Meskipun belum ada kepastian Liga Basket Indonesia (IBL) bisa segera digelar kembali, para pemain tetap antusias berlatih. Mereka tidak sabar ingin kembali berkompetisi setelah vakum nyaris setahun.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Para pebasket Liga Bola Basket Indonesia (IBL) antusias menyambut kompetisi musim baru yang akan dimulai sekitar sepekan ke depan, yaitu pada 15 Januari 2021. Mereka tetap berlatih dengan motivasi dan intensitas tinggi, meskipun penyelenggaraan kompetisi belum mendapatkan lampu hijau dari pihak kepolisian.
Andakara Prastawa Dhyaksa, guard bintang Pelita Jaya Bakrie Jakarta, mengaku sudah tidak sabar untuk bisa segera bermain di IBL. Musim baru nanti adalah kompetisi pertama IBL setelah vakum sejak Maret 2020 lalu.
“Saya dan rekan-rekan sudah antusias banget. Gatal mau main. Tidak ada yang merasa biasa-biasa saja, apalagi untuk saya yang tahun lalu tidak main di PJ (Pelita Jaya). Sekarang, saya lebih semangat ingin bawa tim juara,” kata pemain berusia 28 tahun itu saat dihubungi Kamis (7/1/2021) dari Jakarta.
Sepanjang IBL musim lalu, Prastawa tidak bisa membela klub karena bergabung ke pemusatan latihan nasional jangka panjang. Karena itu, motivasinya kini sangat tinggi untuk bisa kembali berseragam Pelita Jaya.
Izin keramaian
Di tengah semangat menggebu, Prastawa tidak memungkiri sedikit cemas akankepastian nasib musim baru nanti. Hal itu mengingat hingga saat ini, pihak IBL belum mengantongi izin keramaian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Padahal, tanpa izin itu, kompetisi yang menggunakan sistem “gelembung” di Mahaka Square, Kelapa Gading, Jakarta, itu tidak bisa berjalan. Kondisi tersebut akan mengulangi rencana kelanjutan IBL musim lalu yang akhirnya dibatalkan pada Oktober 2020.
“Kami pasti ingin ada (kompetisi), tetapi ingin aman juga. Makanya, kami tidak mau berpikir lebih banyak soal itu (pembatalan). Kami fokus pada kemungkinan terbaik, yaitu tetap bermain, dan tidak mau santai-santai," ujar kandidat Most Valuable Player (MVP) IBL 2020 tersebut.
Kondisi akibat pandemi saat ini lebih mengkhawatirkan daripada sebelumnya. Mulai 11-25 Januari mendatang, wilayah Jakarta yang merupakan tempat penyelenggara akan kembali berstatus Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Adapun Jakarta berstatus PSBB transisi ketika liga dibatalkan pada Oktober lalu.
Kami sebenarnya butuh kepastian liga akan dijalankan. Takutnya seperti kemarin. Sudah ketok palu, tetapi tiba-tiba batal.
Tetap berlatih serius
Meskipun potensi pembatalan tetap ada, Jamarr Andre Johnson, pemain naturalisasi di klub Louvre Dewa United Surabaya, sama sekali tidak khawatir. Jamarr tetap berlatih serius demi tampil prima setelah absen semusim akibat cedera saat final IBL 2019.
“Saya hanya tetap mencoba untuk melakukan tugas sebagai pemain profesional. Juga, mengontrol apa yang bisa saya lakukan saja,” ucap peraih dua kali MVP final IBL tersebut.
Bagi Jamarr, ancaman tidak bisa bermain bukanlah hal baru. Sebelumnya, dia juga sempat dilarang tampil musim depan karena peraturan liga tentang pemain naturalisasi. Namun, masalah itu bisa terselesaikan setelah IBL merevisi peraturan tersebut.
Sementara itu, Pelatih Satya Wacana Salatiga Efri Meldi berkata, para pemainnya masih cemas, bahkan trauma, akan pembatalan liga.
“Kami sebenarnya butuh kepastian liga akan dijalankan. Takutnya seperti kemarin. Sudah ketok palu, tetapi tiba-tiba batal. Kekhawatiran ini memengaruhi semuanya. Kami memahami IBL bahwa mereka mau jalan (menggulirkan liga), tetapi izin tidak mudah pada kondisi seperti sekarang,” katanya.
Untuk mengatasi hal itu, Meldi hanya bisa memotivasi para pemainnya, yang musim ini didominasi para pemain muda, terus-menerus. “Kami selalu siap, apa pun hasilnya nanti. Kami harus jaga kondisi ke pemain. Kami juga menjalankan protokol IBL dan sudah melakukan tes usap kemarin,” pungkas Meldi.
Meniru keberhasilan NBA
Belajar dari NBA, peningkatan kasus Covid-19 seharusnya bukan masalah besar untuk penyelenggaraan kompetisi. Ketika NBA melanjutkan musim lalu, kasus positif juga sedang melonjak di wilayah tempat penyelenggaraan kompetisi, yaitu Florida.
Namun, tantangan itu bisa diatasi karena NBA menerapkan konsep “gelembung”. Konsep itu menjaga pemain dan pelatih dari dunia luar, begitu pun sebaliknya. Hal tersebut sama dengan IBL yang juga akan menerapkan sistem “gelembung”, di Mahaka Square.
Para pemain mengaku sangat nyaman dengan keputusan IBL memakai konsep “gelembung”. Meski belum menjalaninya, secara konsep, cara yang mengadopsi cara NBA itu dinilai sebagai solusi terbaik.
Pihak IBL juga sudah sangat siap menghadapi musim baru nanti. Mereka sudah mengeluarkan jadwal di pekan pembuka serta membagi divisi untuk 12 tim yang berlaga. Panitia hanya tinggal menunggu izin dari kepolisian.