Milan hanya butuh satu kemenangan untuk menutup tahun 2020 sebagai pemuncak klasemen Liga Italia. Capaian itu akan mengulangi prestasi saat ”I Rossoneri” terakhir kali merebut ”scudetto” pada musim 2010-2011.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
MILAN, SELASA — Laga lawan Lazio di Stadion San Siro, Kamis (24/12/2020) pukul 02.45 WIB, menjadi kesempatan emas bagi AC Milan untuk mengulangi prestasi sepuluh musim silam, menduduki posisi puncak klasemen di jeda Natal dan Tahun Baru. Tim berjuluk ”I Rossoneri” itu wajib mengunci raihan tiga poin untuk mengakhiri tahun 2020 di puncak klasemen.
Terakhir kali Milan duduk di posisi satu saat libur Natal dan Tahun baru terjadi pada musim 2010-2011. Milan pun melaju meraih scudetto ke-18 di pengujung musim tersebut. Itu adalah prestasi terakhir Milan di Liga Italia sebelum Juventus mendominasi perolehan scudetto dalam sembilan musim.
Untuk menguasai liga di masa jeda kompetisi akhir tahun, Milan butuh kemenangan atas Lazio. Milan hanya berselisih satu poin dari rival sekota, Inter Milan, yang membuntuti di peringkat kedua dengan perolehan 30 poin. Meraih poin penuh dalam duel melawan Lazio juga membuat skuad asuhan Stefano Pioli layak dinobatkan sebagai tim terbaik Milan satu dekade terakhir. Hingga pekan ke-13, Milan belum terkalahkan dengan 9 kali menang dan 4 kali imbang.
Sementara itu, tim Milan yang meraih scudetto pada 2010-2011 memasuki jeda kompetisi musim dingin dengan menelan tiga kekalahan dari Cesena, Juventus, dan Roma.
Selain mengulang prestasi satu dekade silam, hasil ini adalah wujud nyata keberhasilan revolusi yang dihadirkan Pioli. Capaian Milan akhir tahun ini berbanding terbalik dengan prestasi klub itu pada laga terakhir sebelum Natal 2019. Ketika itu, Milan tumbang 0-5 dari Atalanta dan menduduki papan tengah liga.
Kehadiran Zlatan Ibrahimovic pada Januari 2020 kemudian terhentinya kompetisi akibat pandemi Covid-19 memberi waktu bagi Pioli menghadirkan harmoni antara pemain senior dan muda Milan. Sejak Juni 2020, I Rossoneri memainkan 34 laga dengan hanya satu kali kalah ketika tumbang dari Lille di fase grup Liga Europa, 5 November.
Oleh karena itu, Pelatih Milan Stefano Pioli tidak menyembunyikan hasratnya untuk memberikan kado Natal indah bagi fans Milan dengan menduduki posisi puncak di pengujung 2020. Ia menekankan, skuadnya berambisi menumbangkan Lazio di laga kandang terakhir di tahun ini.
”Bagi kami, setiap pertandingan wajib meraih tiga poin. Kami akan selalu mengejar kemenangan dan belum puas dengan yang diraih musim ini,” ujar Pioli, Selasa (22/12/2020).
Kehilangan bintang
Namun, misi Milan meraih tiga poin tidak akan mudah. Pioli belum bisa memainkan pemain andalan, seperti Ibrahimovic, Franck Kessie, Simon Kjaer, Sandro Tonali, dan Ante Rebic.
Kehilangan Ibrahimovic, yang tengah memulihkan cedera, dan Kessie, yang menerima akumulasi kartu kuning, menjadi pukulan telak bagi Milan. Kedua pemain itu adalah sosok sentral dalam taktik Milan di bawah Pioli. Ibrahimovic telah mencetak 10 gol di Liga Italia musim ini, sedangkan Kessie adalah pemimpin di lini tengah Milan.
Sejak tiba di San Siro, musim panas 2017, Kessie hanya absen di 8 laga. Pada kedelapan laga itu, I Rossoneri hanya meraih dua kemenangan saat menghadapi Sampdoria pada 2017-2018 dan Genoa pada 2018-2019.
Pioli mengakui, dirinya perlu memutar otak lebih keras untuk menemukan alternatif demi menutupi kehilangan sejumlah pemain inti. Pada laga melawan Sassuolo, akhir pekan lalu, misalnya, Pioli memilih tidak bermain dengan penyerang tengah dengan menempatkan Rafael Leao sebagai false 9 untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Ibrahimovic.
”Kami akan kembali mencari pendekatan formasi baru untuk memaksimalkan pemain yang tersedia,” kata Pioli seperti dilansir La Gazzetta dello Sport edisi Selasa.
Dalam sesi latihan terakhir, Selasa, Pioli mencoba alternatif formasi dengan mengorbankan pemain sayap, Hakan Calhanoglu, untuk mengisi salah satu posisi di posisi gelandang. Pemain sayap belia, Jens Petter Hauge, telah disiapkan Pioli mengisi posisi Calhanoglu untuk memperkuat serangan Milan di sisi lapangan. Selain itu, gelandang serang pinjaman dari Real Madrid, Brahim Diaz, akan kembali dipercaya menopang Leao sebagai gelandang serang.
Menurut mantan Pelatih Milan Fabio Capello, harmoni di dalam tubuh Milan menjadi kekuatan anak asuhan Pioli untuk bersaing merebut scudetto di musim ini. Menurut Capello, I Rossoneri hanya perlu membuktikan mampu keluar dari masa-masa sulit di dalam kompetisi yang panjang, seperti badai cedera, untuk menjaga persaingan di papan atas.
”Pioli telah menampilkan Milan yang bermain indah, penuh kesenangan, sekaligus konsisten meraih kemenangan. Tim Milan yang diperkuat sejumlah pemain muda telah semakin dewasa berkat memanfaatkan situasi laga tanpa penonton yang membuat mereka mampu tampil tanpa tekanan,” kata Capello yang mempersembahkan scudetto ketika melatih Milan pada periode 1991-1996.
Sementara itu, Lazio hadir di San Siro dengan kepercayaan diri tinggi setelah meraih tiga poin atas Napoli di pekan ke-13. Meskipun masih tertahan di peringkat ke-8, Lazio optimis bisa memberikan perlawanan dan berusaha membawa pulang poin dari markas Milan.
Penyerang Lazio, Ciro Immobile, mengungkapkan, rekan setimnya tengah bersemangat untuk mengulangi kemenangan penting atas Napoli.
”Menang atas Napoli tidak hanya bernilai tiga poin, tetapi memberikan pula dorongan untuk peningkatan psikologis kami. Kami telah mengalami momen buruk di musim ini, tetapi kami yakin dengan kondisi mental yang membaik akan membantu kami selalu berjuang meraih kemenangan,” kata Immobile seperti dikutip Corriere dello Sport. (REUTERS)