Leicester City dan Manchester United gagal memberikan tekanan kepada Liverpool di puncak klasemen. Kedua tim harus puas bermain imbang 2-2 dalam laga pembuka Boxing Day.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LEICESTER, SABTU – Hasil imbang 2-2 dalam laga Leicester City kontra Manchester United, Sabtu (26/12/2020) malam WIB, di Stadion King Power, semakin membuka persaingan di papan atas Liga Inggris. Leicester dan MU, yang menghuni peringkat kedua dan ketiga ketika memulai laga Boxing Day Liga Inggris musim 2020-2021, berpeluang kehilangan posisi tiga besar.
Dengan hanya mampu menambah satu poin, Leicester mengumpulkan 28 poin dari 15 laga, sedangkan MU memiliki 27 poin setelah memainkan 14 pertandingan.
Kondisi itu membuat kedua tim gagal mendekati Liverpool yang menguasai papan klasemen dengan perolehan 31 poin. Liverpool berpeluang memperlebar keunggulan poin apabila mampu menumbangkan West Bromwich Albion pada laga yang akan berlangsung di Stadion Anfield, Minggu (27/12) ini pukul 23.30 WIB.
Sebaliknya, posisi Leicester berpotensi digeser oleh Everton dan Chelsea andai kedua tim memenangi laga Boxing Day pada Minggu dini hari tadi. Kemenangan yang diraih Everton, Chelsea, dan Tottenham Hotspur akan mengeluarkan MU dari posisi empat besar.
Penyerang tengah Leicester, Jamie Vardy, menilai, timnya telah bermain penuh dengan daya juang demi meraih poin setelah dua kali tertinggal dari skuad tim berjuluk “Setan Merah” itu. Hasil imbang itu sekaligus menghentikan kekalahan yang selalu diderita Leicester dalam empat duel terakhir melawan MU.
Di sisi lain, Vardy pun memahami timnya akan kehilangan posisi kedua dengan hasil imbang itu. Tetapi, lanjutnya, tim berjuluk “Si Rubah” itu memiliki dua laga dalam delapan hari ke depan, sehingga masih memiliki kesempatan untuk menghadirkan persangan dengan sang juara bertahan, Liverpool.
Kami senang mendapatkan satu poin. Kami telah menanti dua pertandingan selanjutnya untuk kembali menjaga persaingan di papan atas.
“Kami senang mendapatkan satu poin. Kami telah menanti dua pertandingan selanjutnya untuk kembali menjaga persaingan di papan atas,” ucap Vardy seperti dikutip BBC seusai laga.
Hingga pekan ke-15, Vardy telah mencetak 11 gol. Ia hanya berselisih dua gol dari penyerang Liverpool, Mohamed Salah, yang memimpin daftar pencetak gol terbanyak Liga Inggris musim ini.
Sementara itu, Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer kecewa anak asuhannya gagal membawa pulang poin penuh dari markas Leicester. Selain menciptakan dua gol, MU memiliki dua peluang emas yang didapatkan penyerang Marcus Rashford ketika hanya berhadapan dengan kiper Leicester, Kasper Schmeichel. Sayangnya, penyerang berusia 23 tahun itu gagal tampil tenang untuk memanfaatkan dua kesempatan itu dengan baik.
“Saya kecewa kami tidak menang hari ini karena memiliki banyak kesempatan besar yang seharusnya bisa menentukan laga. Satu poin bukan hasil yang buruk, tetapi melepaskan peluang meraih tiga poin melawan tim yang tangguh adalah sebuah kekecewaan,” kata Solskjaer.
Selanjutnya, Leicester akan bertandang ke markas Crystal Palace untuk menutup laga di tahun 2020. Sementara itu, MU akan kedatangan Wolverhampton Wanderers di Stadion Old Trafford pada 30 Desember mendatang.
Permainan identik
Untuk memperebutkan posisi kedua di papan klasemen, Leicester dan MU menampilkan permainan yang identik. Kedua tim memainkan zona pertahanan tinggi dan menekan lawan sesegera mungkin setelah kehilangan bola.
Dalam skema menyerang, Manajer Leicester Brendan Rodgers maupun Solskjaer menampilkan permainan bola pendek dan menjadikan sisi lapangan sebagai poros utama serangan. MU memanfaatkan dua pemain sayap Luke Shaw dan Daniel James, yang berkolaborasi dengan dua penyerang yang bermain melebar, yakni Marcus Rashford dan Anthony Martial.
Adapun Leicester menjadikan dua gelandang sayap, Marc Albrighton dan Harvey Barnes, sebagai pembuka ruang bagi penyerang tengah, Vardy, yang berhadapan langsung dengan trio bek tengah MU, Harry Maguire, Eric Bailly, serta Victor Lindelof.
Dalam laga di Stadion King Power itu, MU untuk keempat kalinya di musim ini memulai laga dengan unggul lebih dulu. Rashford mencetak gol keenamnya di Liga Inggris edisi 2020-2021 lewat sepakan terarah yang mengecoh Schmeichel, di menit ke-23.
Gol itu tercipta berkat kejelian gelandang, Bruno Fernandes, yang menyontek umpan Daniel James, sehingga mengubah arah bola dan mengecoh dua bek Leicester. Alhasil, Rashford yang lolos tanpa kawalan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencetak gol ke-50 bagi MU di Liga Inggris.
“Si Rubah” hanya butuh delapan menit untuk menunjukkan tajinya sebagai salah satu tim papan atas di musim ini lewat gol penyama kedudukan yang dicetak Barnes di menit ke-31. Barnes menciptakan gol lewat tendangan keras kaki kiri dari luar kotak penalti MU.
Itu adalah gol keempat Barnes dari 13 laga di liga kampanye musim ini. Pemain berusia 23 tahun itu menjadi pemain kedua dengan koleksi gol terbanyak bagi Leicester di Liga Inggris. Hanya Vardy yang memiliki catatan gol lebih banyak dari Barnes.
Di babak kedua, “Setan Merah” kembali unggul. Kali ini, kolaborasi penyerang pengganti, Edinson Cavani, dengan Fernandes membantu gelandang serang asal Portugal itu untuk membawa MU memimpin di menit ke-79. Itu adalah gol ke-10 Fernandes di Liga Inggris musim ini. Tetapi, Leicester kembali mampu menyamakan kedudukan lewat gol bunuh diri Axel Tuanzebe di menit ke-85.
“Itu adalah pertandingan yang seru karena penampilan luar biasa dari dua tim menyerang. Bagi saya kami tampil lebih baik dan menampilkan mentalitas tangguh untuk meraih poin yang pantas kami dapatkan,” kata Rodgers. (AFP)