan Diego Simeone unggul 10 poin atas pesaing terdekat, Barca dan Real Madrid, dengan satu laga belum dimainkan.
”Hasil sejauh ini menggambarkan kerja keras semua anggota tim. Kami semua berada dalam tujuan dan pikiran yang sama, untuk mencapai sesuatu (juara). Di sini terlihat seberapa tinggi posisi kami,” kata Suarez, seperti dikutip Marca.
Suarez membuka keunggulan Atletico lewat gol spektakuler tendangan bebas dari jarak sekitar 30 meter. Tendangan pemain 34 tahun ini melengkung indah, bagaikan pelangi, masuk ke gawang Cadiz.
Tak cukup satu gol, Suarez memastikan kemenangan Atletico pada babak kedua. Lewat eksekusi tenang dari titik putih, dia mengamankan keunggulan ”Los Rojiblancos”, 3-1, pada babak kedua.
Striker berjuluk ”El Pistolero” ini mengakhiri laga dengan tawa yang begitu lepas. Tawa tersebut menghadirkan banyak makna. Selain karena menang dan bermain bagus, dia menunjukkan sedang bersenang-senang di Atletico. Kesenangan ini yang akan membawa penyesalan bagi Barca.
Hal itu mengingat Barca merupakan tim yang membuangnya begitu saja pada awal musim. Namun, mereka justru terseok-seok dalam persaingan liga. Sebaliknya, Suarez menikmati pemandangan itu dari menara gading, pos yang jauh meninggalkan tim-tim lain di sekitarnya.
Suarez, selepas laga, bahkan menyiratkan banyak berkah yang didapat setelah pergi dari Barca. Salah satunya, dia bisa kembali mencetak gol dari tendangan bebas. Sesuatu yang sulit dilakukan bersama bekas timnya.
Di Barca, ketika ada Messi, itu sangat sulit (mengambil tendangan bebas). Di Liverpool dan Uruguay, saya bisa mencetak gol. Sekarang saya lebih leluasa (menjadi eksekutor) dan mengambil kesempatan itu.
”Di Barca, ketika ada Messi, itu sangat sulit (mengambil tendangan bebas). Di Liverpool dan Uruguay, saya bisa mencetak gol. Sekarang saya lebih leluasa (menjadi eksekutor) dan mengambil kesempatan itu,” ungkapnya.
Musim ini, Suarez kembali pada performa terbaik. Dia menjadi senjata utama Atletico dengan gol setiap bermain 85 menit. Saking krusialnya, dia terlibat dalam satu dari tiga gol tim asal ibu kota Spanyol tersebut.
Meski baru setengah musim, rekor Suarez bersama Atletico nyaris melampaui catatan bersama Barca musim lalu. Sepanjang musim 2019-2020, dia hanya menghasilkan 16 gol, cuma terpaut 2 gol dibandingkan dengan saat ini.
Suarez meyakini, pertunjukan cemerlangnya belum selesai. ”Ketika striker sedang menikmati aksinya, Anda harus bisa mengambil keuntungan dari kesempatan ini. Tentu akan sulit melakukannya sepanjang musim, tetapi saya akan berjuang demi tim ini,” kata peraih ”El Pichichi” musim 2015-2016 tersebut.
Pengamat La Liga, Andy West, mengatakan, kepindahan Suarez merupakan hadiah terbesar bagi Atletico. Sebaliknya, Barca sangat rugi karena melepasnya kepada kompetitor juara. Bersama Suarez, Atletico menjadi tim yang berbeda. Mereka lebih lapar dalam menyerang dan mencetak gol.
”Perbedaan Atletico musim ini adalah mereka tidak cukup menang 1-0. Itu adalah mentalitas yang sangat berbeda. Mereka terus ingin mencetak gol. Jadi ketika kesulitan di pertahanan, mereka masih mampu menang,” kata Andy.
Pertempuran sengit
Meski menang cukup telak, Atletico mendapatkan perlawanan sengit dari Cadiz. Unggul lebih dulu lewat Suarez, skor langsung disamakan tuan rumah, 1-1, lewat tendangan striker veteran, Alvaro Negredo.
Tim asuhan Simeone menutup paruh pertama dengan gol dari gelandang Saul Niguez. Sang gelandang memanfaatkan umpan silang dari Thomas Lemar, semenit menjelang turun minum. Mereka pun kembali unggul, 2-1.
Beberapa saat kemudian, saat injury time, Cadiz nyaris mendapatkan penalti karena gelandang Atletico, Koke, menyentuh bola dengan tangan. Namun, wasit menganulir keputusannya seusai melihat video asisten wasit (VAR).
Justru pada babak kedua, Atletico yang mendapatkan penalti setelah Lemar dijatuhkan. Suarez dengan percaya diri tinggi mengeksekusi bola ke kanan gawang lawan. Tendangan itu sukses mengecoh kiper tuan rumah, Jeremias Ledesma.
Negredo lagi-lagi membawa masalah untuk pertahanan tim tamu. Dia menipiskan ketinggalan Cadiz lewat gol dari jarak dekat pada pertengahan babak kedua. Namun, gol itu tidak berarti banyak. Koke menambah keunggulan Atletico pada menit-menit terakhir laga.
”Laga ini sulit. Mereka bermain bagus dengan permainan dinamis. Mereka juga sempat mengancam setelah berhasil mencetak gol kedua. Untungnya kami bisa mengatasi hal tersebut. Saat ini, semua laga sangat penting bagi kami untuk mencapai tujuan,” kata Simeone dikutip AS.com.
Dengan hasil ini, Atletico menjadi tim pertama yang meraih 50 poin dengan hanya sekali kalah, di antara seluruh tim dalam lima liga besar Eropa. Hal tersebut menandakan konsistensi mereka di tengah banyaknya hasil mengejutkan musim ini. (AFP/REUTERS)